anti social urge

Karena berniat untuk menjadi orang yang sehat supaya tubuhnya bisa diajak mewujudkan mimpi-mimpi, beberapa minggu terakhir ini, selain bangun super pagi, saya juga tidak lagi pergi ke laundry. Hahaha… ini sih alasan karena mau ngirit aja. Saya mencuci baju sendiri, lalu menghidupkan musik dengan volume standard yang bisa saya nikmati tapi tidak mengganggu orang lain, joget-joget sebagai ganti jogging pagi hari, tinju-tinju sana-sini untuk melepaskan emosi, duduk sebentar, membuat susu, menghabiskannya, lalu ngantuk lagi. Jam 8 pagi saya sudah mulai berjalan kaki menyusuri Lempuyangan sampai ke kantor saya di dekat Kridosono. Jangan bayangkan jarah yang jauh ya. Tidak lebih dari 10 menit saya berjalan kaki ke sana sambil ngobrol dengan teman seperjalanan saya, mbak Rini. Tapi sepanjang 10 menit itu, selalu ada hal baru yang saya dapatkan.

Hari ini saya beruntung berpapasan dengan ratusan murid SMA 11 bersama guru-guru mereka, yang beramai-ramai bersepeda. Diantaranya bahkan ada yang memakai becak. Bukan becak dengan mereka sebagai penumpang lho. Tapi becak yang mereka genjot sendiri, dengan teman-teman sebagai penumpangnya, dan saya yakin di titik tertentu mereka akan berhenti dan minta gantian genjot dengan yang lain. Fiuh… masa SMA memang luar biasa indah. Halah! Bukan itu intinya. Di barisan paling belakang dari ratusan murid SMA 11 Jogja itu, saya baru mendapatkan penjelasan dari rombongan sepeda tersebut. Yak, sebuah mobil dengan spanduk di belakangnya bertuliskan SAVE OUR EARTH. Owhhh… mengagumkan. Sebuah kampanye yang indah.

Di hari lain, saya mendapatkan mulut saya harus bungkam dulu karena sebuah motor melintas dengan knalpot racing yang suaranya memekakkan gendang telinga saya. Aduuuhhh… Kamu ada masalah ya nak? Ingin rasanya saya menanyakan itu. Apa sih, yang ada di pikirannya ketika memasang knalpot racing tapi memakai motornya tidak untuk racing. Tadinya saya hanya mengklasifikasikan tindakan-tindakan tersebut sebagai tindakan gaya-gayaan, tapi berikutnya, ketika teman-teman macam pemilik knalpot racing itu mulai mengganggu kehidupan orang lain, mereka mulai masuk kategori egois. Yet, anti social. Dan saya mengenal orang-orang anti social itu dimana-mana dalam bentuk:

  • si pembuang sampah dari mobil
  • si pembuang sampah sembarangan
  • si peludah sembarangan
  • si pemutar musik macam kondangan
  • si perokok sembarangan tanpa menanyakan sekeliling apakah asapnya mengganggu atau tidak
  • si pengebut di jalan raya yang membahayakan orang lain
  • si penyerobot antrian
  • si koruptor
  • si pemaksa kehendak

Dan saya yakin anda masih bisa menyebutkan model-model anti sosial lainnya di sekeliling anda. Mereka punya dunia sendiri yang seolah-olah tidak ada orang lain di dalamnya. Dan biasanya juga berpikir tidak membutuhkan orang lain. Well, saya jadi takut kalo sok pinter dan mulai menggurui nih. Mmm… mungkin saya termasuk dalam salah satu kategori antisosial, hanya saja entah yang mana. Tapi semoga tidak yang paling parah. Mungkin suara musik saya mengganggu mereka yang masih tidur di pagi hari, mungkin suara saya ketika bertelpon dengan orang lain mengganggu kamar sebelah, bisa jadi. Jadi tulisan ini juga untuk mengingatkan saya sendiri. Malu ah, kalo masih jadi anti social aja.

Lalu bagaimana membuat diri kita tidak antisosial? yah… tentu saja dengan bersosialisasi. Bersosialisasi tidak hanya dengan teman satu kelompok. Karena ada tuh, model yang bilang, “Saya peduli kok sama orang lain. Asal dia teman saya.” Hehehe… Masalahnya, yang banyak terganggu karena sikap antisosial seseorang adalah mereka yang ada di luar lingkaran pertemanan ini. Gimana dong?

Menurut saya – yang belum tentu bener pendapatnya – komunikasi adalah salah satu kunci. Yes!! Akhirnya kuliah saya berguna juga. Betul. Coba deh, tanya kiri kanan, cek ombak. Mereka keberatan tidak dengan suara kenceng knalpot, asap kendaraan yang menghitam, suara musik keras, asap rokok, dan seterusnya. Kalau mereka tidak keberatan, artinya aman. Kalau mereka keberatan, ya… sebagai mahluk sosial, kita yang ngalah dong. Jadi kepentingan dua pihak bisa terpenuhi semua. Aduh… bener gitu nggak sih?

Sudahlah, saya percaya saja. Soalnya kalau saya mati nanti, saya yakin agak sulit untuk bisa mengubur jasad saya sendiri kok.

Monggoo… Selamat pagi, selamat hari Jum’at…

Gambar dari siniΒ 

← poligami
2012 →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Kalo keadaan saya begini,bisa disebut anti sosial nggak?..duduk di depan monitor dari jam 8 pagi sampe jam 12 malem di sebuah ruangan, sendirian, penuh kepulan asap rokok, Memutar Megadeth keras2 sepanjang waktu, sekali2 “mengunjungi” server orang, Chatting dengan pujaan hati, membayangkan anak di rumah, minum kopi, berkutat dengan skrip dan kode, mengawasi server. Tidak mengganggu orang lain tapi juga tidak berinteraksi dengan orang. Gimana? πŸ˜›

  2. Kalo selesai makan jajanan tradisional biasanya pake bungkusan daun pisang, sampahnya wempi masukin ke kantong celana dulu sampe ketemu tempat sampah baru deh dibuang sebagaimana mestinya.

    kalo lagi pilek dan batuk berdahak, dahak nya wempi telan aja, ntar baru di keluarkan lagi kalo dah ketemu lokasi yang bagus buat ngebuangnya.

    semua itu wempi lakukan demi save our earth πŸ˜†

    demi loh, xixixi…

  3. slamaat hari Jumat jg..
    pake batik donk yaap pastinya
    banyak hal yg terlintas di depan mata
    yg membuat kita slalu berpikir
    tentang baik buruk
    tentang aku dia mereka
    tentang kehidupan

  4. benar sekali kehidupan sosial itu penting ..
    tertarik dgn wacana terakhir

    Sudahlah, saya percaya saja. Soalnya kalau saya mati nanti, saya yakin agak sulit untuk bisa mengubur jasad saya sendiri kok.

    ini benar adanya, masi mati mau patak / tanam sendiri ..? πŸ˜€

  5. @coy: wah… itu klasifikasinya beda kali ya. orang antisosial itu keliatannya kalo pas bersosialisasi.

    @wempi: mantap! save our earth, save our community, save our life pastinya

    @elmoudy: saya pake batiknya hari Rabu nih. kantor yang aneh ya? hehe… biar beda sama yg lain.

    @rizal: hehe… serem to, kalo saya kubur jasad saya sendiri?

  6. hahaha anti social ya…kebanyakan orang yang ingin menunjukkan sesuatu yang merusak orang lain seperti pakai knalpot nyaring bener ingin dirinya diperhatikan orang lain atau ingin bersosialisasi dengan orang lain tapi kyaknya cranya yang salah.yang husru menggannggu orang lain.

  7. @dangstar: mari berbuat baikkk

    @grandchief: makanya itu… harusnya dia nanya kan, gimana sih cara bersosialisasi sama kaliaaaannn… hihihi

  8. Ini memang jamannya orang egois mbak. Yang bisa kita (sebagai yang dirugikan) lakukan hanyalah memaksakan diri menoleransi, menghindar, mengutuk dalam hati, atau langsung bunuh sekalian. Mengharapkan kesadaran diri muncul tu sepertinya sia2 deh. πŸ™„

    BTW, beberapa tipe antisosial bakal hilang/berkurang seiring umur, misal pengebut atau pemasang knalpot racing; ada juga yang baru muncul saat sudah dewasa, misal koruptor. 😐

  9. @jensen: jangan dibunuh mas… itu sama anti sosialnya kita nanti. ingatkan, atau doakan. biar Tuhan saja yang bunuh mereka. hehe

    @kawanlama: se-tu-juh!!!

  10. * si pembuang sampah dari mobil
    * si pembuang sampah sembarangan
    * si peludah sembarangan
    * si pemutar musik macam kondangan
    * si perokok sembarangan tanpa menanyakan sekeliling apakah asapnya mengganggu atau tidak
    * si pengebut di jalan raya yang membahayakan orang lain
    * si penyerobot antrian
    * si koruptor
    * si pemaksa kehendak

    Semoga Segera Sadar diri

  11. penasaran sama foto anak2 SMA yang bersepeda dan berbecak ria, indah banget tuh kalo suasana tanpa asap kendaraan yg bikin bete

  12. Wah kalo orang yang bersifat anti sosial saya sering sekali menyaksikan. di desa saya, banyak orang yang melempar sampah ke sungai desa bertumpuk2 dari sebuah mobil dan lalu pergi gitu aja, padahal sudah dikasih larangan jangan buang sampah dsini!.
    tapi mungkin saya sendiri juga sering bersifat anti sosial cuma kadang kurang menyadarinya
    makasih artikelnya, bisa buat intropeksi diri!
    Cara Membuat Blog

  13. salam bahagia, Oh…ya…mungkin saya termasuk anti sosial, saya perokok cuma saya tetap jaga jika ada anak kecil di ruangan atau ada anak bayi saya berusaha tidak merokok di anak tersebut. Maaf ya Dian dihati ini tidak ada niat anti sosial …bahaya lo…kalau mati ngubur sendiri…he…he… saya senang dengan posting nya itu adalah hablumminannas. okey…

  14. @pakwo: Siap pakwo… besok lagi kalo saya ada di dekatnya, ijin saya ya…

    @cara mmbuat blog: sama2…

    @didut: sama2 didut

    @solar: saya juga tertampar sendiri kok, setelah menyadari keantisosialan saya

  15. Jujur …
    Saya (sampai seumuran segini) masih terpancing untuk cari perkara dengan para … what is your so called “Anti Social Creature” itu …
    Panas sangat …
    Sumpah !!!

    Tapi sudah lah …
    Saya hanya bisa mengurut dada … semoga mereka bisa kembali ke jalan yang semerstinya …
    For their own sake
    Untuk kebaikan mereka sendiri bukan ?

    Salam kenal saya
    NH18

  16. bising knalpotracing emang bising
    apalagii yg naek pinggulnya sampe miring2..ahahay
    pernah jugaliah ygkaya gituuhbri
    gelii ajaa liatnya..nanti kalau dah jatoh ajaa..rasaiin
    __salampagii selamatpagii future__

  17. @Santi: lucu banget anak2 itu memang

    @NH18: sabar sabar… nanti kita jadi tertular virus anti social lho, kalo mudah kepancing

    @bri: slamat pagi briiii

  18. Orang idealis itu termasuk antisocial nggak? Misal dia punya pemahaman dan tujuan tertentu untuk mengubah hidup orang banyak menjadi lebih baik. Apakah antisocial selalu buruk?

  19. antisosial ya? mmm…pernah kepikiran gak kalau mungkin mereka anti dengan sosial karena sosial anti dengan mereka? bingung ya?
    ya udahlah…do the best aja πŸ™‚

  20. ya mbak, saya paling sebel sama anak-anak muda yang suka kebut-kebutan di jalan. emang punya nenekmu itu jalan? hehe… maaf marah2 disini. barusan jadi korban ni mbak aku πŸ™‚

  21. saya kira ansos justru orang yang ga gaul. hehehe
    ternyata malah orang2 yang gaul ya mba. klo saya sendiri, malah ga ngerti ma mereka2 yang -menurut saya- sok gaul. saya cenderung konservatif. sederhana aja. malah bisa dibilang ketinggalan untuk urusan mode.

    koruptor ternyata ansos juga ya? wkwkwkwk. klo koruptor mungkin lebih tepat disebut kanibal. hehehe

  22. @fanari: tidak ada baik buruk, yang ada hanya yang merugikan dan dirugikan. itu saja

    @linduaji: saya masih percaya dengan quote “what you give you get back” πŸ˜‰

    @jimox: silahkan marah, biar mereka gerah…

    @dream house: kanibal yg antisosial. setuju saya!! hanya bersosialisasi dengan komplotannya sendiri.

  23. sepertinya aku sering melakukan point no. 4 ituh…hihihihi…palagi kalo hari sabtu minggu di pagi hari… πŸ™‚

    eniwe mb…jadi handuk dan bedcover juga ga masuk laundry sekarang? tenane? πŸ˜›

  24. Kalo maseh banyaknya pengendara… yang tidak pake helm and kebut-kebutan…apa termasuk anti social or anti peraturan lalu-lintas yach…
    Salam Hangat

  25. @Yessi: bed cover tidak pakai. handuk cuci sendiriiii. saya percaya iklan kok. attack, mencuci dengan 12 tangan. yesss… tinggal celup aja to berarti?

    @Agoesman: termasuk anti social. ibunya pasti sedih kalo tahu. hehe

  26. Dari beberapa contoh orang anti sosial yang ada di tulisan anda, beruntunglah saya bukan termasuk ke dalam salah satunya. Tapi saya yakin, setiap orang punya sisi egois yang membuatnya akan nampak seperti seorang antisosial. Termasuk saya..

  27. @dobleh: kabarnya asoiiii πŸ˜€

    @ pushan: semoga kita memang tidak masuk dlm jajaran orang anti sosial itu ya

  28. ciamikkk….
    mantap tuh mbak ulasannya tentang anti-social…
    saya juga sebel banget mbak sama orang yang suka meludah sembarangan…jijikkkkk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, β€œSave your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →