your partner is what you are.

Ah, masa’ siihh? Tadinya juga aku nggak percaya. Tapi setelah seharian kemaren terus menyalakan ym yang terhubung dengan Picos dan memperbincangkan hal ini, jadi agak yakin juga. Selain itu, merunut juga waktu beberapa minggu lalu reunian kecil sama temen-temen kom undip di Plangi, jadi inget obrolan di sana.
Kenapa coba jadi ngomongin partner, while I’m no longer have partner?

Jadi judulnya kemaren ketemu temen yang udah lama banget nggak ketemu. Hehe.. dulu nggak deket-deket amat, sekarang apa lagi. But we talked. Terus dia seperti kebanyakan orang lain bilang, “Owhhh… so your single again, I’m sorry to hear that. Pasti hidup lu dramatis banget yak?”
Hahaha… c’mon… Kenapa sih orang berpikir kalau ada orang yang memutuskan untuk re-single terus hidup jadi tampak dramatis dan menyedihkan buat dia. Kenapa lalu dipikir kita butuh shoulder to cry on. Coba ngobrol sama Dewi Lestari dan Demi Moore deh…

Hihi… jadi pengen ketawa sendiri, jangan-jangan sebenernya kata-kata itu untuk dirinya sendiri. Karena (again) di salah satu reuni itu, ada temen yang bilang: Dian, if only I could buy your place, I’d rather be there. Hehehe…
Jangan lah! Karena nggak semua orang sama. Samuel Mulia juga pernah nulis tentang re-single ini. I believe he has lots of re-single friends over there. Jadi dia paham banget, gimana lepasnya ketawa mereka setelah beban yang itu berhasil dilalui.

Nah, sekarang balik ke judul. Kenapa your partner is what you are. Semalem ngobrol sama si Kacrut. Dengan suara bangun tidurnya, dia bisa memberi pencerahan juga. Dia sangat setuju sama pendapatku yang nggak orijinal sama sekali itu. Dia bilang, itulah kenapa gue putus sama si X. Bukan ngomongin siapa yang lebih baik dari siapa lho. Tapi berarti kita berdua pada masa itu memang tidak compatible.
Terus abis itu kita melihat orang tua masing-masing. Bapak dan ibuku adalah pasangan yang luar biasa hebat. Sama-sama nggak punya rasa cemburu, sama-sama mudah marah, sama-sama cepat selesai kalau marah, dan saling mencintai seperti gila. Waktu aku datang dalam keadaan terburuk, tidak ada keduanya menamparku. Mereka saling bergenggam tangan menguatkan.
Sementara mama dan papanya si Kacrut, juga seperti itu. Si mama jaman dulu ngomporin papa untuk selesai kuliah, karena dia nggak mau jadi dokter yang bersuami nothing, abis gitu si mama yang gantian disemangatin papa untuk kuliah lagi lebih tinggi biar nggak cuma jadi dokter. Akhirnya mama jadi dokter plus plus (in the positive way) begitu juga si papa. Waktu anak-anak mereka nakal, si Kacrut ini terutama, mereka berdua berlomba saling support dan memaafkan.
Terus aku jadi menengok ke dalam diriku sendiri. My ex was suck, artinya so was I. My marriage was hell, artinya I’m the devil inside. Yaik!!! Jadi malu. Untung sama mantan udah maaf-maafan. Terakhir ketemu udah bisa jalan lagi bertiga sama our lil angel.

So, intinya adalah, kalau pada suatu hari kamu terbangun dan melihat pasanganmu begitu menyebalkan, that’s exactly who you are that you’re staring at.
Kalau kamu menemukan partner-mu berselingkuh, mungkin diam-diam kamu juga melakukannya. Kalau kamu melihat pasanganmu mencuri, mungkin kamu juga mencuri sesuatu selama ini. Kalau kamu melihat pasanganmu begitu penuh kasih sayang, tidak pemarah, sangat penuh pengertian, bertanggung jawab, aku rasa itulah saatnya bersyukur bahwa kamu juga orang yang sama dengannya.

Terus pertanyaannya adalah, kalo kita nggak punya pasangan, pada siapa kita bercermin ya?
Hehehe… trust me, itu bonus!!

← an inconvenient truth
dian, nama sejuta umat →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. …Awal dari sebuah cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri,
    dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.
    Jika tidak, berarti kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dirinya…

  2. @mas ganteng: owh… sungguh bijak kau kakanda.
    tapi kamu dan pasanganmu sungguh tidak seperti orang yang sedang bercermin kok, hehe..

    @toy: seneng kan loe? banyak pilihan..

    @ketiga: yuwk… ke inul

    @OJ: yang sabar ya… mungkin sebenernya kamu tidak benar2 memberikan freedom, hehe

  3. hmmmm…
    i hate to admit that i agree with u! hahahaa
    since it will rip my (still)wet wound apart!
    when i was with Dave,i was at the best stage of my life as a person.i was so confidence (narsis abees),so supportive,so charming.. my room-mate called me ‘radiating’.. i was gleaming shining star.i was so comely in front of everyone..my eyes were so bright when i smiled.
    Still remember one day,Dave text me a long sms (was a big surprise cos he’s not a sms person).pardon my memory,but i don’t remember all he wrote,one of his lines was,’Put,thank’s for being here.. you’ve made me became a better person…’
    That’s my point,we human shud have partner,to share feelings,affections.. someone who can make us a better one. i didnt realize i was a better person till he sent me that text… that me and him hand in hand together,supporting each other…
    so, tentang mirip=jodoh.. then why we broke up??!!
    its been 9 months,but the wound is there still….

  4. oh… mixed up!
    i was not commenting at mirip=jodoh note! hahaha
    so.. yes,your partner is what you are!!!

  5. hahaha…
    i know what happened inside of your mixing heart dear.
    so, he’s the one? i really wanna know who is this dave guy, that make you become this fragile..

    dave, come out come out, wherever you are…

  6. \” nIcE wOrD Jeng ”

    but u want 2know my comment bout “the partner’s what u R? I feel…. but overall tanpa mo bt km GeeR, tulisan kamu daleeeeeeeeeeeeeeeeemmmmmmmmmmmmmmmm bangeeeeeeeeeeeet………………………. q jd campur aduk ne ati mpe bingung mau ngapain n gek mana ngartiinnya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →