Avengers, Thanos & KB

Yes, tentu saja saya nonton Avengers di hari pertama, di jam seawal yang saya bisa, setelah pulang kantor. Thanks to Vanya for this. Sejak hari dimana tiket Avengers bisa dipesan dia udah ngeributin mamaknya untuk beli tiket online.

Bagus? Pasti! Nggak sopan banget sih kalau bilang jelek. Ini film biayanya bisa buat bikinin orang sekampung mamak saya di Lampung rumah dan anak-anaknya sekolah sampai pendidikan dasar mereka selesai. 300 juta dolar, kalau dirupiahkan 4 juta juta lebih. Jadi angka nolnya ada 12 ya guys. Maka kalau nggak dibuat dengan bagus mah, rugi banget Marvel Studios ini.

Saya as always nggak pernah nulis spoiler, mengingat banyak teman yang belum kebagian tiket sampai detik ini. Makanya saya hanya akan menyoroti Bang Thanos di tulisan ini. Kenapa Thanos? Karena ceritanya di film dia semacam Tuhannya penjahat. Satu orang yang maha kuat dengan batu akik 6 warna, dilawan orang-orang terhebat di seluruh semestanya Marvel. Wow!
Saya selalu tertarik pada villain di dalam setiap film anyway, ketimbang the heroes. Penyebab orang melakukan kejahatan selalu lebih sexy dibanding kenapa orang melakukan perbuatan baik.

Nah, mas Thanos yang cool ini menurut saya amat sangat lembut hati dan sebenernya latar belakang dari kejahatan yang dilakukannya adalah niat baik. Thanos melihat bahwa terlalu banyak orang menderita di seluruh semesta. Oh, I shouldn’t say orang. Karena ada juga yang bukan orang di planet atau galaksi yang lain. So, let’s say mahluk. Ya, banyak mahluk yang menderita kelaparan, penyakit, kemiskinan, dan hidup nggak layak. Menurut Thanos salah satu cara untuk memperbaiki keadaan itu adalah dengan genosida. Musnahkan setengahnya secara acak, lalu biarkan setengah yang bertahan hidup dengan jauh lebih makmur.

Thanos mengingatkan saya pada salah satu novelnya Dan Brown, Inferno. Temanya nggak jauh beda, pemusnahan umat manusia. Manusia dianggap sebagai kankernya bumi. Manusia yang menciptakan kehancuran untuk rumah tinggal mereka dengan keserakahannya. Penggundulan hutan, pengambilan hasil laut yang tidak memikirkan keseimbangan ekosistem di dalamnya, korupsi yang menyebabkan orang-orang tertentu jadi tidak mendapatkan hak mereka, nuklir, name it lah, masih banyak banget.
Sampai di sini saya jadi mikir, mestinya Thanos ini adalah tokoh baik di Avengers Infinity War ya. Karena tujuannya mulia, membuat orang hidup jauh lebih baik dari kondisi saat ini. Tapi kenapa dia jadi penjahat, adalah karena caranya salah. Who are you, to murder half of the universe? Gitu kali kata orang-orang.

Meskipun tidak pernah setuju dengan genosida, tetapi alasan Thanos ini lebih bisa saya terima dibanding alasan pelaku genosida beneran yang pernah ada di Bumi. Pembersihan etnis tertentu, orang dengan pemikiran yang berbeda dengan kita, agama, warna kulit, jelas sebuah kejahatan. Siapa elu, memutuskan etnis, agama, pemikiran mana yang berhak hidup? Kalau misalnya ada yang lebih merasa berhak hidup karena etnisnya lebih unggul, agamanya lebih menjamin masuk surga, atau kulitnya lebih anti kerut, kamu rela dimusnahkan begitu saja?
Thanos melakukan pembersihan mahluk dengan alasan supaya dunia ini dipenuhi hanya oleh orang-orang yang berbahagia dan terpenuhi kebutuhannya saja. Dan dia pemusnahanannya acak lho. Nggak ada miskin kaya yang dia comot. Mau pandangannya apapun, pemimpin atau jelata dia nggak peduli, gitu ceritanya. Tapi ya pasti nggak bisa diterima begitu saja lah ya. Karena di muka bumi ini sudah ada pembagian kerjanya. Dan manusia atau entah mahluk apapun jadi nggak berhak untuk melakukan penghancuran bagi mahluk lain.

Saya jadi berpikir, seandainya Thanos ini mau bersabar dikit sambil memikirkan cara lain, mungkin dia bisa melakukan cara yang lebih elehan. Menerapkan keluarga berencana di seluruh galaksi misalnya? Sambil satu lagi, bikin aturan siapapun yang mengawinkan anaknya di umur sebelum 21 tahun, maka dia akan langsung dijadikan bahan bakar pembuatan palu Thor, mjolnir.
Gimana caranya nyuruh orang pada mau KB? Gunakanah itu batu akik yang enam biji dia punya itu, kan bisa dipake untuk apa aja ya itu batu. Nah, salah satunya pakailah untuk mengendalikan isi otak mahluk hidup. Bikin mahluk galaksi jadi berpikir untuk mengendalikan jumlah kelahiran. Memang sih, nggak akan dipetik hasilnya sekarang. Thanos harus nunggu kurang lebih 60 tahun lagi. Para serakahwan/wati yang sekarang hidup mestinya udah pada jadi abu, sementara mahluk bumi sudah berkurang menjadi setidaknya setengah dari yang sekarang masih hidup. Well, itu perhitungan sangat kasar lah. Dengan perkiraan setiap mahluk boleh melakukan perkawinan silang. Alien, manusia pohon, manusia hijau, manusia batu, manusia setengah dewa, monster bertanyan enam, semua boleh saling kawin mengawini.
Tapi untuk mengecek kebenaran teori saya, dia juga bisa menggunakan kekuatan dr. Strange untuk fast forward ke masa itu. Lihat dulu, bener berhasil nggak.

Satu lagi, untuk pembagian kekayaan yang sekarang ada Thanos memang harus sedikit bekerja keras memikirkan kembali cara pembagian kemakmuran ini. Kapitalis jelas nggak jalan. Sosialis? Hmmm… Bisa dicoba. Atau mungkin kita perlu menemukan sistem baru untuk mengatur kemakmuran galaksi dengan lebih keren?
Saya jadi ngayal banget. Tapi beneran, sebagai sesama mahluk galaksi, saya sangat berpihak pada Thanos dan cita-cita mulianya untuk menyeimbangkan seisi galaksi.

Kalau udah nonton Avengers, coba kasih tahu, Kamu setuju nggak sama saya? Atau kalau tokoh idolanya beda, coba sebutin!
Salam damai!

*gambar dipinjem dari detik.com ya

← Lucky Bastard Ep. 1; Hadiah Ulang Tahun ke Bali
Lucky Bastard #2: BFF →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Ma’af ya bu dian. Tapi behasa aku ga baik so i have to switch over to English. I like the the comparison you do. The film costs 300 juta, enough to give 83.254 people food and shelter for over a year in indonesia. In that light, how can any film be good ?

    But i indeed like what they did with Thanos in this movie. Instead off making him a single dimension evil guy, they showed that he is capable of love and that he actually thinks he is helping the universe to exists. He even enters my top 10 evil villains (hannibal lector, agent smith, darth vader, the joker, jack torrance, proffesor morriarty, Vito corleone, ss fuhrer hans landa, boba fett and Thanos)

  2. Mas Hattrick,
    Exactly that’s my point. Infinity War has to be super good or such a waste.
    Oh wow.. You have to fit Poison Ivy, Scarlet Overkill, Bellatrix Lestrange, Harley Quinn, Malory Knox and Cruella de Vil in your list, Sir. Yours sounds so gender biased, I’m sorry I have to say that.

  3. Dear Ibu Dian. You are completely right, and I offer sincerely my deepest regrets. The list is very gender biases. This looking at the great woman evil villains of all times. I am thinking indeed about Cruella de Ville and Harley Quin but also not on your list, Cersei Baratheon (GOT) and Dolores Umbridge.

    To recreate my top ten and not counting horror characters :

    1. Hannibal Lector (an intelligent men eating sociopath, cant get worse)
    2. Cruella de Vil (she wanted to kill puppy’s)
    3. The Joker
    4. Cersei Baratheon (She wants even to kill her own brother to keep her children protected)
    5. Vito Corleone
    6. SS fuhrer Hans Landa
    7. Agent Smith (No emotions is always creepy)
    8. Dolores Umbridge (she was also kind of a sad person)
    9. Darth Vader (there was still good in him)
    10. Harley Quin (she is also too hot, mixed feelings)

    I hope this list is more to your liking
    Regards
    Knight SirHattrick

  4. Ma’af lagi ibu dian. I had written an entire piece with my new top 12, but that reply has magicaly dissapear. So let me try this again.

    AsI said before, I must apologize cause my list was entirely gender biased. I am in shock to see that I haven’t included the likes of Cruella de Vil and Harley Quin. Besides that I also missed out on Cersei Baretheon and Dolores umbridge. So I need to update my list of evil movy persons.

    1. Hannibal Lector (an intelligent human flesh eater, he is the biggest creep out there)
    2. Cruella de Vil (anyone that wants to kill puppys and make a coat of them ?)
    3. The Joker (the Australian actor)
    4. Vito Corleone (most scarry that he could be real)
    5. Cersei Baretheon (She is just protecting her children, but wow)
    6. Bellatrix Lestrange (plain crazy, and plain crazy is scary)
    7. Agent Smith (a creep with no social feelings and he can copy himself)
    8. SS fuhrer Hans Lada (he’s ss, and a brilliant)
    9. Dolores Umbridge (a bit of a sad person but very nasty)
    10. Harley Quin (very very bad, but oh so hot, that’s why she is this low)
    11. Darth Vader (at the end there was good in him)
    12. Thanos (he killed a lot of people, and he did it with a smile)

    I am curious what you think of this list ibu Dian

    Sir Knight Hattrick

  5. Hihihi…
    Maaf Bapak Hattrick, I’m sure there is a bilateral issue between your country and mine, so that your comment has to be moderated all the time by the lazy admin.
    The solution I can offer for now is, either me moving to your county and marry you. Or you moving to my country and marry me. Does that make sense?

  6. Dear miss Dian,

    It is the first time I receive a marriage purposol by blogging. But I am sure that we can come to a certain agreement. The only issue at the time is that I am knight. And altough I really want to ge involved with a commoner, my preferred future is with someone with at least of Queenly status.

    On the moving to Indo or to Holland, I am a strong believer in testing out stuff. So a period in Holland followed by a period in Indo seems the way to go. Or ofc vice versa

    An advantage of being married is that we could, in theory, have non stop conversations on who are the biggest villains / hero’s in the world.

    Your humble knight, SirHattrick

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →