life is not a soccer game

Goal!!! Familiar to that sound lately?
Soccer. Euro 2008. Yeah… whatever. I actually don’t feel like talking about it here, since I have not followed the soccer game as religious as I used to for the past 4 days. Why? Went to a cave and close my eyes instead. Trying to listen to my own heart beat, my voice of the heart, the real me.
Today, though – I’m going to talk about life and soccer. I used to live my life as a soccer game. But, eureka! I can finally see it from the other vantage point. Life is not a soccer game anyway. I don’t want to compete, running around like those 22 soccer player plus the referee, management, coach, hooligans and other millions of supporters that are screaming their voice out in front of the television.
I just want to live my life as simple as possible. Total awareness. I want to feel every beat of it. I don’t want to tackle somebody else’s legs, pushing him or here, screaming over another to get a small score/ point of life! Lets do the math. If we had 60 years of life to live, how many GOALS do you want to achieve?

2 X 45 minutes of soccer game, 60 years equals to 350.400 times of a soccer game. If we expect 2 goals to score in a soccer game, that means we have to score 700.800 goals in our life time. Can you imagine this? Imagine how exhausting life would be, with those number of goals?

No way! I don’t want to imagine or even thought of it. Not even in my dream. I actually feel a bit uncomfortable that I have counted the above score to achieve.

Somebody once said, “something you can not measure, you can not manage.”
Well, I completely agree with that saying, it fits for a profit company, but do we see ourselves as a profit company? Private sector? Product?
 Hello? Are you there? We are definitely not a profit company. We are a living human being. Who need some fresh air. Take a deep breath… Enjoy every single moment of our life with total awareness. And be happy. Slowing down is not a sin. Life contains shelter over shelters. Cherish every step of your live.So, Im not going to set another goal again. Have no goal! Zero expectations!
Just live.. smile.., inhale and exhale… Hhhhh…..

← ulat dan pohon bunga matahari
what a perfect day →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. saya bingung… ini soal bola apa soal suara hari??? kekekekekekekeke… *dua-duanya bego! kata orang dari seberang sana*

    wakakakakakakak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →