collecting failure… illusion

Pada suatu hari saya datang ke sebuah acara yang berhubungan sama dunia entrepreneur. Pembicaranya sudah dua kali saya temui. Mas pemilik Kedai Digital. Pertama kali ketemu saya sudah menyukainya. Karena namanya unik. Saptu. Setelah pertemuan kedua, saya memutuskan untuk mengidolakan beliau. Halah, beliau. Umurnya lebih muda dari saya dia. Tapi jangan tanya kekayaannya ya. Jelas jauh lebih tua dari saya, jumlah kekayaannya. Hehe…

Satu hal yang menarik dari setiap kali ketemu sama mas Saptu ini. Pertama adalah dia luar biasa narsis dan lucu. Saya suka orang lucu. Energinya membuat saya jadi bersemangat lebih tinggi dari biasanya. Kalau sama orang narsis saya cenderung nggak terlalu suka. Soalnya saya sendiri juga narsis. Jadi, saya mengidolakan mas Saptu dengan kadar sedang-sedang sajalah. Kalau diskala 1 – 10, mungkin saya menyukai mas Saptu di angka 6,57. Cukup sedanglah. Jadi nggak perlu takut saya akan mengejar-ngejar mengajak nikah atau meminta tanda tangan. Saya mengidolakan dia sampai di kadar, memberi senyum kalau papasan. Itu saja.
Alah, kok jadi ngomongin mas Saptunya ya. Saya ini mau membahas tentang kalimat mas Saptu yang masih selalu terngiang-ngiang di telinga saya. Dia berulang-ulang bilang, sebagai pengusaha, atau calon pengusaha, jangan takut gagal. Dalam setiap ceritanya, mas Saptu selalu dengan bangga mengulangi kegagalannya. Jual motor beli ayam, cuma untung 70 ribu setelah tiga kali panen dan nangis karena sedih. Teman-temannya membawa tas kecl-kecil ke kampus, dia membawa tas ransel isi celana jins untuk dijual, gagal juga. Bisnis makanan, juga masih belum berhasil. Sampai akhirnya bisnis kreatif berjudul Kedai Digital yang membawanya ke kesuksesan seperti sekarang ini. Kedai Digital juga pernah mengalami cobaan waktu gempa mengguncang Jogja. Kami para peserta seminar Ditunjukkan foto-foto kehancuran Kedai Digital. Padahal waktu itu komputer-komputer yang ada di situ baru saja dikredit. Saya bisa membayangkan betapa perih rasanya. Tapi itulah hidup.
Mas Saptu juga selalu mengulang-ulang kalimat ini: Koleksi kegagalan anda secepat mungkin. Wah, saya langsung terngiang-ngiang oleh kalimat sakti itu sejak saat itu. Selama ini saya tidak pernah mengkoleksi kegagalan. Saya berjalan saja mengikuti langkah garis saya. Well, sebenarnya tidak apa-apa juga sih. Karena hidup toh masih tentang pilihan. Tapi yang saya simpulkan dari pesan mas Saptu adalah, kalau kita mengkoleksi kegagalan kita, setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari sebuah kegagalan. Kalau bahasanya Jason Mraz adalah: ”To win some or learn some.”
Jadi sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Hidup ini hanya masalah ilusi to? Karena semuanya katanya hanya titipan yang sifatnya sangat sementara. Ilusi kegagalan dan ilusi keberhasilan. Masalahnya adalah kalau kita tidak pernah mempelajari ilusi-ilusi tadi, hidup kita nggak akan berhenti dari satu kekosongan ke kekosongan yang lain. Nggak pernah menikmati ilusi apapun yang diberikan oleh hidup.
Hah!!! Bahasa saya kok jadi seperti dosen kesayangan saya, mas TL nih… Bahaya!
Jadi gini, setelah semalam saya memikirkan langkah-langkah untuk mempercepat saya menikmati ilusi keberhasilan, setelah bos saya menelpon dan menawarkan ‘sesuatu,’ saya jadi teringat pada kalimat mas Saptu itu. Iya, sudah berapa kali saya gagal ya?
1.    Tidak lulus kuliah di Undip
2.    Tulisan pertama di majalah Aneka tidak dihargai, karena fee-nya tidak pernah dikirimkan sampai detik ini
3.    Tulisan yang dimuat di FHM juga tidak mendapatkan imbalan
4.    Novel pertama royalti tidak pernah diterima karena penerbit Alinea – Jogja menghilang. Haha… salam buat Aik dan kawan-kawan. Semoga ada kabar baik suatu saat nanti ya
5.    Gagal dalam pernikahan dihitung juga kan?
6.    Belum berhasil memenuhi target perusahaan
7.    Belum berhasil menerbitkan satu buku setiap tahun
8.    Belum berhasil memiliki tabungan sebesar minimal 12 kali gaji (ini jelas karena korban acara Financial Check Up di Your Morning Coffee)
9.    Baru 30% dari resolusi tahun ini yang tercapai
10.    dan masih banyak lagi lah.

Seharusnya saya dengan senang hati menuliskan lebih banyak lagi kegagalan saya. Karena semakin banyak kegagalan yang saya koleksi, maka semakin dekat saya pada keberhasilan. Setidaknya itu yang dijanjikan oleh Tuhan, menurut mas Saptu. Katanya, setiap orang itu punya jatah gagal lebih banyak dari jatah keberhasilannya. Kalau kita nggak berani mempercepat perolehan kegagalan kita, maka keberhasilannya juga semakin jauh.
Thomas Alfa Edison saja harus 999 kali gagal dulu untuk akhirnya berhasil menemukan bola lampu. Entah dengan Einstein dan penemu-penemu lainnya. Not to mention JK Rowling yang ditolak agen berkali-kali ya. Atau Dan Brown yang sudah saya ketahui keberadaannya sejak masih SMP, tapi baru booming di novel Da Vinci Code.
Mulai sekarang, saya mau mengkoleksi ilusi kegagalan, dan learn some dari situ. Lalu suatu saat saya akan menikmati ilusi keberhasilan dan tersenyum karena akhirnya pelajaran yang saya ambil selama ini membuahkan sesuatu.
Eh, tapi mengkoleksi ilusi kegagalan itu bukan berarti saya tidak mensyukuri keberhasilan saya ya. Saya sangat bersyukur dengan apapun yang sudah saya raih sampai hari ini. Termasuk royalti dari Gagas Media yang minggu lalu saya terima secara diam-diam. ? Tapi menuliskan keberhasilan-keberhasilan saya nanti saya ya, di judul yang lain. Hari ini ini dulu saja. Judulnya juga collecting failure…
Hiks… mulai nulis lagi ah.

gambar diambil dari sini

← 4laY 9en3rati0n
sewindu anakku →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. wah wah…kegagalan saya itu mungkin kalo dikumpulin jadi yang paling banyak di dunia 😀
    Tapi saat ini saya lagi bersemangat2nya untuk berusaha mengumpulkan keberhasilan, walau masih belum tercapai juga sih, dan lagi menanamkan prinsip “try so hard,if shit happens, fuck it!!” ke diri sendiri.
    sepertinya mas Saptu ini cukup inspiratif..

    eh aku kok lupa2 inget soal FHM ya? itu yang kamu pake bikini? hehehe

  2. It hits me right in the face.. TELAK!
    Belakangan ini aku lagi mikirin banyak hal terutama bagaimana strategi yg tepat untuk mulai melakukan self-improvement.
    Tampak aku akan me-listing apa2 yg tidak berhasil juga di masa lalu. Hehe..
    Nice post, Dian.. thank u

  3. Coy, emang aku punya bikini?

    @Shantoy: wah, ini tidak bermaksud memukul lho dhek Shantoy. Karena kalo ada yg terpukul pertama, ialah aku sendiri.

  4. kegagalan saya :
    – bercita-cita punya rambut gimbal setamat SMA, nyatanya ampe sekarang betah gundul
    – lulus kuliah 10 taun, meleset beberapa taun yg banyak dari target
    – menghilangkan lemak di perut dan mengencangkan otot dan berbadan ala fauji baadila
    – gagal untuk menemukan kegagalan laen apalagi yang mesti saya tuliskan untuk memenuhi daptar kegagalan saya….oh betapa gagalnya diriku..duh nyamuk…jadi gagal deh..digaruk enak nih hehehe

  5. sek, bu, tak menginventarisir kegagalanku dulu….

    hehe.. asline aku yakin percaya bahwa Tuhan itu selalu mem-backing tiap langkahku. jadi meskipun aku (mengira) aku gagal, ada saja yang disiapkannya buatku untuk menggantikan semua yang (aku kira) hilang…

  6. jengipee like this *gambar jempol*

    tak tambahi pa Bu koleksi kegagalanmu? jiyahahaha…
    aku juga mau ah, collecting failure.

  7. mba dian….
    poin ke8…emang financial checkup bikin parno!!!
    membayangkan berapa duit yg harus dipunyai untuk bisa hidup layak dimasa yg akan datang.oh tidaaaaakkk!!!!

  8. @Yose: kegagalanmu yg paling elegan bang, being gundul. sumpah, kereeeennn

    @Yoan: semangattt!!

    @Jengipe: weh!!! ojo buuuu… ojo!! ampuuunnn…

    @Ara: hahahaha… welcome to the real world baby… kangen araaaaa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →