pre wedding part II

harus nulis lagi… harus nulis lagi! gara-gara sabtu-minggu kemaren didatengin deka sama mas gagat, jadi salah satu mimpiku terwujud. jadi camera object… yipiieee
tapi ternyata aku nggak sendiri. aku harus bersaing dengan seorang lagi, yang juga sering merasa bersaing denganku di tempat lain. hiks… bahasa yang membingungkan. dari sekian ratus foto yang berhasil dibidik ke arah kami, selalu ada deka di dalamnya. kalau nggak ada deka, ada frey, ย kalo gak ada mereka berdua, pasti pas lagi burem, atau aku lagi manyun, atau paling parah lagi bersihin mata. mas gagaaaaaatttt!!!!

perjalanan hari sabtu tanggal 3 mei 2008 itu dimulai dari ikan bakar cianjur. foto di sana sini dengan gaya candid sampe gaya selangit, hasilnya kurang maksimal, karena kostum kami kurang mendukung. tapi nggak papalah, menurut mas gagat, dia memang bukan fotografer yang pandai menangkap background. dia lebih suka menangkap maling. well..

kemudian perjalanan kita teruskan dengan menyeberang ke gereja blenduk. akhirnya terciptalah foto-foto seperti ini. jelas kami tidak meniru ayat-ayat cinta, apalagi alat-alat cinta. kami bergaya seperti orang yang akan ijab-kabul. hehe tapi kami sebagai penghulu dan saksinya.

next kita pindah ke polder tawang. memang sih agak bau… tapi kalo kita deket banget sama air sumber baunya, lama-lama gak kerasa kok. apalagi kalo nyebur ke dalamnya, dijamin nggak akan merasa air polder bau.

aduh.. cerita diterusin besok ya…
mau pipis nih, terus pulang
hehe…

← cinta = dekat?
Arisan FeMale Tempo Doeloe →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. keren!!
    mbak Dian kudu ikut kopdar mbak, disana banyak juru kamera bertebaran yang siap membidik kita..hehehehe..

  2. mbak diyaaaannnnn…. maaf yah, rupanya chemistry antara cameraku dan mbak belum jalan bener nih ๐Ÿ™‚ keliatannya juga si mbak-nya masih belum “nyaman” sama aku yah huahahahaha ๐Ÿ˜›

    mungkin dikesempatan berikutnya…

    u/ Sitohang: kameranya sih biasa aja malah udah cenderung rusak dan perlu diservis, para modelnya apalagi… biasaaaaa bangeeeettttt… nih, yang hebat sih the man behind the camera-nya… juga si pengarah gaya… =))

  3. bu emangnya diatas langitnya bocor ya??? kok liat-liat keatas mlulu…hehehe… tp gpp kok….hasilny cukup lumayan u usir nyamuk dikosan….

  4. Mmm.. gimana ya..
    Kalo aku sih, udah jelas sekali terbukti kalau memang selalu OK dalam bidikan senapan eh, kamera tipe apa aja. Diyan yang mungkin masih perlu belajar banyak.
    Karena selama ini dia selalu dibidik (atau tepatnya : membidik dirinya sendiri) dengan menggunakan kamera HP yang pixelnya terbatas itu. Hehehehe..

    Jadi tentu saja bisa dimaklumi bukan, kalau dari ratusan foto itu hampir semuanya ada diriku. Murni karena aku objek kamera yang menarik. Kamu harusnya beryukur aku ada disitu, yan. Jadi kamu bisa ikutan diambil gambarnya… iya, itu dia : Karena ada aku disitu! Huahahaha..

    Silakan lho kalo mau muntah2 baca komen ini..
    Saya udah barusan!

  5. mas/mba gempur… mari, dengan senang hati permintaan anda akan kami layani…
    gak perlu malu, sekarang memang jamannya narsis kok… kalau ndak narsis nanti malah kelindes ๐Ÿ™‚

  6. Tika: anak lucu favoritku!!! Mari kita cari om2 genit itu… hehe

    Yudee: mulai sekarang, tidak akan ada sesi foto tanpa melibatkanmu, hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masaโ€™ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, โ€œSave your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →