lindungi anak dari kejahatan dunia maya

Beberapa hari lalu, sahabat saya baru saja mengikuti sebuah acara yang diadakan oleh US Embassy tentang crime over children. Iya, kejahatan yang mengancam anak-anak kita, dari mulai trafficking, kekerasan fisik, emosional, ekonomi sampai seksual, dan sebagainya yang dilakukan oleh orang dewasa. Sekarang saya mau berkonsentrasi dengan kejahatan yang mungkin menimpa anak kita, sehubungan dengan keramaian dunia maya ini dulu saja.

Sebenarnya bukan dari dunia maya saja, anak-anak kita perlu dilindungi, tapi dari dunia manapun, anak kita membutuhkan perlindungan. Yang saya sebut dengan anak adalah, siapapun yang berusia di bawah 18 tahun, baik anak kandung ataupun bukan (bisa adik, keponakan, anak tetangga, anak teman bahkan anak yang tidak kita kenal tapi bersinggungan dengan kita).

Beberapa hari lalu saya menghapus semua foto anak saya dan keponakan-keponakan yang sebelumnya saya upload di fb dan website ini. Saya menghapusnya sambil sedih lho. Karena bagaimanapun saya senang melihat wajah-wajah mereka bermunculan di layar komputer saya. Tapi ini kesenangan yang harus saya relakan, sebagai salah satu upaya melindungi anak-anak saya dari penjahat-penjahat dunia maya. Apakah saya berlebihan? Mungkin… Tapi menurut salah satu referensi bacaan saya, ada orang tua yang terkaget-kaget menemukan wajah anaknya dengan ekspresi polos, tetapi di bagian tubuhnya sudah disalahgunakan dan diganti dengan profil lain yang mengarah pada aktifitas seksual. Saya tidak mau suatu saat harus mengalami apa yang terjadi pada orang tua tersebut. Anda juga tentu tidak mau bukan?

Kemudian, kemungkinan lain yang mengintai anak kita adalah, tanpa kita sadari foto adalah informasi detil mengenai lokasi, waktu dan jenis aktifitas. Penjahat yang kebetulan berada di dekat lokasi anak kita, dia tahu persis jam berapa anak tidak dalam pengawasan orang tua, dimana dia biasa bermain, makanan apa yang sedang dipegangnya di dalam foto dan dianggap sebagai bujukan yang menarik untuk anak, dan seterusnya. Informasi itu cukup untuk para perpetrator untuk menjadikan anak-anak kita berada dalam target operasinya.

Saya bergidik membayangkan itu semua. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal seperti itu ya. Kemudian satu lagi yang menjadi concern saya, para orang tua yang punya anak ABG, yang sudah mulai memiliki otoritas untuk bersentuhan langsung dengan dunia maya, sering-sering kita cek dengan siapa saja dia berinteraksi di sana. Menurut situs FBI, salah satu ciri anak yang mulai tersangkut pada child online pornography adalah, kalau dia menghabiskan terlalu banyak waktu di depan internet dan mulai merahsiakan hal-hal tertentu dari orang tuanya berkenaan dengan dunia maya. Lebih baik kita waspada daripada terlambat bukan?

← kemana aja?
lingkaran setan kejahatan →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Kenapa tidak dibuat privasi saja Mbak? Artinya selain kita tidak ada yang bisa lihat. Nanti kalau anak sudah besar, baru privasi itu dibuka, kan lumayan juga sebagai kenangan.

  2. @Cahya, nah itu dia… saya itu paling lemah di urusan mengutak-atik mode, sementara saya simpan di komputer saya pribadi saja ๐Ÿ™‚

    @Widodo, memang bisa terbaca demikian, tapi saya membesarkan hati dengan menyebut ini sebagai kewaspadaan ๐Ÿ™‚ Terima kasih

  3. berbicara dengan anak dari hati ke hati mungkin bisa jadi pengikat antara ortu dan anak sehingga ikatannya bisa seperti sahabat, tak ada lagi rahasia2-an. ๐Ÿ™‚

  4. Jangankan anak2 ya mbak, orang dewasa saja buanyaakkk yang buta akan bahayanya dunia maya. Membuka lebar akunnya sehingga semua orang bisa lihat, termasuk menulis data2 pribadi di akunnya.
    Mudah2an saya dan anak saya cukup aman, karena fb memang setting privacy, hanya keluarga dan teman dekat saja… ๐Ÿ™‚

  5. @Dina, top!

    @Sakti, betul.. orang tua harus memulai nih, jangan bisik-bisik di dekat anak

    @Melly, sip dah ๐Ÿ™‚

    @Willy, semoga enggak ya Wil, gak mau rugi juga soalnya ๐Ÿ™‚

    @Zee, sip! jaga-jaga selalu lebih baik ๐Ÿ™‚

  6. lebih baik mengajarkan anak untuk mulai menulis di internet, berbagi ilmu dan bersosial dengan baik, dari pada menghabiskan waktu bermain game dan komentar di FB.

    Teladan dahulu baru bisa mengajak

    terima kasih berbagi sesuatu mbak dian

    salam hangat dari Kota Medan

  7. protekai memang perlu ya mbak,

    kami meletakkan komputer di tempat yang sering dilalui, jadi sambil jalanpun kita bisa ngecek apa yang sedang dibuka anak, meskipun demikian rambu2 tetap kami komunikasikan

    kalau mau ol dari hapepun harus pakai milikku, jadi bisa diliat jejaknya
    anak2 hanya kami bekali hape biasa saja, dan pulsapun dibelikan dengan nominal kecil supaya nggak bisa ngenet

  8. Assalaamu’alaikum mbak Dian…

    Merinding bulu kuduk saya membaca tulisan mbak di atas berhubung dengan jenayah ke atas kanak2 melalui maya. Masya Allah, kegum melihat modus operandi yang dilakukan dengan mudahnya berbuat sesuatu yang bisa menyakitkan hati kita dan fizikal anak2 seandainya benar2 berlaku.

    Semoga Allah melindungi keselamatan kita dan anak2 kita mbak dari hal yang memalukan dan membuat kita berduka cita. Terima kasih mbak atas perkongsian ini. Kita bisa berhati-hati menyelusuri alam maya terutama aktivitas anak2 kita.

    Salam manis dan mesra selalu dari saya di Sarikei, Sarawak.

  9. WASPADALAH WASPADALAH!!

    Semoga pekerjaan barumu tidak mempengaruhi caramu menulis dan membuat kami parno ya bu. Aku mulai mencium amis-darah-segar-cyber-crime-forensic advise disini.

    Salam dari bang napi buat nyai “nampi” ๐Ÿ™‚

  10. waduhh ngeri amat yah mbak..sepertinya ga cuma anak2 aja yah, orang dewasa juga bisa menjadi korban penjahat dunia maya…hiii

    *lagi mikir apakah akan menghapus semua foto2 diri di fb..hiks2..

    mb aq add fbnya dong..hehe..tapi tenang saya bukan penjahat dunia maya kok..hehe

  11. Aduh, kelihatan sepele sekali ya, Mbak. Cuma meng-upload foto-foto anak-anak atau keponakan kita yang lucu-lucu ke internet. Tapi kok ternyata bisa menimbulkan dampak demikian besar dan merugikan. Hmm…

  12. salam kenal. setuju bgt, demi melindungi generasi penerus bangsa, merdeka! salam kenal, oh ya ikutan tukeran link dong, link sampean dah dipasang tuh, silahkan cek, tq

  13. halo mba dian apa kabarmu?

    menurutku sebagai orang tua memang harus lebih ekstra waspada jaman sekarang
    karena anak di era digital beda dengan anak jaman dulu ๐Ÿ˜€

  14. Wuah… maafkan teman-teman, baru membalas…
    Terima kasih komentar2nya ya…
    Sekarang gantian saya yang blogwalking ke rumah anda ๐Ÿ™‚

  15. bener sih mba.. tp seperti kata mas cahya ada baiknya di set privacy..
    lmyn utk back up jg.. daripada ntr misal disimpan di komputer tp trus harddisk rusak ๐Ÿ˜€

  16. mas Tomi, betul sekali. itu juga bisa dilakukan. sayangnya tidak semua orang paham cara dan pentingnya ๐Ÿ™‚

    mas Agus, wah, sensor film itu juga crucial itu mas..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masaโ€™ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, โ€œSave your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →