kangen vanya

pagi ini aku dibangunkan jam 6.30 by aya. thanks anyway aya… dia selalu melakukannya belakangan ini, karena kalo enggak, maka aku akan berakhir dengan kesiangan dan ngamuk-ngamuk karepa dewe, hahaha… aku berniat menelpon vanya tapi urung kulakukan karena aku merasa sedikit tidak sanggup. seharusnya minggu lalu aku ada di sana, tapi aku harus menjalankan peranku sebagai anak, menemani bapak di jogja, jadi kukesampingkan peranku sebagai ibu. dan hari ini, dengan pedihnya, iteng = niken = pd prambors surabaya mengacak-acak hatiku. waktu aku bilang kalo aku tidak mampu menjadi ibu yang baik, dia bilang gini:

iteng Puspitawangi: emang kamu tdk ammpu ngapain sih ?
dian jameela: kowe pancen jancuk!!! mesti marai aku nangis
iteng Puspitawangi: lha wong mbok nem yg bersih2 rumah aja mampu jadi ibu untuk banyak anak koq
iteng Puspitawangi: koen sing jamput yo..

gitu, dia bilang ketidakmampuan sebagai ibu tidak ditentukan dengan apakah aku menemaninya menuliskan huruf pertama anakku, apakah aku memegangi sepedanya waktu pertama kali dia mengayuh, apakah aku selalu ada di sana buat dia. tidak. menurut perempuan itu, jawabnya adalah tidak.

iteng Puspitawangi: hari gini siapa sih yg bisa idup seideal itu ??
iteng Puspitawangi: jangan bodo mbake
iteng Puspitawangi: hari gini cuma mbok mban yg bisa all day all the time nemenin si anak
iteng Puspitawangi: kamu ibunya bukan berarti kamu ga punya kehidupan kan ?
hiks.. gitu kata eteng. dia kejam sekali kan? perempuan itu memang kejam. dia belum punya anak, jadi dia bisa menghakimi kebodohanku seperti itu.

eteng, aku cuma kangen sama anakku, dan itu wajar karena aku juga sering merasakan kerinduan pada mbokku, jadi kupikir wajar kalo aku kangen anakku. sekarang ini yang kurasakan adalah, aku sedang merasa bersalah sama vanya. aku nggak ada di sebelahnya, dia terpaksa ikut eyangnya demi kebaikan, dan yang terparah dari semuanya adalah: aku tidak bisa memberi ayah yang baik untuknya. seharusnya aku tidak menikah dulu, mungkin… aku cukup punya anak saja.

nak, vanyaku, cintaku, buah hatiku, maafkan ibu dian untuk semua yang tidak kita lewatkan bersama. tapi kamu akan berumur berapa nak? 60? 70? ok, berarti kita masih punya lebih dari 50 tahun untuk menghabiskan waktu bersama. satu hal yang aku ingin kau catat selalu, aku ibumu, yang tidak pernah ada setiap hari mengantarmu ke sekolah, sangat mencintaimu. aku ibumu, meminta maaf untuk cinta yang tidak bisa diungkapkan setiap hari.

← untuk shizuka
anyone →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Iya aku kejam abisnya kamu nggilani. Mo membusuk di sudut ruangan dengan rambut acak2an dan menagis sampe airmata kering sambil terus menyalahkan diri kaya gini ?

    Kangen ya kangen, titik. ga usah ditambahin embel2 “ini semua salahku” . dont be such a drama queen lah.

    Kamu mencintai anakmu dan pastikan dia tau itu. uda itu aja. Then everything will be just fine, believe me.

    Btw i love you loh, aku hanya memastikan kamu tau itu 🙂 you’re the best gurl, u know that !

  2. lihat… lihat semua orang!!
    ini dia manusia terkejam di dunia itu. namanya itenk…
    cuma sama dia aku bertekuk lutut dan manut manut… untung dia bukan misionaris. kalo dia bisa misionaris, aku pasti akan terbujuk untuk pindah… ke surabaya, hehe
    piss tenk..
    love u full lah

  3. buu….bukankah ‘nyanya’ adalah alasan yang membuatmu menghidupkan “Dian Purnomo”? dats why u have to be strong dooong,jangan biarkan airmani eh salah airmata beracun itu makin meracuni kepribadianmu yg memang udah complicated itu lho..aku yakin suatu saat nanti kau dan ‘nyanya’mu akan hidup berdampingan seperti mimpi mu ..jgn menye menye ah…pada dasarnya setiap perempuan bisa jd ibu yg baik,masa iya Dian Purnomo kalah sama mbak yatmi tukang pecel langganan ku yg saking sayangnya ama anaknya ‘nguleg’ pecel sambil gendong anaknya dipunggung nya..karena takut kl anaknya kenapa napa dan akhirnya aku claim sbg ibu yg sayang ama anaknya..iya kan?.. jadi pada intinya …kamu pasti bisa..semangattttttttttttttt!!!!!love u ,bu..

  4. iya ce… iya…
    bawaan PMS aja kemaren kali ce…
    but thanks anyway, for being such a friend
    hwa…
    hwa…
    semangaaaaaaaattttt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →