what a day

Look at the smile? It’s mine. I start the morning with that smile. Hiii… Aya said, that’s the best smile I’ve ever had. Soalnya dia lebih sering liat aku cemberut ketimbang senyum. Hehe, peace, Aya!! Trust me, deep in my heart, I’m a smiler. Amin..
What makes me smile?
Pagi ini begitu sampe kantor aku telpon Gagas Media. Mencari Ima, bagian penghitungan penjualan buku dan pengirim royalty. This is the end of my second semester of Angel of Mine. Pasti berharap mendengar kabar baik dong. And God loves me, as always. Ima emang udah gak di Gagas. She resigned. Maka aku dipertemukan dengan suara Ayu. Mbak Ayu bilang, penjualan udah komplit, tapi belum di ACC pengiriman royaltinya. Hiks! Emang sih, butuh royaltinya juga, tapi percayalah, more than anything aku lebih pengin tahu, berapa orang yang beli dan baca novelku.
Ayu bilang, Angel of Mine semester ini terjual seribu sekian. *pingsan* (hehe, jangan dibandingin sama penjualan Ayat-ayat Cinta ya)
Gak nyangka. Kirain gak ada yang beli dan baca itu novel. Jadi semangat dong, mendengar berita yang indah itu. Sengaja nelpon ke Gagasnya bukan kemaren, karena takut dikerjain. Hehe… Siapa tahu masih ada budaya April Mop di sana.

Yak, next!
Seharian kemaren perasaanku kacau balau karena akan bertemu dengan seseorang. I’m scared of falling again. I try to ignore such feeling. Nah, orang yang akan kutemui ini, sangat mungkin membuatku jatuh lagi. Aduh! Jadi deg-degan dong, mau ketemu.
Tapi untungnya, setelah ketemu aku justru jadi tenang. Meaning, I can control my self. Aku adalah orang yang menghabiskan 70% energiku untuk jatuh cinta, 80% bujet pulsa untuk sms-an, dan 90% emosi untuk mengungkapkan perasaan itu. Itulah yang terjadi padaku kalau sedang mengejar cinta. It sucks. Sekarang aku nggak mau mengejar cinta. Aku maunya dikejar. Hehe… ennakkk… narsis…
Aku gak mau jadi orang yang nggak ada gunanya gitu. Aku mau menghabiskan energi untuk melakukan hal lain yang lebih berguna.
Aduh!!

Over all… this is the great day. I’m blessed…
Angel of mine
Controlling my heart
Dim sum (thanks again to Aya)
Batal nonton Kesurupan (thanks to Rani)

Jadi, ntar malem bisa tidur nyenyak lagi deh.

← dear mr. bush
saharadja →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Dian, selamat ya dengan penjualan semester kemarin yang menyentuh 4 digit :). Rasanya senang ya berkarya dan diapresiasi orang berapapun jumlahnya 🙂
    Kl ngomong ttg jatuh …jadi inget lagune Bang Rhoma “Jatuh Bangun” so kl jatuh terus bangun kl jatuh lagi terus bangun … yg jelas kl jatuhnya 20% terus bangunnya 80% kan ada peningkatan 3x (60%) he2x )

  2. Wah, selamat mBak mudah2an disusul dengan karya-karya berikutnya (saya dulu pengen jadi penulis tapi gak bakat, jadilah Oemar Bakrie). Keep smiling and blogging …

  3. kapan2 novelkan kisahku, dijamin ram punjabi atau whatever punjabi pgn memfilmkannya or menstrippingnya or at least jd FTV. suwir tuwir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →