post wedding

nah lho, baru denger istilah ini kan? POST WEDDING..
sebenernya istilah ini baru tadi pagi dihembuskan oleh sepupu saya bapak YusNdut dari ngayogyokarto hadiningrat. gara-garanya, beliau menanyakan kesiapan saya untuk bersenang-senang akhir pekan ini. tentu saja saya sangat siap untuk berlibur. kamera, baju berenang, fisik dan yang penting, mental..
jadi judulnya, liburan kami ini adalah dalam rangka – sekalian – foto prewed untuk salah satu kru rumah web. nah, sebagai PSK (pinjem istilahnya DK, perempuan sadar kamera) maka saya tidak bisa tinggal diam dong. saya juga mau difoto, enak aja!! nah, saya bilang sama mas Yusuf,
Dian : saya juga mau foto prewed
Yoes : pasangannya?
Dian : gampang… dikosongin aja dulu
Yoes : sudah sudah.. kalo anda itu, ya bukan foto prewed lagi
Dian : tapi??
Yoes : post wedding.
sfx. : wak waaaaaauuuuu….
penonton tepun tangan

kurang lebih, begitulah perbincangan saya dengan sepupu saya yang luar biasa itu. lalu the rest of the day saya jadi mikir, iya ya… kenapa orang jarang banget mikirin post wedding, or post everything. misalnya nih, saya dan tim off air yang sibuk banget mikirin siapa yang datang di arisan FeMale, ini itu disiapin, acara berlangsung sueksesss… sampe rumah capek, tidur. apa ya, yang lupa… hehehe… post event insert, release koran, dll. howeeekkk…

terus contoh post lain lagi yang suka lupa, post sex, apa istilahnya? after play ya? ya… itulah!!
udah enak-enakan di foreplay-nya dan real play, after play adalah suara dengkuran, atau disuguhi punggung pasangan. siapapun. bukan cuma pasangan kita, kadang kita sendiri juga instead of ngomong nggak puas sama pasangan, lebih milih memunggunginya. iihh.. padahal kalo diomongin kan, siapa tau dapat service extra atau bonus diskon. iya kan?

yang lebih penting lagi nih, post wedding. beneran nih… coba seandainya semua post wedding di-manage kayak pre wedding. wuaahh… dijamin gelar widow or widower hanyalah sejarah belaka. hahaha..
iyalah, bayangin aja repotnya menyiapkan perkawinan. mulai foto, baju, backdrop, undangan, makanan, sampai mas kawin dan warna sprei malam pertama aja dipikirin banget lho. padahal itu semua not as important as post-nya lho.
apa aja sih yang ada di post-nya?
far as i know ya, ada yang namanya kebutuhan buat beli or kontrak rumah. cos, pondok mertua indah won’t be as great as when we’re there as boy/girl friend.
abis rumah, isinya duongg.. let’s say, piring gelas sendok meja kursi kasur sprei gorden keset handuk sabun shampoo. awas, item terakhir itu suka bikin berantem lho. “sayang… aku nggak biasa pake sampo itu, rambutku sama rambut kamu kan beda…” that’s just the beginning.
next, food. not to mention how many times we will having food together with our partner ya. breakfast, lunch, dinner, tea time on weekend, bbq with new neighbours, hwaaa..
berikutnya! siapkah diri untuk anggota keluarga baru. if you’re not really ready for kids or babies, train your self with cats or dogs. believe it or not, it works. hehe… iya kan mas Ndut dan mb Yen? 😛

apa lagi yang penting di post wedding? mertua, kakak-adik ipar, keluarga besar. lalu perhitungkan juga bahwa kita berdua adalah individu yang berbeda. yang satu maunya kalo marah didiemin, yang satu lagi, maunya kalo marah dirayu-rayu. yang satu habis ke kamar mandi selalu lupa nutup pintunya, yang lainnya mewajibkan nutup kamar mandi. gitu dia… sepele? mungkin! tapi krusial.

dan post-post ini sering kali dilewatkan oleh banyak pasangan. jadi, daripada pusing memikirkan pre-nya, yang cuma bakalan dijalanin sebagai simbol saja, mending, yuwk… kita mikirin post-nya, yang bakal dijalanin for the rest of our life. hiks… syuseeee ye… kayaknyee…

← kekuatan doa
catatan bali →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. He..he..
    salam kenal ya, jadi lucu sendiri bacanya, yups post wedding emang penting ya, masih berusaha untuk mempelajari satu persatu unsur-unsurnya nih, supaya pernikahan kami langgeng selamanya,
    Minta bantuan doanya ya 🙂

  2. dianpurnomo.com is very informative. The article is very professionally written. I enjoy reading dianpurnomo.com every day.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →