Message for President

Jadi Minggu ini judulnya adalah pulang balik ke sekolah-sekolah (baca: SD) untuk mengambil surat-surat dari murid-murid itu, tentang apa yang diharapkan dari presiden yang akan datang.

 

Na… namanya juga anak SD jaman sekarang ya neekkk… berharap mereka masih polos kayak jaman tante ini, susah bener kayaknya. Bayangin aja, nulisnya tuh udah panjang kali lebar, terus permintaannya adalah:

  • turunkan harga sembako
  • naikkan BLT
  • harga gas jangan naik terus dong
  • beras jangan mahal-mahal, kata eyangku dia nanti nggak sanggup beli beras kayak jaman dulu lagi

Seru kan? Bayangkan, semoga presiden kita yang akan datang beneran baca harapan-harapan dari murid-murid SD di Jogja ini. Jadi, bukan cuma kita aja Pak Pres, yang pusing mikirin belanjaan. Anak-anak itu juga udah mulai pusing. Eh, apa karena di rumah emaknya pada uring-uringan harga mahal, makanya mereka pada ikut-ikutan ya? Apa karena TV. Ah… taulah!!

Yang jelas, anak-anak itu tidak kehilangan keceriaan mereka kok. Nih Lihat!!

Dan dua pesan favoritku, mb Rini dan Wenda (para pengunjung setia SD-SD itu) adalah:

  • aku nggak mau presiden pendek, daaaannnn
  • aku berharap kapal Malaysia tidak masuk ke Ambalat. Gubrak!!

Nah, ini dia nih, anak yang berharap kapal Malaysia nggak nyangsang ke Ambalat lagi. Namanya Darma. Anak kelas II SD Budi Mulia Dua Seturan.

Nak, semoga kamu nggak termasuk bagian orang yang mudah terprovokasi dan langsung teriak “ganyang-ganyang” itu ya…

← alexa
nilai jodoh dalam pelajaran sekolah →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. tnyata…. anak2 itu g selugu anak2 tempoe doeloe ya….. tp gpp…. baguslah… smoga mreka bnr2 bs jd anak2 yg peduli dg lingkungan sekitar beserta manusianya yach….
    btw message mreka lucu2 jg u anak sumuran mreka….
    wkakakakakak

  2. Anak-anak tetap anak-anak. Tatap matanya selalu bersih dan hatinya putih, tetapi ingat, anak-anak kita saat ini…mata, telinganya telah begitu banyak melihat dan mendengar banyak rupa-rupa informasi.

    Anak-anak tetap anak-anak di tengah “kelupaannya” (mungkin)dengan lagu-lagu nasional, mereka tetap solider dengan teman2nya yang tak selalu makan kenyang, gara-gara sembako mahal. Bahkan di tengah-tengah “kelupaannya” (mungkin) pada teks urutan ke 3 dari Pancasila, mereka pun tetap tak mau kedaulatan Indonesia di usik.

    Ketika asik membaca ungkapan sahabatku Dian ini, tiba-tiba Gatot Kaca melintas di isi kepalaku dan berkata: “Lo…bapaknya kan pengurus partai”.
    Gatot kaca selalu tahu, krn dia ada di tempat yang tak terduga dan menyaksikan segalanya.

    Gatot…gatot…ngaca dulu to Gatot..

    Bagus liputannya, sobat.

  3. Weh, bener-bener nggak nyangka. Anak zaman sekarang. Mungkin karena begitu banyaknya media informasi ya. Jadi hal-hal yang terjadi di seputaran kita pun begitu mudah mereka serap.

  4. wah gembira nya menjadi anak anak ya ?

    hebat itu yang anak anak yang sudah kenaL saLam tiga jari..

    hha. agak nya para caLon rocker tu tante nanti nya.. 😀

  5. wahh..HAYYBATTT!!!!..
    saluT aq buaT ana2 SD itu mBa,,
    tpi..ad yg usuL gNi ga..

    “bebaskan manohara!!!!!…”
    hiihihih…

  6. hehehe.. lucu juga yah.
    pinter2 anak sekarang,,
    mungkin kalo dulu waktu kecil aku disuruh nulis surat buat presiden, isinya minta dibeliin jeruk…
    hehehe 😀

  7. hahahaaa… wah pesannya lucu-lucu ya.
    yg pesan soal kapal perang masuk ambalat itu, apalagi…. 🙂

    anak2 sekarang emg mulai kritis….

  8. @tuannico: gpp jadi rocker, asal jangan jadi koruptor lah
    @chie: yg usul itu pasti emaknya kebanyaken nonton gosip, hehe
    @orange: kalau anak temenku ditanya, jawabnya, pak presiden adakan pinguin di indonesia dong. haha

  9. Memang sih bagus juga anak2 diarahkan untuk berfikir kritis. Tetapi mudah2an jangan terpleset mengajarkan anak2 politik praktis ya?? Kasihan… 🙁

  10. oh kemarin juga adikku disuruh nih buat kirim message ke president

    dia mah ga peduli sama sekali hahahah

    udah mau 9 taun dan masih kurang aware :p nanti kali… skarang mah biarkan menikmati masa kecilnya saja deh hehehe

  11. anak-anak yang ceria juga turut peduli akan nasib bangsa ini.. aku salut pada mereka.. foto kedua dari atas juga sangat keren…

  12. beda jauh sama aku dulu, soale dulu media info masih sedikit,klo sekarang anak2 lebih pinter, cenel TV banyak, media bacaan, apalagi internet..(kok keliatane ga enak dibaca ya)

  13. Anak-anak sekarang pinter-pinter dan makin kritis ya ?
    Semoga mereka tidak kehilangan keceriaan masa kanak-2 mereka.

  14. lucu juga ya ngeliat adek-adek ini mereka masih polos dan belum terkontaminasi oleh sifat kotor seperti para koruptor. jangan tiru mereka ya dek…..

  15. jadi ingat pesan jim carrey di MMA : tidak akan ada flubabi kalo babi dirawat dengan baek

  16. hihihi lucu juga.. polos, tapi keinginan mereka yg tulus ……

    gada ada embel2 politik, kekuasaan dll ………..

    pemilu sekarang sendiri, keknya cuman 1 pasangan yg berusaha dekat dengan anak2 dgn jargon “dengarkanlah kebenaran walau dari seorang anak kecil sekalipun”

    ps: bukan kampanye lho mbak ^^

  17. -Kalau poster2nya rinci begitu itu biasanya ada yang ngajari atau menuntunnya.
    -Hal2 yang dituntut sih masih dalam batas kewajaran dan bisa dilaksanakan kok.
    -blog bagus dengan artikel yang menarik dan bermanfaat
    -salam kenal dari Surabaya

  18. Seru juga liat anak SD teriak tentang sembako. berarti mereka bisa merasakan kesulitan orang tuanya.
    semoga presiden terpilih dapat terpanggil hatinya ketika membaca surat-surat ini.

    salam,
    jargus

  19. @P’dhe: anak sekarang pada pinter2… kayaknya malah kita, orang tua yg mesti diajarin sama mereka

    @jargus: amiennn… semoga ya

    @ajengkol: gimana cara kita bisa bantu mereka ya?

    @sukolwor: hore hore hore…

  20. duh anak2 itu kelas berapa ya??

    saya begitu penasarannya karena ketika saya tanya putri saya, kalo tulis surat buat presiden,mau bilang apa?? dia jawab ” aiihh ngapain kirim surat buat presiden, mendingan kirim surat buat Dide” Smiley Face siapa lagi tuh dide?? ternyata vokalisnya hijau daun. duh mak jaaang…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →