PATAH HATI

Nggak kehitung berapa kali aku patah hati. Dari mulai yang patah hati beneran sampai patah hati yang dibuat-buat sendiri. Pernah denger, kayak apa patah hati yang dibuat-buat sendiri? I’ll tell you later. Sekarang mau nulis patah hati yang beneran aja. Mumpung momennya pas. Pas lagi patah hati. Pas lagi dengerin One Last Cry-nya Brian McKnight. Orang patah hati mana coba, yang lagunya bukan lagu ini? See? Standard banget kan?
Hari ini, dengan kekuatan baja dan besi (bukan kayak hatinya Mulan Jameela di lagu Wonder Woman) aku menyusun kekuatan. Memberanikan diri nanya sama orang yang lagi aku senengin. Soalnya udah terlalu lama nunggu dan membiarkan perasaanku tergantung-gantung tanpa jawaban. Gimana mau terjawab, kalau ditanyain juga enggak! Bodoh!
Dia : What’s your sign again? Leo or Cancer? (see? Orang masih percaya aja sama zodiak)
Aku : Cancer
Dia : And Dragon?
Aku : Yup
Dia : So, you’re cancerian dragon.
Terus dia menyebutkan sifat-sifat cancer dragon yang menurutku bagus-bagus. Wuah… senangnya. Terus dia ngasih aku alamat website tentang shio dan zodiak. Tentunya langsung dibuka dong. Whua… luar biasa lengkap. Ada pasangan sahabat yang cocok, keuangan, pasangan cinta yang pas, liburan bagusnya kemana, sampe ke celana dalam bagusnya yang berenda atau warna perak segala.
Aku : 1972, apa shio-nya
1972 adalah tahun kelahirannya.
Dia : Rat
Aku : Wah, kita bisa jadi sahabat yang cocok lho.
Dia : How do you know?
Aku : I’m exploring the site.
Dia : Great.
Aku : Kita bahkan pasangan cinta yang juga pas.
Dia : Ya, we’re perfect match.
Aku : Are you in a relationship?
Dia diem agak lama. Aku pergi meninggalkan PC, menyusun kekuatan untk melihat jawabannya yang sudah hampir pasti positif. Aku yakin banget dia udah punya pacar. Karena aku tahu I’m simply irresistible. Zodiak dan shio-ku kalau dicampur bakalan menjadi sebuah perpaduan yang nggak nahanin. Uhuyyy… Dan dia tidak juga mendekat ke arahku, walaupun udah dikasih tanda banyak banget. Artinya, dia memang tidak menyukaiku. Atau, kemungkinan terbaiknya adalah, dia menyukaiku tapi lebih menghormati komitmen yang lagi dijalaninnya. Hhh…
Dan kemungkinan kedua yang ternyata benar.
Dia : Yes. Long distance relationship.
Dan di sebelah kiri dan kanan sudah siap dua pendamping yang menjagaku kalau pingsan. Mereka langsung memelukku. Rani dan Nina. Thanks girls… appreciated it a lot.
Aku : How long have you been with your partner?
Dia : 4 years.
That’s the answer. Dan saat itu juga. Patahlah hatiku. Aku bilang sama dia, kalau dia sudah mematah-matahkan hatiku. Tapi itu bukan salahnya sama sekali. Bukan salah dia kalau dia menarik. Bukan salah dia kalau aku tertarik. Bukan salah dia juga kalau aku tiba-tiba muncul dan menyukainya. Aku juga nggak ngerti siapa yang harus kutuding untuk rasa sayat yang ada di jantungku. Bingung kalau mesti mencari terdakwa untuk perasaan yang aku nggak pernah berharap akan datang ini.
Malam ini berakhir di Excelso. Kopi oreo, pisang split, bitterbalen keju, salad daging keju dan Frey. Iya, dia yang harus bertanggung jawab nemenin aku. Dan malam ini adalah semua tentang aku. I’m doing my monologue. Biasanya Dia yang bermonolog padaku, menceritakan banyak hal yang dilakukannya, yang dipikirkannya, yang diharapkan, impiannya, masa lalunya, tapi bukan tentang kekasihnya. Semua yang diceritakannya membuatku bermimpi. Membuatku semakin tenggelam dan enggan terbangun.

Udah gitu, patah hatinya masih ditambah lagi di excelso. Tim Piala Thomas kalah. Nggak masuk final. Pengin marah. Pengen banting-banting gelas, tapi nggak bisa. Pasti ntar duit buat bayar gelas yang aku pecah-pecahin lebih mahal daripada makanan yang aku pesan. Jadi, keputusan akhirnya adalah, menelan semua patah hati.
Kalau lagi kayak gini, semua kalimat nggak ada yang masuk. Semua petuah bijak dari Rani dan Frey cuman lewat aja. Eh, tapi ternyata enggak. Ada pesan moral yang diomongin sama Ivana Lie dari mulutnya Frey. Dia kebetulan baru aja ketemu sama serombongan pebulutangkis hebat itu di Kudus. Di Djarum. Waktu itu, Frey bilang, ada junior yang nanya sama Ivana, “Gimana sih mbak, supaya kita bisa mengalahkan ketakutan kita untuk menang?”
Tadinya kupikir pertanyaan ini adalah pertanyaan aneh. Tapi ternyata ini adalah pernyataan yang memang aneh. Dimana-mana adanya, ketakutan kalah, nggak jadi juara, nggak jadi dapat bonus, malu, sia-sia. Ternyata ada juga perasaan takut menang. Dan itu yang membuat para pebulutangkis, atau entah atlit apa lagi, atau mungkin juga setiap orang yang pernah menghirup oksigen di dunia ini merasakannya.
Iya. Pernah nggak sih, merasa takut nembak seseorang, hanya karena takut kalau jawabannya iya, terus kita sendiri malah bingung mesti ngapain setelah itu. Atau, ketakutan kita kalau diterima di kantor baru, hanya karena kita belum ngerti suasana kerja, orang-orangnya, dan apa yang akan kita hadapi di sana. Pernah kan? Pernah kan? Kebetulan aja, kata-kata menang paling banyak digunakan sama atlit. Nah, ternyata jawaban Ivana sungguh nancep di telingaku saat ini.
“Kita nggak usah mikirin hasil akhirnya. Mau kalah, mau menang, itu urusan nanti. Pikirin aja, gimana caranya kita dapat 1 point dari lawan.”
Yup. One step in a time. Kita nggak lagi main lompat galah, yang mengharuskan kita memakai tongkat yang tingginya 2-3 kali tinggi badan kita, lalu meloncat hanya untuk jatuh lagi kan? Hehe.. lucu juga kali ya, kalau lompat galah itu, sebenernya tidak ditujukan untuk jatuh ke kasur lagi, tapi untuk meraih sesuatu yang ada di atas. Buah kesemek misalnya? Atau laptop 12 inch yang sedang kuincar? Wah, dijamin olah raga Panjat Pinang bakalan nggak laku. Hehe…
Iya, sekarang aku seharusnya sudah merasa lega. Nggak nangis, nggak mellow, nggak blue. Aku sudah melalui tahapan yang seharusnya kulalui. Aku sudah mendapatkan satu poin dari lawan. Bahwa tiba-tiba waktunya habis, bukan salahku kan. Sebentar… bulu tangkis itu nggak pake timer ya? Oke, gini aja, aku sudah mendapatkan poinku dengan bilang sama dia kalau aku menyukainya. Aku dapat poin di situ. Tapi ternyata lawanku juga memiliki pemikiran yang sama. Bahwa dia harus mencuri poin dari lawan. Sayangnya, dia tidak sedang melawanku, karena aku bahkan nggak ada di lapangan sebelahnya. Dia sedang melawan dirinya sendiri seperti dalam olah raga squash, atau sedang melawan orang lain yang aku nggak kenal. Jadi, selama ini aku sedang melawan hantunya.
*kabur*
Aku mulai ngaco.
Ok, the poin is, aku tidak menang kali ini. Tapi juga bukan berarti aku kalah. Pertandingan ini sedang ditunda karena force majeur. Tidak ada yang bisa disalahkan. Tapi begitu kondisi memungkinkan, maka aku akan bertanding lagi. Semoga pada saat pertandingan yang berikutnya nanti, aku tidak melawan musuh yang kubuat-buat sendiri seperti sekarang ya.
Hhh…
Pesan moral dari edisi ini adalah, besok lagi, kalau mau jatuh cinta adalah, pastikan orang yang kita cintai sedang dalam kondisi yang memungkinkan untuk membalas cinta kita. Jangan sampai keduanya jatuh cinta, tapi salah keadaan.
Yak, selamat malam sakit hati, patah hati, dan mimpi buruk.

← long weekend hilite
pekerjaan radio harus penyiar ya? →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. “Oke, gini aja, aku sudah mendapatkan poinku dengan bilang sama dia kalau aku menyukainya. Aku dapat poin di situ.”

    Maksudnya gimana sih bu? So what’s the purpose of gaining points in this case? Points of losing? Points of winning? You didn’t even win or lose, rite? *ga mudenk beneran*

  2. artinya, berani ngomong suka aja, artinya kita udah berani berproses, artinya, diterima atau enggak, kita udah dapat satu poin.
    poin untuk keberanian ngomong. hehe

  3. yg jelas sih jeng ….

    kita ga tau perasaan target kita seperti apa, dan jalan terakhirnya ya ituh … coba ungkapin perasaan kita dan liat apa jawabannya …

    tapi … kita juga mesti siap apa keputusannya …

    *sambil dengerin Lost – Michael Buble …

  4. kalau mau jatuh cinta adalah, pastikan orang yang kita cintai sedang dalam kondisi yang memungkinkan untuk membalas cinta kita. Jangan sampai keduanya jatuh cinta, tapi salah keadaan.????who knows???

  5. kita tanyain dari awal jeng. begitu ketemu orang, kayaknya ada ciri bakalan jatuh cinta sama dia, langsung aja todong: “PUNYA PACAR/SUAMI/ISTRI GAK??” kalo jawabnya iya, segera palingkan wajah. hehehe

  6. ada gag seseorang yang pernah ngerasain patah hati kayak aku

    selalu jatuh hati yg bener2 sm orang yg salah !!!

  7. haDoh,,,qaCaU* daAh!!!!!!!
    cEdiih beUdz,,,,
    maO naNgiiZ,,,
    taPii aeR maTA GUW DAaH ABIeZ!!!!!

    gEne x yeE raZa nAH beNEr* cinTa mAh oRang,,,,
    cEmuh raZa tUh jD saTu,,,,,
    anjing gw biNgung banget NEuH,, , ,

    heLP ME PLEASE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  8. patah hti g deah
    cz pzti smua orangk prnah ngalamin ptah hti wajar se lw orangk prnah ptah hti cz twuh udah kodratx tp kngan smpe
    virus yg mematikan twh dteng g sma q cz kapok ahk…1 kli j udh ckup…jd mulai dr skrang WASPADA sma CINTA…oce…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →