knowing

Beberapa hari belakangan ini, entah dari mana asalnya, tiba-tiba aku berubah menjadi manusia yang sedikit religius. Eh, spiritualis. Aduh… apa ya?? Pokoknya gitu deh. Jadi sering ngajak ngobrol masalah spiritual atau agama atau ketuhanan sama my room mate, Rani. Suka tiba-tiba mellow dan melihat segala sesuatu jauh ke depan. Tiba-tiba nggak mau jalanin sesuatu yang fun dengan alasan, I don’t see any future in him/her/it/them/you, gitu dia.
Lalu semalam, aku dan dua kekasihku, Rani dan Mas Ganteng (sebut saja demikian) nonton Knowing. Awalnya mas Ganteng kekeuh pengen nonton Jamila dan Mr. Presiden or something. Huh… ternyata seleranya masih belum berubah dia. Tapi untunglah Rani sudah mendahului membeli tiket Knowing.
Dan sepanjang film, jantungku sering sekali dibuat berdetak tak teratur, bulu kuduk merinding, dan sudut mata memanas. Sampai akhirnya terisak.
Pertanyaan besar yang muncul, apakah ini semua direncanakan? Benarkah tidak ada kebetulan? Itu agak memerindingkan kalau diulang terus menerus.

Pesawat yang jatuh ini? Benarkah semata-mata kecelakaan? Atau ada pesan di balik bencana itu? Kalau memang ada, apa? Benarkah tidak semua orang bisa membacanya?
Lalu kiamat ini? Disaat matahari tidak lagi menjadi sahabat kita. Ketika sepercik saja apinya mampir ke bumi. Hangus luluh lantak kita semua. Then what’s next? Ada apa setelah kiamat itu? Apa bener dunia habis aja. Selesai ceritanya. Lalu semua akan berduyun-duyun ke padang Mahsyar itu? Atau ada yang percaya tidak ada hari pembalasan. Mati ya mati aja. Setelah itu kosong. Karena ini semua sesederhana peristiwa alam, musnahnya Dinosaurus, tenggelamnya dunia di jaman Nabi Nuh, lalu musnahnya peradaban manusia, yang mungkin nanti akan diganti dengan peradaban yang lebih tinggi. Hanya yang maha Mencipta yang tahu.

Beberapa orang bilang film ini jelek. Endingnya nggak muasin, ini cuma film sampah yang jualan rasa takut akan kiamat, such a movie macem jaman Y2K, dan seterusnya. Tapi aku dan – sekali lagi – dua kekasihku terus membahas film ini sampai kami akhirnya memejamkan mata. Owh, tentu saja itu berlaku untuk aku dan Rani. Mas Ganteng pasti tidur lebih awal dari kami.
*sigh*
Ada beberapa hal yang tertinggal dalam untukku dari Knowing.
Pandai-pandailah membaca pertanda. Jadi inget lagunya mbak Dewi Lestari, Firasat: ku percaya alam pun berbahasa, ada makna di balik semua pertanda… dst
Mungkin, kiamat yang akan kita temui bukan kiamat besar seperti di akhir film knowing, mungkin sesederhana diputusin pacar, dipecat dari pekerjaan, kecelakaan di jalan. Atau apapun lah. Mungkin kalau kita lebih jeli membaca pertanda, kita jadi tahu kapan akan datangnya kiamat-kiamat kecil itu untuk kita. Si kecil Caleb dan Abby terselamatkan karena mereka mendengarkan the whisper people. Sang pembisik. Nah, pertanyaan berikutnya adalah, bisikan siapa yang akan kita dengar. Fiuhhhh… Berat ya, topik bahasan hari ini??
Lalu ada lagi yang nancep, pernyataan bapaknya Mr. Cage waktu disuruh sembunyi sama anaknya, dia bilang: Nggak lah, kalau memang waktunya tiba, ya tiba aja. Kita nggak bisa lari kemana-mana. Nggak ada gua atau ruang bawah tanah sedalam apapun yang bisa menyelamatkan kita.
Damn!!!
Iya ya? Mau sembunyi yang model apa kita ini, kalau Yang Punya sendiri yang sudah meminta kita berhenti hidup? Pertanyaan lain lagi. Siap nggak kita? Glug!!!

Satu lagi. Janji! janji! Beneran satu lagi. Bagaimana Mr. Cage yang musuhan sama bapaknya selama tahunan, lalu di hari terakhir hidupnya datang ke si bapak, dan memeluk orang-orang tercintanya. Hhhh… waktu nonton adegan itu, langsung pengen telpon ibu, bapak, Vanya, my circle of love. Really really missed them.

← selamat hari kartini, bagi yang merayakan
female goes to school →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. wek wek… lala kecele’!!
    eh, kalian berdua gak ada gunanya!!
    mbok mbahas tulisannya, esensi!! esensi!!!
    malah mbahas mas ganteng!!
    *menjep*

  2. dua hal yang tidak bisa dihindari di dunia ini mbak, kematian dan mbayar pajak. hehe

    nanti tak liat dulu pilemnya, biar rada ngerti yang sampeyan tulis
    *bingung*

  3. tp klo menurut aq pesan dr film nya itu tersampaikan.. bahwa segala hal yg terjadi itu bukanlah sebuah kebetulan, tp memeng sudah terencana olehNya..
    endingnya kaya iklan ponds.. hehe

  4. nontone di yogya? emange ada 21nya to? dah lama banget aku ga ke yogya….taunya tempat hiburan cuma saphir sam pajeksan hehehe *mripate kedip2 inget jaman jahiliyah*

  5. @liyak, saiki ono XXI, keren yooo
    @Ade, iihhh… itu kan bukan alien. itu malaikat tau!!
    @sneply: ponds yang ditabrak masnya biar selamet dr traktor itu ya?
    @Stein, satu lagi mas, kejaran infotainment. hehehe… hidup KPK!!

  6. mampu membaca pertanda perlu kepekaan ati ..
    makin dekat kamu denganNya …semakin peka lah kamu
    membaca pertanda ….dan biasanya tepat ..

    kemampuanmu nangis sesenggukan dan merasa betapa
    ‘tiada’nya dirimu …adalah prestasi ciamik yang wajib
    terus diasah dan menjadi ‘jalan’ disiplin untuk sesering mendekatiNya …..

    (hmm…udah mirip ustadz blon ya?)
    hhehhhehhe…

  7. @peduli kanker: siapapun yang mau menyaingi mas ganteng kekasihku, diijinkan!!
    @Roger: kalo ngomong masalah spiritual beginian, I really missed you. Mphhh… I miss our conversation, actually 😛

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →