arisan female di excelso

nah… yang ini, kembali akan narsis, dan memakai unsur in the name of perusahaan. hehe…

18 juli lalu, arisan female, event yang memang rutin (amin) diadakan di female semarang, bandung, yogya dan jakarta, digelar lagi. tempatnya di excelso dp mal, dengan dress code orange dan (mestinya) kacamata. tapi, banyak yang menjadikannya sebagai kaca kepala. yang jelas-jelas tertib adalah, anak-anak prambors ini: tazri, mizwar, sonya, uti dan rivana. ya iyalah… orang mereka pada jadi model fashion show kacamata kita.

setelah show kacamata, ellen dari my school diajakin nyanyi sama gift band. suratku. terus pas sampe di tengah-tengah, tiba-tiba muncul deh, penyanyi aslinya.

suratku ini, lukisan luka di hati. jangan kau hempas, walau tak ingin kau sentuh.. kutahu pasti hatimu tahu, walau tak baca suratku. halah!!! itu jelas-jelas ngarang liriknya. hedy yunus ke arisan female sambil mempromosikan album terbarunya yang sungguh kewren. ada lagunya atiek cb, maafkan. yiaaaaa… lagu itu bikin para jeng-jeng arisan jadi koor semua… maafkanlah aku… maafkanlah kita pernah saling cinta. sedang tuk bersamamu tak mungkeeeeennnn… kutelah berdua, dan kau masih punya banyak kesempataaaaannnn…

di arisan ini, juga jadi ajang reuni. ketemu sama mantan pd female semarang di jaman penjajahan dulu, asrii… yang pake baju kuning. dia bilang, kuning kan adiknya orange. bisa aja… whaa… miss you a million sist. yang udah mau berangkat ke new york nih.. senengnya.

terus juga jadi ajang mempererat persahabatan. ada lagunya juga nih, persahabatan bagai kepompong. merubah ulat, menjadi kupu-kupu… nih, kayak 3 kepompong di bawah ini, vica nina indah

yah… itulah arisan female kali ini. next time… siapa lagi yang mau datang? dan siapa lagi bintang tamu dadakannya? ohya, thanks buat mas danang dan excelsonya, xl bebas, disctara, biovision (hihi… ngiklan) dan, semua orang yang datang dong yaaa…

buat mb itta, vica, nina kremuse, ditto, rani, indah, yanti, sombeng, andi, farid, tyas, tazri, sonya, uti, mizwar, rivana, meidy, nia, dan semua crew yang belum kesebut, GREAT JOB, my man!!!

← frey... this is for you!!!
kekuatan doa →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. didut, tentu saja orang luar boleh, asal dia mendaftar, memenuhi persyaratan, dan dikirimi undangan. salah satu syaratnya adalah: punya kelompok teman perempuan. yuwwwkkk.. didut ke salon-salon dulu gih, nyari temen prempewi yang banyak, yuuuwwwkkk… *towel dikit ah*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →