ICAAP 9 day 2

Di ICAAP 9 – Bali kemarin, saya paling hobi keluar masuk kelas-kelas Oral Presentation. Saya sendiri tadinya mengajukan abstraksi untuk Oral Presentation, tapi karena diterimanya Poster Presentation, ya sudah tak apa juga. Poster kan nggak harus all the time ditungguin, maka saya jalan-jalan ke kelas Oral yang lain. Nah, saya satu kelas Oral Presentation yang nancep di kepala saya adalah, tentang kekerasan terhadap perempuan. Waktu itu seharusnya presenter 4 orang, tapi dua orang yang India couldn’t make it, maka cuma dua orang saja. Salah satunya adalah dr. Vu Song Ha dari Vietnam yang sekarang berkorespondensi rutin dengan saya.

(http://anditoaja.files.wordpress.com/2008/04/stop-no-more-abuse.jpg)

DR. Ha ini menceritakan hasil study yang dilakukan sama organisasinya dia, regarding kasus kekerasan yang dilakukan suami di sebuah kota di Vietnam. Fiuh… saya sampe nangis di dalam ruangan itu. As well as other women did. Bayangin aja, beberapa istri itu, ada yang dipaksa melayani suaminya terlalu sering. Kalau menolak mereka akan dipukul, atau di-abuse verbally, dengan bilang, “Heh! Kamu tahu kan, aku nggak cuma tidur sama kamu! Masih untung kamu aku ‘jatah’, jadi jangan pernah nolak lagi!” God… kemana hatinya? Ada lagi yang setiap kali berhubungan selalu melakukan sesuatu yang menyakiti si istri. Padahal umur perempuan itu sudah 45 tahun.

Yang lebih pedih dari itu semua, mereka (para perempuan itu) nggak berani ngomong ke luar. Kalau ngomong ke keluarga selalu disuruh bersabar, karena – klise – mereka itu kan suamimu, kalau kau ceritakan keburukannya, kau sudah menyebar aib. Sudah bersabar saja, turuti kemauannya, siapa tahu nanti berubah. SIAPA TAHU??? Gila!

Dari 40 perempuan yang mengalami KDRT ini, 8 diantaranya sudah dalam fase parah baik secara fisik maupun mental. Sisanya sudah mati rasa dan kehilangan self-confidence. Mereka ini adalah orang-orang yang sama sekali nggak punya hak negosiasi dengan pasangannya. Dalam kasus HIV, mereka tahu suaminya nggak hanya berhubungan dengan istrinya saja, tapi juga dengan banyak perempuan lain di luaran. Nah, di rumah mereka nggak pake kondom, terbayang kan, bahwa sang istri ini bukan hanya dikerasi secara fisik dan mental, tapi juga hidupnya menjadi beresiko akan tertular HIV.

Sementara itu, presenter dari India memaparkan kasus yang lebih menggerus hati. Dia melakukan penelitian di kalangan sex worker. Dan pelaku kekerasan yang dominan di kota tempat penelitian itu dilakukan adalah polisi. Nah loe! Terus siapa yang mau melindungi para sex worker itu? Sudah gitu, para pekerja sex ini biasanya memiliki suami atau pasangan tetap. Para pasangan itu membiarkan ‘istri-istri’ mereka untuk mencari uang di jalan, tapi sampai di rumah melihat istrinya lusuh dan bau aroma laki-laki lain, mereka merasa harga dirinya terusik. Dipukulilah para pekerja sex itu. Tapi duitnya mereka mau juga. Hhh… Lingkaran setan yang nggak pernah berhenti, bukan?

Kasus semacam ini rasanya nggak cuma terjadi di Vietnam dan India saja. Sering kan, denger kasus semacam ini di sekitar kita? Nah, how can we stop them? Aku rasa kuncinya di komunikasi. Dan tentu saja di niatan setiap pihak untuk mau merubah hidupnya. Kayaknya nggak ada ya, di dunia ini orang yang dilahirkan jahat. Pasti, kalau bisa saling menyayangi, orang memilih untuk saling menyayangi, iya to?

Dan again, ini adalah PR-nya pemerintah di setiap negara. Terutama negara-negara macam kita begini. Kalau menemukan pekerjaan yang layak semakin sulit, maka turun ke jalan menjadi solusi. Kalau menyekolahkan anak menjadi beban yang begitu berat, maka menyekolahkan mereka di perempatan jalan mungkin lebih mudah. Kalau membeli makanan begitu mahalnya, maka memukul istri dan anak mungkin bisa mengenyangkan untuk sementara.

Ini juga PR kita, yang lebih beruntung dari mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, saudara-saudara kita ini adalah bagian dari bumi ini. Kalau bisa kita rangkul mereka, mungkin senyum kita besok pagi bisa lebih ceria dan mimpi kita nanti malam tidak menghantui lagi. Siapa tahu??

← ICAAP 9 day 1
sex worker is a work →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. salam kenal dan salam hangat selalu, Sahabat! 2 minggu lagi sebuah kontes seo RZSV yang saya ikuti akan berahir. Ada mimpi untuk memiliki sebuah komputer dengan berharap bisa memenangkan kontest tersebut. Saya tahu kontes ini berseberangan dengan idealisme blogger yang seharusnya, namun niatan tulus hanya untuk belajar seo. Jika berkenan sudilah kiranya menempatkan nama Rusli Zainal Sang Visioner di bagian sidebar atau blogroll blog sahabat, dengan link ke blog utama bukan pada Artikel. Seditaknya sampai kontes seo ini berahir, yaitu sampai 12 september saja,Setelah kontes berakhir, sahabat bisa menghapusnya. Bantulah saya mewujudkan impian saya, bantuan backlink dari sahabat sangatlah berarti bagi saya. tiada yang bisa saya berikan sebagai balasan atas bantuan dari sahabat kecuali ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta link back sebagaimana tradisi bertukar link.

  2. miris memang kehdupan seperti itu. Perempuan bukan di hormati sebagai pasangan hidupnya. Hanya sebagai tempat kebutuhan biologisnya. Ruang2 untuk komunikasi tertutup. dan disinilah sebenarnya negara harus melindungi rakyatnya. dan banyak kisah mengenai ini

  3. ah… dari dulu saya selalu panas dan marah dan muak tiap mendengar kisah yang demikian!
    waktu ikut pelatihan kesetaraan gender juga, banyak sekali kesaksian perempuan yang rasanya dianggap lebih rendah dari binatang kadang kadang…
    ya, saya tahu sekali karena saya juga manusia beragama bahwa istri memang harus menjaga kehormatan suami, tapi kalau diperlakukan tidak selayaknya, PERGI AJA! Ga ada gunanya bertahan dalam lingkaran setan yang demikian!

  4. Dari seluruh artikel ini, ada satu bagian yang membuat saya ~ketika membacanya~ menjadi sangat – sangat GERAM, “Para pasangan itu membiarkan ‘istri-istri’ mereka untuk mencari uang di jalan, tapi sampai di rumah melihat istrinya lusuh dan bau aroma laki-laki lain, mereka merasa harga dirinya terusik. Dipukulilah para pekerja sex itu.

    Laki – laki yang melakukan hal seperti ini JELAS ADALAH LAKI – LAKI RENDAH, LAKI – LAKI TIDAK BERGUNA, LAKI – LAKI PALING TIDAK BERMORAL YANG PERNAH ADA DI MUKA BUMI ini… Mereka lah sampah sesungguhnya yang mengotori peradaban manusia…

  5. – Mus, sudah saya lakukan ya, g’luck
    – Kawanlama, saatnya untuk benar-benar berjuang. jangan sampai anak kita masih terus mengulang kisah yang lama ini.
    – Nat, idealnya adalah suami dan istri sama-sama menjaga kehormatan satu sama lain. pokoknya seimbang lah ya. bukan istri yang sekedar perhiasan saja.
    – Rizal: senang membaca komen kamu, artinya: kamu tidak termasuk laki-laki yang seperti itu. berbahagianya orang di sekitarmu. amien…
    – Zak: ayo, kita temukan jalan keluarnya bersama…

  6. laki-laki seperti itu hanyalah seorang pengecut!
    kepada saudara-saudaraku yang mengalami KDRT, sebagai seorang laki-laki saya ucapkan maaf atas perlakuan “mereka” dan saya harap anda semua tabah, karena Tuhan akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya. just wait..

    terima kasih kunjungannya

    salam,
    kalasenja

  7. wah ternyata di Vietnam lebih kejam ya daripada di Indonesia. 🙂
    gila tu suaminya, udah minta jatah, marah-marah.. di tambah lagi dengan PDnya ngomong kalau berhubungan nggak cuman dengan istrinya saja. bener-bener sudah gila..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →