Prita Mulyasari dan Manohara

Saya yakin, begitu search google nama Prita Mulyasari dan atau Manohara, anda akan menyemukan banyak sekali tulisan tentang dua perempuan ini. Kalau Manohara, saya ndak bisa banyak nulis, karena pasti yang ada di TV jauh lebih menjelaskan ya? Saya sendiri mengaku sudah hampir tidak pernah menonton TV belakangan ini.

 

Manohara: http://galz25.wordpress.com/2009/04/23/

Prita: facebook

Saya pengen nulis tentang mbak Prita saja. Pagi ini, pas ngecek home-nya fb, ternyata teman-teman yang berstatus berhubungan dengan Prita banyak sekali. Diantaranya adalah Jeng Tikabanget dan eyangnya Naveen ini. Jadi penasaran dan pengen ngecek perkembangan beritanya. Karena di TV memang berita (baca: gosip) tentang Prita tidaklah seramai tentang Mano. I can understand that, anyway (gaya Mano ngomong ya), makanya search di google dan ternyata memang banyak sekali blog yang menulis tentang Prita.

Gosh!! Dengan gaya sok menganalisa, saya jadi menemukan beberapa hal memprihatinkan. Pertama, fakta bahwa setiap orang yang terpaksa menjadi konsumen di sebuah rumah sakit, pastilah tidak datang dengan suka cita. Mmm… bahkan mereka yang akan melahirkanpun, datang ke rumah sakit dengan meringis kesakitan. Jadi, kalau ada rumah sakit yang bertindak menyebalkan, tidak ramah pada pasien, itu rasanya jadi nggak masuk akal banget. Mereka serve kita dengan senyum aja, kadang masih berasa nggak cukup kan? Ini lagi, sudahlah service-nya nggak baik, pake acara dibohongi, sudah gitu mau komplain nggak bisa, dan akhirnya dituntut pula. Sabar ya mbak…

Saya punya kenalan seorang teman, yang juga karena malpraktek, dia kehilangan penglihatannya. Bersyukurlah si rumah sakit itu tidak dituntut oleh teman saya ini. Dia iklas dan menyerahkan masalah pada Allah katanya. Soalnya, penglihatan dia juga nggak akan kembali seperti semula. Jadi daripada menghabiskan energi dan berakhir tetap dengan rasa marah, dia memilih melakukan hal lain yang berguna. Sekarang teman saya ini menjadi psikolog untuk teman-teman tuna netra di Semarang. Salam hormat mbak Agung yang hebat…

Kedua, saya dan Ian Sofyan teman kantor saya, yang sama-sama punya satu anak, jelas berempati pada Prita yang harus terpisah dengan anak-anaknya. Sungguh bukan perkara mudah, dipaksa menyapih anak dengan cara masuk ke dalam sel. Saya menyapih Vanya saya dengan tangis yang nggak ada hentinya, juga terpaksa waktu itu, karena kami terpisah jarak (curhat dikit ah), tapi waktu itu umurnya sudah 2 tahun. Anak mbak Prita ini belum ada dua tahun kalau nggak salah. Kasihan banget. Anak-anak itu jadi korban dari entahlah kekuasaan atau kesombongan dan ketamakan. Saya tidak tahu bisa berlari pada siapa lagi orang-orang yang mencari keadilan tapi malah terdzalimi seperti mbak Prita ini.

Saya, jelas tidak bisa membantu secara kongkrit dengan kasus Prita ini. Paling banter, cuma ikut gabung di group-group yang mendukung Prita di fb saja. Berdo’a untuk Prita juga yakin membantu. Dan berdo’a juga supaya ini adalah kasus terakhir (baik yang terungkap maupun tidak) yang merugikan pasien gini ah. Malu tau… dzalim kok sama orang yang sedang menderita.

← ekspresinya dong!!
alexa →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. yup…mari kita perjuangkan hak – hak kita sebagai konsumen…untuk mendapatkan pelayanan yang baek.. dan informasi yang gamblang terutama yang berkaitan dengan kesehatan….

  2. koran meteor : ITULAH BEDANYA JELITA-foto mano- DAN JELATA- foto prita.
    Yang jelas ada kesalahan dlm kamus inggris indonesia.
    Hospital itu diambil dari kata hospitality, yang tau artinya kayaknya dokter2 singapur nih, secara mertuanya manopun kesana. dan hospitality wajar dibayar mahal. kenapa rumah sakit? baru mau masuk aja kita dah sakit ati kalo ga bawa duit,kalopun bisa masuk ntar gak boleh pulang…
    (akubahagia dia keluar bui, dan merasa senang ikut causenya.bisanya bantu cuma itu dan do’a)

  3. kalo menurut saya mbak, prita lebih teraniaya daripada manohara shinosuke. buktinya? si manohara saking sibuknya jadi bintang tamu di berbagai acara sampe lupa visum untuk membuktikan bahwa dirinya memang dianiaya. dimana-mana selalu disorot kamera, dandanannya selalu wah, make upnya top, dan selalu sadar kamera. mbak prita? sudah jadi korban malpraktek, dimasukin sel pula!

  4. @Ditto: setujuh!!

    @Liyak: semoga kita termasuk yang jelita ya dhek liyak, ora ketang yang lihat adalah suami dan orang tua sendiri… 😉

    @Mas Stein: hehe… Ratna Sarumpaet sampe bingung, dia mau ngebela dari mana, orang yang jadi korban aja disuruh visum gak berangkat2

  5. Mengutip kalimat terakhirmu, mbak..

    “.. malu tau, dzalim kok sama orang yang menderita…”

    Lah, dzalim sama orang yang berkuasa emang bisa, ya? Itu namanya mungkin bukan dzalim ya, tapi durhaka..kekeke..

  6. bicara soal Manohara, beberapa waktu yang lalu saya dapat tebak2an dari anak perempuan saya, yang “kulakan” dari sekolahnya. Biasanya saya selalu bisa memberi jawaban yang tepat setiap dia kasih tebak2an, tapi kali ini tidak, pertanyaannya adalah, “Burung, burung apa yang lagi bikin heboh Indonesia??”. Tau kan jawabannya…Burung yang lagi bikin heboh Indonesia itu namanya “manukhara”… set daahh…hehehe. Anak kelas satu SD pun paham bener siapa manohara karena berita yang gencar di TV.

    Tapi bagi saya bukan si manuk itu yang bikin simpati, tentu Prita yang paling butuh empati.
    bayangkan di dalam penjara 21 hari untuk pasal yang selama ini sering disebut pasal siluman, pasal cemen yang cuma buat bahan gertakan.

    Saya, seorang bajingan tengik, yang hanya menggunakan 1/10 kepintaran saya untuk menipu, pernah merasakan penjara tidak sampai 24 jam, dan itu berasa neraka, padahal saya tidak ada orang yang menunggu di rumah layaknya Prita, yang ditunggu orang2 yang dicintainya.
    Buat saya terlihat jelas pemaksaan pasal2 yang ada di UU ITE, yang saya liat bullshit itu. Terlepas ada gratifikasi dibalik semua ini, prita sudah jadi korban.

  7. sama…
    anak saya juga pernah nyaris mereject telpon saya karena sedang menonton manohara.
    anak saya juga umur 7 tahun dan kelas 1 SD, hehe…

  8. Nama anak saya Vanya Annissa Shizuka, pasti sama juga namanya dengan anak ibu Dian.
    Dan dia lagi merengek minta dibikinin akun Facebook, jadi terdamparlah saya di sini.

    o ya sekedar informasi, Prita adalah tetangga dari Risa nya Lina, temen SMP ibu dian.

  9. saya juga sedih banget ini lihat berita prita mulyasari! sampai berapiapi penuh emosi nulis di blog dan moga2 dibaca sama yang berkepentingan buat disindir!
    apalagi tadi pagi liat juga ada lagi korban malprakteknya 🙁
    heran ya… yang berilmu itu kan harusnya bisa memegang kepercayaan orang yang sudah memasrahkan diri pada mereka buat jadi sembuh… harusnya dijaga baik baik amanahnya…

    soal manohara hahah no comment lah

    too much of a drama :p

  10. Pagi ibu Dian, salam kenal.

    Wah senangnya bisa tambah saudara. Bersemangat!

    Untuk bu Pritanya, saya yakin beliau tabah menjalani cobaan ini, karena tanpa disadari beliau sedang memegang amanah dari Allah SWT. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →