Ubud Writers & Readers Festival

Dari sejak pulang dai Ubud Writers & Readers Festival sampe detik ini, belum sempet banget nulis oleh-oleh. Hmmm… sok sibuk.


So, here what I got from the island of God:

  1. Belajar bahasa Inggris, gila!!! Kayak orang bego kan di sana! Ngertinya bahasa Inggris cuma yang standard-standard doang!!!
  2. Di kelas Inside the Sex Trade, ada fakta mengerikan yang bikin miris. Di Indonesia kurang lebih… ( I believe lebih dan lebih) 9 juta orang berbelanja seksual di brothel atau di jalanan. Padahal penjualan kondom nggak setinggi itu. Ada pemuka agama yang bangga banget bahwa ternyata mental kaumnya tidak buruk karena angka penjualan kondom yang tidak tinggi. Owh… give me a break!! Hypocrite!! Eh, kok jadi negative sih. I mean, bener juga apa yg dibilang sama Elizabeth Pisani. Jangan bahagia dulu liat data. Compare sama faktanya. Fakta bahwa yang terkena virus HIV nambah terus. Hiks…
  3. Bareng sama Butet Manurung dan Helena… lupa nama belakangnya, dapat kata-kata bagus. We all born to buy. Iya. Dari kecil kita udah dicekokin sama iklan. Padahal sebenarnya yang kita butuhkan bukan itu semua. Globalization means global unsatisfaction, global bussines. Hidup jadi unhappy karena tetangga kita punya lemari es yang juga bisa menyimpan makanan hangat, sementara lemari es kita sudah mandul dan nggak sanggup lagi membuat air menjadi tegang, tidur kita nggak tenang karena di kantor sedang ada promosi kredit laptop baru, anak-anak mulai ikut-ikutan panas ketika teman-temannya sudah memiliki perangkat games baru sementara mereka masih menggunakan yang lama. Iya, nggak happy lagi hidup kita. Belum lagi efek globalisasi lain yang lebih kasat mata, cancer, pollution and crime. Hallo!! Masih di sana? Bandingkan dengan orang-orang di pedalaman Jambi yang merasa sangat cukup memiliki 2 baju. Satu untuk dipakai dan yang lain untuk dicuci dan dijemur. Eh… nggak boleh membandingkan apel sama jeruk ding ya.. Hehe… Peace!!
  4. Dari kelasnya Ayu Utami dan Camilla Gibb, dapat penekanan that plurality is great. Religion, spiritual and cultural can be mix or walk together. But… in the different speed. Jadi, biarkan keragaman ini menjadi indah.
  5. Jum’at malam, 17 Oktober ketemu Kang Ahmad Tohari. Dari beliau kecatet banget kalimat ini, Jangan cuma nulis di pheriperal aja. Dalami segala sesuatu yang akan kita tulis. Walaupun itu cuma sebuah cerita pendek. Tetap selami!

Aduh… udah kepanjangen nulisnya. Besok lagi ya. Satu hal lagi yang pengen dibagi dengan narsis. Di Ubud selain dapat ilmu, juga dapat foto dan tanda tangan dari Ayu Utami dan Andrea Hirata. Qiqiqi… teteup… narsees!!

Terus, dapat temen-temen facebook baru, Shamini, Elizabeth, Zulaika, bu Debra… siapa lagi ya?

Well, in this case of Bali thing, i’d like to thanks to my sponsors:
Goldfish down under
Rahma dan Reni for the room
Shantoy for the pick & drop. Dapat penumpang lain kan, abis dari bandara?
Siapa lagi yang belum kesebut??

Ohya… tambahan wish list lagi. Tahun ini boleh jadi cuman jadi reader di UWRF, tapi maksimal tiga tahun lagi, mesti jadi invited writer di sana. Yay!!! Setuju Rahma??

Psssttt… tambahin lagi, karena nggak ada foto mbak berbaju ijo yang punya masalah “besar” maka kita pasang foto narsis kita di karnaval jl. Gootama itu ya.. hiks..

Yang dimaksud ijo itu bukan aku yaaa 😛

← enjoy the silence
Laskar Pelangi II →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. beneran ya…3 tahun lagi lho!

    hari ini semua koran memuat dirimu
    soal anak jalanan nonton laskar pelangi
    tentang radio female semarang …
    tentang bagi2 sepatu..
    hehehehhe…
    memang dian yang tak pernah kunjung padam…

  2. Amin amin amiiiinnn…
    Terima kasih dukungannya Roger.
    *mulai nangis dan melambaikan pergelangan tangan ala Miss Universe*

  3. ahahaha iyo bu de….
    tapi lebih asyik jadi volunteer. cobain deh (gak perlu cari ekstra bed segala) xixixixi :p

  4. Hahaha…
    Rahma ya?
    Setuju gw!
    Mana gw keseret2 bawa kasur dan segala perlengkapan tidur.
    Hahaahahahaaa….
    Dian, emang nyusain bgt lo di Bali.
    Hehe..
    Peace! Ampun..Ampun… Gw tulus kok…

  5. waaaaaaa mbak santoy!!! dapet salam tuh dari si mbak baju ijo waktu di carnaval street di jln gotama tuh. ahahahaha
    (untung si bu de nggak memuai ya? kalau memuai kan repot… bisa2 kamarnya nggak cukup!) wueh :p~

  6. waaa mbak santoy! dapet salam tuh dari mbak baju ijo yg di karnaval streetnya jln gotama. (untung si bu de nggak ikut2an memuai ya..kalo memuai repot. bisa nggak muat tuh kamar) ahahaha ;p~~~

  7. Hahahahahaaa….
    Rahma..Please dong jgn inget2 Mbak Ijo.
    Jl. Gotama atau Gootama sih?
    Ah.. aneh2 aja.
    Piye kabar’e mbak?
    Omong2, kok kita pake blognya Dian buat message2an?
    Hahaha…
    Numpang ya Bu Dian!
    Makasih lho..

  8. Jl. Gootama Polos yang bener Toy!!!
    Hahaha… baju ijo!
    *psssttt… biarpun gak liat, tapi pura-pura paham*
    Eh, aku punya foto kita bertiga, ditambahin aja ke web apa ya???

  9. iya sampe ngetik 2 kali lo. hehe ga papa ya bu de….
    wah sayang sekali fotonya nggak da si baju ijo. :p tapi gpp tambahin aja ntar q ikutan donlod.. *ehmm*

  10. Boleh tuh ditambahin.
    Dian gantiin si Mbak Ijo versi lg kempes.
    Wuahahahahaaa…
    Hey Yan, inget gw Jl. Gootama Polos.
    Halah, Bali ada2 aja yak…
    Anyway, masih inget kunang2 di sawah nih samping kebon teh bo’ongan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →