scorci

jam 11 malam deka menculikku untuk ngupi-ngupi. well (cinta laura mode on*) sebenarnya aku yang memaksa deka untuk menculikku. kami berdua juga tidak berakhir di depan secangkir kopi. aku minum peach tea sementara deka caramel tea. hhh… beruntungnya orang yang memiliki perusahaan teh itu karena kami bukan coffee goers. berawal dari pertanyaan: “kita nggak akan ngomongin masalah kantor di sini kan?”

maka mengalirlah pertanyaan selanjutnya: jadi, bagaimana kehidupan seksualmu?

kami berdua adalah sepasang single. deka single beneran by choice, sementara aku single by accident. single parent tepatnya. huahahahaha…

sebenarnya, maksud deka menanyakan tentang kehidupan seksualku, bukan karena dia ingin mendapat cerita panas di malam yang agak dingin. maksudnya adalah, siapa pacarku sekarang, apakah aku mencintainya. yah, pertanyaan semacam itulah. deka memang tidak terlalu pandai mengungkapkan isi hatinya dengan kata-kata. dia lebih ekspresif ketika bernyanyi. bayangkan, disaat sedang hot-hotnya ngobrol, sempat-sempatnya dia meladeni permintaan mas pianis (yang aku rasa hanyalah basa-basi) untuk bernyanyi. kupikir cuma satu dua lagu, dia menyanyi hampir 6 lagu. atau malah lebih??

oke, mari kita hitung. diawali dengan: di bawah sinar bulan purnama, lalu endless love, terus when i fall in love, lalu kissing a fool, terus do you know where you going to, lalu masih ada lagi, mmmmm…. mmm… here there and everywhere. jadi, totalnya adalah 6 lagu. tuh kan, 6 lagu. luar biasa sekali kaw dek. untung suaramu agak bagus. jadi kumaafkanlah.

ok, kembali ke topik pembahasanku malam ini dengan deka. we’re talking about love. bayangkan, dua orang yang tidak mengerti apapun tentang cinta, membicarakan cinta. owh… pathetic. idenya tentu saja dari deka. dia baru saja menghadiri sebuah perhelatan perkawinan. tentunya mengharukan dong, mengingat dia belum pernah mengalaminya. lalu deka menjadi lebih sensi dari biasanya. menurut deka, pernikahan adalah batas akhir dari sebuah cinta, dimana seseorang tidak lagi memikirkan adanya batasan antara dia dan orang yang dicintainya. lalu mata deka menerawang, mungkin nggak ya, suatu saat aku akan sampai di titik itu. menerima seseorang apa adanya, tidak mempertanyakan keberadaan satu sama lain. memejamkan mata dan percaya saja tangannya akan dituntun kemana. ooowwwwhhhh…

aku dan deka sedang bingung. kami sedang menghadapi bidang penumbra. ingat pelajaran smp atau sma gitu, tentang gerhana matahari? pada saat terjadinya gerhana, ada bidang yang tertutup sepenuhnya sehingga menjadi gelap, ada bidang yang tidak tertutup sama sekali oleh bayangan bulan, dan ada bidang yang antara tertutup dan tidak tertutup. haduuuhhh… bahasa gampangnya adalah bidang abu-abu deh.

aku dan deka bingung masalah pekerjaan, penghasilan (hehe, harusnya yang bingung bukan kita ya, tp yg ngegaji kita), masalah cinta, dan masih banyak lagi. apa bener perasaan cinta itu bisa benar-benar tulus, murni, tidak melibatkan kepentingan lain di luarnya, seperti nafsu, keinginan berlebihan tentang sebuah masa depan, ketergantungan? apa iya, cinta itu nggak bisa selesai hanya dengan, aku mencintaimu, kebutuhanku untuk mencintai sudah terpenuhi, aku tidak berharap apapun darimu. sudah. apa iya nggak bisa seperti itu?

sampai jam 1 malam dan mbak mas waiternya mulai gusar karena kita nggak pulang-pulang, aku dan deka masih tidak bisa menemukan jawaban dari semua pertanyaan kita.

malam ini diakhiri – seperti juga diawali – dengan pertanyaan deka: kita tadi ngomongin apa sih? hehehe… kita nggak perlu ngomongin apapun kok dek. nggak ada yang perlu dimengerti dari semua pembicaraan kita. yang jelas. dengan siapapun kamu, aku, kita, satu hal yang nggak akan berubah, aku bahagia masih memiliki perasaan cinta. termasuk sama kamu, yang tiap kali aku ke jogja selalu siap kuculik dan kupaksa bercerita.

← andini
angel of mine →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Wah kamu ini….
    Aku bilangin ya. Mas pianis itu nggak basa-basi lho. Sungguh! Ini bukan kali pertama soalnya aku mengadakan mini konser (yang sepihak) di kafe itu!Hehehe…
    Sebenarnya aku hampir saja menyanyikan lagu yang ke 7. Cuman aku sudah bete, karena mas pianisnya salah2 terus mainnya! Ya gimana yaa… Tadinya mau aku ambil posisi dia sebagai pianis itu.Tapi seperti katamu sebelum kita sampai di kafe itu, kalo aku nggak boleh memperlihatkan pada dunia, kalau selain ganteng, cerdas, baik dan pintar menyanyi, aku juga bisa bermain piano.. Nggak baik terlalu show off… HAHAHAHA!

  2. Love equally share…
    memang idealnya cinta ya cinta aja gak ada yang lain..
    kita atau siapapun orang yang kita cintai sudah mencukupi kebahagiannya sendiri dan kita hanya melengkapi…hehehe

    akhirnya Cinta?
    Love has it’s own seasons, own purpose..and you the one who could decide the goal of your love..to heal a wound , to life better, or just to be feel love and loving in return…it could be for a reason, for a season or for a lifetime! you choose… just be-love..ask for it and receive it…selamat menjadi Cinta…

  3. Uuuhh.. manusia bernama Fr3y ini, hobinya pake bahasa Inggris, jadi mesti membuatku 2 kali membaca…
    Iya, aku akan menjadi cinta itu sendiri. Jadi nanti, kata-katanya bukan: Fr3y mencintai Dian atau Dian mencitai Fr3y, tapi Fr3y men’dian’i…
    qiqiqiqi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →