pre wedding

kawin lagi?? nggak kapok iyan??

iiihhh… kenapa harus kapok? kawin kan enak. tapi aku lebih suka proses menuju kawin itu sendiri. pedekate, lamar-lamaran, sayang-sayangan, berasa dunia milik berdua, foto-foto bareng, nulis surat, sms-an, belum bikin tanggal kawinan udah bikin foto pre wedding. hehehe…

jadi, maafkanlah aku wahai orang-orang yang pernah membuat foto pre-wed denganku. terlepas apakah kita benar-benar pernah merencanakan pernikahan, atau bahkan kita yang baru bertemu sekali. tapi, aku suka berfoto dengan kalian. dan kalian itu adalah:

ryu deka. who else? foto pre wedding dilakukan tanggal 1 Mei 2006 di tengah bunderan HI, diantara para buruh yang berdemo. awh… sungguh romantis kami berdua ini. seandainya suatu saat kami benar-benar menikah, maka kamipun akan menikah diantara riak-riak air di bunderan itu. bukankah begitu, sayang?

berikutnya: rico. aku bertemu dengan laki-laki ini hanya 3 hari. kami berada di sebuah desa di jawa barat (maaf aku lupa namanya) atas undangan indosat, lalu kami meneruskan perjalanan ke pulau seribu.

next, ibonk. psstt… pastikan kekasihmu tidak marah ya nak. hehe… sama dengan kasus rico, aku bertemu anak muda ini selama 3 hari yang sama. dan kami banyak melakukan foto pre-wed, sembari dia menceritakan tentang kekasih yang sangat dicintainya. hiks… karena namanya yang lucu, mana ibonk kuabadikan sebagai salah satu nama tokoh dalam novelku, angel of mine. di blog-nya ibonk, kita akan menemukan lebih banyak foto pre-wed-nya yang asli dengan kekasihnya. hehehe..

hhh… aku mau pre-wed sama siapa lagi ya? mmm… aya? ok. dengan orang yang ajaib ini aku ber pre-wed session di depan rumahnya. difoto oleh seorang pria yang agak mabok bernama dito. hahaha… malah tahun baru 2008. awal tahun yang indah bukan, teman? kalau ini sih, foto-nya sama siapa, ntar wedding benerannya sama siapa gak jelas kayaknya.

last, frey. setelah 3 tahun perjalanan hidup kita, rasanya aku memang paling banyak melakukan pre-wed sama dia. secara kita sama-sama narsis gitu lek, jangan ngiri dong ya… ta, gpp kan, kalo foto-foto pre-wed ini nempel di sini? ada yang marah sih udah pasti, tapi maafkan… inilah kelebihan sekaligus kekurangan dunia maya… ennnakk…

← sepatu Vanya
the Police vs the Dream →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →