kebangkitan nasional di semawis

jum’at lalu dapat undangan dari DY yang ngajakin nonton Acapella Mataraman di Semawis. sesuatu yang memang ingin kulakukan, tapi nggak tau kenapa kok nggak ada wartawan atau panitia yang ngundang ya, hehe… jadi feel blessed diajakin sama DY. sebelum ke semawis, daripada kelaparan kita makan dulu dong. ronde, risoles, wedang kadang. hehe… seperti cuman nempel di usus aja ya? hehe..

sampe di sana dengan becak istimewa kududuk dimuka, kira-kira jam setengah 8. belum mulai pasti, karena memang sudah biasa molor. foto sana-sini, tepe-tepe nyari-nyari siapa yang kenal. Eh, ketemu mas Anton Wahyu Gramedia, juga pak Tvbagus RSY. Ngobrol sama mereka tentang ini acara, dan diwajibkan datang yang malam minggunya.

so here we are, malam mingguan, again with DY untuk nonton ketoprak Putri Cina, yang berasal dari buku karangan Romo Shindunata.
sebelum acara mulai, ada musik yang dimainkan dan dinyanyikan oleh beberapa seniman semarang. terus di bawah panggung ada mas-mas yang setengah bugil, rambutnya gondrong gak terawat, dia ditulis-tulisin sama para penggedenya semarang. pak wali, pak gubernur, alvin lie, para calon gubernur, panitia, dll. ada yang nulis huruf china yang aku nggak ngerti artinya apa, ada yang gambar bendera, dan masih banyak lagi.

setelah itu, jam 9 malem barulah kethopraknya main. kereeen, bercerita tentang keberanian Giok Tin to be different. Keturunan Bangau Putih ini berani gak pergi dari tanah air disaat masa penjarahan, dia tetep mau ada di negerinya, negeri suaminya. dia juga gak gentar waktu diiming-imingi jabatan lebih tinggi. jadi ingat di hari sebelumnya, waktu dia nyanyi di acapella mataraman, ada lirik yang gini:
wahai kamboja, jangan berhenti jadi kamboja
wahai burung, jangan berhenti jadi burung
wahai gelombang, jangan berhenti jadi gelombang

dan aku menerapkannya untuk diriku sendiri,
wahai dian, jangan berhenti dan jangan diam..

hiks! maksa sih emang, tapi siapa lagi yang akan memaksaku bergerak kalau bukan otak dan syarafku sendiri?
ok, balik lagi ke ketoprak, walaupun akhirnya Giok Tin mati, tapi dia direinkarnasi jadi kupu-kupu. inget sama legenda Sam Pek – Eng Thai? yak… konon romo Shindu juga memang terinspirasi dari legenda itu. tokoh yang dare to be different.

ini juga jadi menginspirasiku untuk melakukan sesuatu yang berbeda. apa itu? karena fotonya belum tersedia, maka akan kuceritakan lain waktu ya… moga2 di lain waktu itu aku masih inget apa yang akan kuceritakan ya?

← GATEL? GARUK !!!
kebangkitan nasional ala dian-okta →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Wahai koruptor, jangan berhenti jadi koruptor
    Wahai pemerkosa, jangan berhenti jadi pemerkosa
    Wahai pemuna’, jangan bergenti jadi pemuna’

  2. oj, itu masalah pilihan.
    gelombang juga bisa korup kalau dia mau, tapi dia memilih menjadi gelombang,
    yang tidak korup tentu saja..

    burung juga bisa menjadi pemerkosa, tapi dia memilih tetap menjadi burung, yang terbang tinggi dan tidak meniduri siapapun..

    kamboja tetap menjadi kamboja, dan wanginya tidak pernah muna, kamboja tidak pernah berbau seperti melati atau kesturi.
    kamboja wangi seperti kamboja

  3. dan saat itu aku melihat sosok wanita yang sepertinya aku kenal … ehh la dalah .. ternyata mbak dian to ??

    hehehehe….. jan aku rada pangling neh mbak kemarin … 😀

    candid anmu masih belum aku otak atik neh …. ditunggu yak ??

  4. bu kok aq g dajak???dah gitu aq dtinggalin dlm klaparan dwan menehhh….hix… hix…. :”<

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →