Anna Karenina ~ the Falling (literally) in Love Woman

Don’t get me wrong, I didn’t read the full version of the book. I just read the newbie reader version.

Nggak sanggup bok, baca 1000 pages of a novel.
Jadi minggu lalu saya menghadiahi diri sendiri dengan membeli buku online dan pilihan saya adalah Huckleberry Finn yang versi komik, sama Anna Karenina versi newbie. And I finished Anna for less than 4 hours. Itu juga karena kedistrak ini itu. Kalau kata mbak Leila Chudori, page turner banget deh ini novel.

Ok, now about the book. What can I say? I like the way Tolstoy tell me the story. Apa ya, semacam menarik saya ke Moscow dan St. Petersburg dan Russia secara keseluruhan. I have something with Russia, the country I always dream to visit one day. Di Anna Karenina saya merasa menjadi Kitty yang menggenggam erat pinggang pemuda desa di danau-danau kecil yang beku, lalu menari di sana. Saya adalah Anna Karenina yang penuh napsu pada pemuda kekasih hati. Saya adalah Karenin yang marah pada istrinya tetapi tetap menjaga martabat sekaligus menyiksa sang istri dengan menolak perceraian. Alasan agama dipakai sementara dia sama sekali tidak beragama, let alone percaya pada Tuhan.

Bocoran dikit kalau kamu belum pernah baca novel ini. Anna Karenina bercerita tentang seorang Perempuan terhormat, istri pejabat tinggi militer yang jatuh cinta pada tentara muda dan memutuskan mengikuti kata hatinya. Sejak awal sampai akhir saya tidak pernah setuju pada perselingkuhan Anna. Tetapi saya sangat relate dengan apa yang dia rasakan ketika jatuh cinta.

I’ve been in love for too many times before, but every time I fall in love (or should I say in like) it’s always feels like I’ve never been in one before. Sampai di satu titik, saya ketemu dengan dokter saraf paling keren di dunia, Dr. Yuda Turana Sp.S. Dia membuat saya merasa sangat dumb dan tersuruk mundur beberapa langkah. Dia bilang, rupanya jatuh cinta itu bukan lagi urusan hati. Jatuh cinta itu sorry to say, otak yang atur. Jadi kalau ada orang bilang I cannot fall in love again with my wife. That’s totally not true. The correct statement is: I don’t want to fall in love again with my wife. Ouch!

That is not good. Sementara saya kalau sedang jatuh cinta, suka kehilangan kendali atas diri sendiri, tiba-tiba jadi aneh sekaligus menyenangkan di waktu yang sama. Kalau itu semua adalah kerja otak, kan ngeselin banget. Jadi yang orang bilang hati selama ini itu fiksi belaka? Seriously? kalau gini caranya kan saya nggak bisa bilang lagi ke seluruh dunia, sorry guys I’m in love I can’t handle it. Cos in fact, we always can!

Anna Karenina adalah contoh ~ saya yakin dalam dunia nyata juga ada ~ orang yang menolak menggunakan akal sehatnya ketika sedang memutuskan untuk jatuh cinta. Dan lihatlah konsekuensi orang yang logikanya nggak dipakai. Mostly unhappy ending. And we don’t want to end up that way, do we?

Lessons learnt from Anna Karenina adalah, kalau nggak mau terjerembab dalam kubangan yang dibuat sendiri, stay sober, stay logical whenever you are in love. You are the master of your mind!

Now I’m ready to move on to the next novel and also the next level of whatever I feel in. But since I am fully aware that I am the master of my mind, I decided to not falling in love this time. I don’t wanna be like Anna Karenina.

← Gelombang dan Tidur
16 →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →