poligami

Tadi sore saya menonton sebuah reality show yang dianjurkan oleh Rani. Ehm… sebenarnya kata dianjurkan sama sekali tidak tepat, direkomendasikan untuk ditonton, tapi bukan sebagai acuan acara yang baik, lebih tepatnya. Judulnya adalah Cit Cat. Itu lho, acara cari jodohnya mas Dhani Ahmad. Aduh… kalau kata teman-teman saya dari Papua, Tra epen!! Ora penting! Nggak penting!
Di menit ke-2 saya meminta ijin Rani untuk memindah channel, karena saya tidak mau tertular kegilaan yang coba ditawarkan di acara itu. Lalu Rani meminta ijin untuk memberikan up date statement-statement mas Dhani lewat SMS. Misalnya: “Saya mengharamkan diri saya membuat kopi. Di umur saya yang sudah 30-an ini, saya butuh orang untuk membuatkan saya kopi.”
Hehehe… saya jadi luar bisaa geli. Hati saya rasanya seperti digelitiki. Saya jadi berpikir, jangan-jangan inilah yang ada di kepala orang-orang yang melakukan poligami. Semakin bertambah tua, semakin bertambah kebutuhan, atau mungkin keinginan yang dianggap sebagai kebutuhan, sehingga perlu menambah istri lagi. Aduh, kalau perlunya istri cuma untuk membuat kopi, memijiti, memasak masakan yang enak, menjadi teman tidur yang harus memuaskan, maka kalau boleh saya sarankan, nggak usah sampai menikah lah. Kasihan suaminya sendiri lho. Mari kita berhitung matematis saja. Ini memakai standard kota Jogja ya. Kalau memakai standard Jakarta, silahkan dikalikan 2-3.
Membayar mbak-mbak untuk membuat kopi: 1x per hari = 20 ribu (paling mahal) kalikan dengan 30 hari. Sebulan anda Cuma perlu membayar 600 ribu.
Membayar tukang pijat sekelas Jari-jari, mungkin 75 ribu sudah 1,5 jam. Kalau anda butuh dipijat setiap hari, which is nggak mungkin, anda Cuma perlu mengeluarkan uang sebesar 2 juta ¼ per bulan, maksimal banget itu. Mbak yang memasak kelas masakan padang paling canggih, saya rasa dibayar 2 jutaan juga deh. Sudah, hitung, nggak sampai 5 juta kan, untuk membayar mereka itu. Sembari kita sudah mengurangi pengangguran di muka bumi. Tapi mari kita hitung pengeluaran untuk menafkahi seorang istri:
Belanja bulanan     : minimal 2 juta
Bayar listrik air     : 300 ribu
Pulsa                       : 200 ribu (dengan asumsi di dalam kota saja ya)
Kosmetik                : 500 ribu (perhatian, ini biaya laser dan sedot lemak belum dihitung)
Lain-lain                 : 2 juta. Bisa dijabarkan sebagai biaya rayuan kalau mereka ngambeg karena merasa diperlakukan tidak adil.
Nah, silahkan jumlahkan, lalu kalikan dengan banyaknya istri yang diinginkan. Fiuh!!

Tapi sekali lagi, hidup adalah tentang pilihan. Waktu masih menikah dengan bapak yang satu ini, saya pernah bilang sama dia, silahkan menikah lagi kalau memang sanggup menghidupi lebih dari satu orang. Tapi tentu saja tidak sampai kejadian, kami sudah dipisahkan dulu oleh palu hakim. Hehe… ngadepin satu aja nggak sanggup, bagaimana mau mendua ya coy?
Saya memang sejak muda memiliki pemikiran yang ’biasa aja’ dengan poligami. Biasa aja itu bisa diartikan sebagai tidak pro dan juga tidak kontra. Bukan berarti saya tidak punya pendirian. Karena kalau saya dipoligami, saya setuju *syarat dan ketentuan berlaku. Tapi saya tidak menyarankan poligami pada mereka yang memang tidak mampu. Emang gampang apa, melihara hati orang?

Lalu tentang klub poligami itu? Bagaimana saya berpendapat? Sama seperti saya berpendapat tentang kedatangan dhek Miyabi ke negeri ini. Biasa aja. Kecuali kalau dhek Miyabi datang ke sini tanpa sehelai benangpun, mungkin saya baru merasa tidak biasa. Saya akan ada di urutan terdepan untuk… meminjaminya handuk. Kasihan kan, dingin…
Tentang klub poligami ini, pastinya memang akan membawa luka untuk mereka yang merasa menjadi ’korban poligami,’ tetapi bagaimana dengan saudara-saudara perempuan saya yang tidak dipoligami, tetapi diselingkuhi. Suami-suami mereka pergi ke tempat wisata birahi. Berbelanja di sana tanpa memakai pelindung, lalu di rumah menularkan penyakitnya ke istri-istri ”tercinta” mereka.
Menurut saya, biar saja kalau memang sanggup, teman-teman kita itu melakukan poligami, tapi mereka juga harus memelihara istri pertama. Dalam artian, berikan pengertian yang jujur. Jangan ditakut-takuti atau iming-imingi dengan, ”Poligami: Obat mujarab untuk mendapatkan cinta Allah.” Ai… mamak!! Tapi sayangnya ini berlaku untuk perempuan. Katanya: dengan berpoligami, maka kesedihan yang ditimbulkan hari ke hari tidak akan berhenti. Maka seorang perempuan tidak akan berhenti berdoa pada Allah. Dan Allah cinta pada mereka yang berdo’a.
Nah, sekarang bagaimana kalau dibalik. Perempuan diijinkan poliandri? Dijamin! Para suami juga akan jadi kecintaan Allah. Karena berdoanya udah nggak pake air mata lagi tuh. Dijamin, darah yang mengucur-ngucur dari mata. Well, itu cuma perumpamaan saja.
Saya jadi ingat, salah satu teman dekat saya waktu SMA itu selalu me-mention ibunya dengan, kadang-kadang ”ibu” kadang-kadang ”mami.” Setelah saya berkesempatan berkunjung ke rumahnya, tahulah saya bahwa dia memiliki dua ibu di dalam satu rumah. Maminya yang merupakan ibu kandung adalah istri kedua. Sedangkan yang disebut ibu, adalah istri pertama. Kedua ibu itu akur dan bahu membahu mengerjakan hal-hal di dalam rumah. Dari mulai kepengasuhan terhadap anak, sampai urusan kasur. Saya pikir ini luar biasa. Si Ibu juga tidak pernah dicekoki iming-iming menjadi ahli surga. Mami juga menghormati Ibu sebagai istri pertama Bapak, yang kemudian juga menjadi ibu dari anak-anaknya. Buat si anak-anak sendiri, mereka happy karena di rumah selalu ada dua masakan dengan corak berbeda yang bisa menjadi pilihan. Bisa berlari ke Ibu kalau Mami marah, atau sebaliknya. They seem to be happy. Walaupun saya nggak tahu ya, di dalamnya seperti apa.
Saya pikir kalau kasus poligaminya seperti teman saya itu, world will always be in peace and harmony. Janda-janda korban perang akan terpelihara oleh suami-suami bertanggung jawab dan istri-istri pertama yang baik. Anak-anak tidak perlu terlantar karena bapaknya yang hilang dari rumah dan baru sebulan kemudian pulang, untuk pergi lagi. Istri yang di usia tertentu pengen berhenti dari urusan kasur, juga bisa benar-benar berhenti, karena sudah ada yang meneruskan. Dan seterusnya.
Nah, itu yang saya bilang sebagai syarat dan ketentuan berlaku. Kalau poligami menimbulkan teror antar perempuan, kirim-kiriman tukang pukul atau santet, stigma dan diskriminasi terhadap istri kedua dan keturunannya, pengabaian terhadap istri pertama yang sianggap sudah tidak segar lagi, berikut penelantaran pada anak-anak dari istri pertama, maka ndak usah neko-neko, pakkk. Pakai kacamata kuda saja. Karena apapun yang anda inginkan dari perempuan lain yang bukan istri anda, bisa anda dapatkan dari istri anda.

Selamat hari Sumpah Pemuda!!

gambar dari sini

← stand up and take action
anti social urge →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. hmmm… saya jujur juga biasa aja ngadepin poligami2an begini… well selaen di ajaran yang saya anut tidak melegalkan poligami… tapi juga ngebayangin bisa ngadepin n ngehandle 2 orang istri itu buat saya rada2 ga mungkin 😀 … apalagi kalo salah 1 istrinya termasuk tipe istri bandel kayak saya hehehehe….

    tapi btw… Dhani Ahmad? ke laut aja deh ah… hahahahak…

  2. Aach….what ?, poligami, yang mau berpoligami silahkan, rincian biaya sudah ada diatas.
    Tetapi saran saya, sebaiknya jangan dech. Satu istri saja sudah banyak masalah apalagi jika lebih dari satu. Tinggal dikalikan saja. *Hallaaaa* OOT men.
    Thanks udah mampir.

  3. Jadi bapak yang satu itu…dengan ibu yang satu ini…
    Gara2 palu ya??? Hehe…
    Ya ampun, acara citcat itu emang nggak penting banget! Apa sih yang dipikirkan oleh orang pertelpisian Inonesia ini…*sigh*
    Saya stuju dengan “syarat dan ketentuan berlaku*…
    Salam Kenal ya… 🙂

  4. wkwkwkeekk Dian ternyata temanan juga sama ‘Rani’.. Rani kan penganut Poligami, di 😛

    aku dah pernah kesini dan komen.. dulu bbrp bulan yll 😀
    salam kenal lagi, gpp ya..

  5. Poligami bukan masalah setuju atau tidak setuju. Prinsip dan aturannya kan jelas.. Sejauh syarat dan ketentuannya terpenuhi. Btw, saya pada dasarnya seneng juga lho punya isteri yg bersedia dipoligami, hehe…

  6. @Bundo: salam kembali bundo. saya masih ingat kok..

    @Kakaakin: iya. kami dipalu. cit cat gak penting memang, hehe

    @Aldy: sama-sama…

    @Badruz: kalo sukses, kabarkan pada kami ya

    @Willy: siap! saya akan pasang segera.

    @soulharmony: kalo berat ditaruh aja…

  7. @Dira: kalo gitu, kamu harus mencari istri seperti aku ;-P

    @Bee: aku dan Vania bahagia kok, dijadikan ibu negara 1 dan 2, hehehe. Love u full lah!

    @cyzko: makaseeehhh

    @Septa: makasih juga kunjungannya…

  8. mba…menonton cit cat mengemukakan pertanyaan baru buat saya.apakah para insan pertelevisian ini sudah tdk punya ide lg untuk membuat realityshow yg bagus?
    atau,memang dhani itu sangatlah terlalu arogan sehingga membuat realityshow,atau kl jaman dahulu kala disebut sayembara, untuk cari calon istri?
    atau,para wanita2 yg ikut acara tersebut terlalu bodoh dan berambisi untuk terkenal?
    setelah kubaca lg pertanyaannya,kok jd pertanyaan retoris ya…karena jawabannya…semua org sdh tau jawabannya.

  9. @Ara: hihihi… aku pikir Ara berminat ikutan Cit Cat??

    @Jack: buruan cari… nikah muda enaknya lama. nikah tua enaknya sebentar, katanya

  10. untuk pengandaian poliandri ada pertanyaan: bagaimana kalau si wanita hamil siapa yang disebut dengan bapaknya, sedangkan pada poligami kan jelas siapa ibu bapaknya (tanpa menunggu kelahiran apalagi tes DNA)

  11. salam bahagia, bagi saya persoalan pro dan kontra itu memang isi dunia tapi kalau memang mau nikah-nikah saja tidak usah ada show seperti yang dilakukan oleh acara mas dani tersebut karena itu pelecehan martabat wanita.

  12. Soal masalah menikah dengan 2, 3, atau 4 istri to mas? Itu ada kok diatur dalam ayat Alqur-an, artinya Alloh sangat memperhatikan kepentingan dan kejadian hamba-hambanya kelak kemudian hari, silakan mau mengambil keputusan sendiri, karena itu semua sudah diatur, artinya manusia diberikan rukhshoh, keringanan. Mau menjalanin mangga, nggak yo mangga. 🙄 Sampean wong ngendi mas iki? 😆

  13. Kunjungan balek Mbak Dian
    Topik yang menarik.. ditengah banyaknya poligami..
    Sebagai bahan perenungan bagi yg mau berpoligami
    Tukeren link yok….!
    Salam Hangat

  14. wah..pemaparan poligami yang berimbang,tapi kalau poliandri sih,kasian anaknya nanti,nanti dia bingung bapakku yg mana yah 🙂

    Salam kenal 🙂

  15. Menentang Poligami = Menentang Hukum Allah, SWT.
    Menentang Hukum Allah, Swt sama saja dengan menentang Allah, Swt secara langsung dan silahkan mencari Tuhan selain Allah, Swt. Tapi tetap sebelum melakukan Poligami ada Syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dan harus ditaati. Just My Opinion.

  16. hehe…poligami emang selalu seru untuk dibahas dan gak selesei2. dibuat susah se, padahal khan cuma “tergantung orangnya sanggup ato gak”
    (tapi emang susah se ) 😀

  17. @dobleh: kira-kira kamu terpilih ndak? 😀

    @Wandi: saya bukan maaasss… saya mbak. awewe’

    @Pakwo: hidup pakwo!! saya setuju. ndak usah kita tonton saja, selesai sudah!

    @Shantoy: mau ngedeketin syeh Pujinya saya takut bu. Takut kesengsem. hihihi

    @Sunarno: bapaknya ya semua suami. jadi si anak ndak perlu takut kekurangan biaya sekolah, karena banyak sumber nafkah. warisan juga dia bisa dapat banyak 😉

    @Dangstar: hidup Dangstar! siapapun harus punya pilihan!

  18. Dari namanya saja wempi sudah memiliki pemikiran yang aneh… hm… club poligami. terkesan seperti mainan saja yak.

    padahal poligami itu ada unsur nikah dan tentu saja sakral.

  19. makasih sudah mampir di blogku sis..

    sebel banget sama club poligami, dulu malah ada poligami award, kaya apaan gitu yah. poligami adalah pilihan, bukan paksaan juga bukan disarankan (walau ada yg menganggapnya sunnah atau sedekah atau apalah, menurutku sih nyari pembenaran saja tuh). Rasul saja tak mengizinkan putrinya di poligami.

    menerima Islam secara kaffah adalah menerima kebenaran hukum, tapi tak ada paksaan memilih utk yg bersifat pilihan. Allah mencipta hukum2NYA sesuai kadar dan sikon makhluk yg bernama al-insan. dalam sikon manusia, bisa saja ada kebutuhan utk poligami mungkin (seperti syarat dan ketentuan).

    aku sering membandingkannya dg perceraian, kalau saj Allah mengharamkan perceraian, bagaimana dg yg RT kaya neraka? Tuhan mengerti kadar makhlukNYA, walau Dia membrnci perceraian..

  20. @Wempi: kayak bersepeda aja ya, ada club-nya?

    @didta: siap! saya mampir segera

    @meiy: aiii… jadi seserius ini ya? thanks meiy sudah berkunjung dan berkomen.

  21. hmm,tulisan tentang poligami dari seorang yg bahagia di poligami..hihihihi,piss dhek dian :)well..semua kembali ke diri kita masing2 kok,asalkan ada kejujuran dan bertanggung jawab terhadap pilihan kita,pasti semuanya akan baik2 saja…

  22. poligami kalau syarat dan ketentuan berlaku saya tambahin deh:

    * karena wujudnya adalah membantu atau menolong perempuan yang dinikahi lagi jadi, kudu para janda tapi syaratnya yang udah tua-tua diatas umur 50 tahun 🙂 peace…..
    itu kan bantu juga toch?

    kalau opini saya tentang poligami:

    hidup ndak adil, mengapa hanya pria saja yang boleh lebih dari 1 istri? biar adil dunia ini perempuan juga boleh dong punya lebih dari 1 suami.

    Jika hal tersebut diatas diberlakukan oleh undang-undang sorga ceilee…. habisnya diperbolehkan dari sudut pandang agama sih…
    tapi jikalaupun katakanlah “begitu” nahhh kebayang dong dunia ini apa jadinya? generasi bermunculan yang entah siapa bapaknya dan siapa ibunya, kacau sekali…..

    Meskipun dalam agama yang saya anut tidak ada poligami, saya setuju kalau mau berpoligami itu adalah sebuah pilihan. Wong yang dilarang oleh rambu-rambu kitab suci saja banyak dilanggar oleh kita manusia, itu dikarenakan hidup adalah pilihan, semua yang kita jalani adalah pilihan, sesuatu yang sudah diputuskan untuk kita lakukan itulah pilihan kita.

    Kalau saja boleh menyarankan betapa indahnya hidup setia sampai mati. Para suami-istri hanya dipisahkan oleh “maut” atau kematian saja. Kalau salah satu pasangan sudah meninggal baru deh nikah lagi, rasanya itu lebih wise….. tidak ada tuntutan atau beban baik untuk perempuan yang dinikahi lagi maupun bagi suami yang menikah lagi serta bagi anak-anak karena memang sudah jelas bahwa ibunya atau bapaknya telah meninggal.

    Soal klub poligami yang terbentuk buat saya mah itu hanya minta pengakuan saja…. maksudnya supaya diakui karena mungkin gak pe-de hehehehehe……….

    peace all…..

  23. @jurug: hidup jurug!!

    @dj martha: hidup dj martha!! senang mendapat komen yang panjang dan mendalam. terima kasih dan salam hormat dari saya…

  24. mau poligami kek, mau monogami kek ga dosa sama sekali.
    yg dosa berat itu kalo sampe nikah malah menyebabkan aniaya, menimbulkan kerusakan, dzalim, berbohong, zina/selingkuh, riya/pamer, sumpah palsu, berkhianat, mencari2 kesalahan orang lain, mengingkari janji, mengganggu orang lain, menyakiti orang islam, berdebat dan bermusuhan, merasa aman dari kemurkaan Allah swt,dll.
    nah kalo monogami aja susah lepas dari semua yg di atas poligami aja sekalian. dosa lu tanggung sendiri
    sori bukan marah2. cuman pengen mengingatkan umat islam demi menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. jgn selalu melihat poligami dari boleh/ga nya aja. tapi lihat juga dari potensi dosanya

  25. untuk saat ini saya sedang senang dipoligami’in..soalnya pekerjaan jdi lebih enteng..bukan bgtu,ibu negara 2??heheheehehehhehehe…

  26. @myself: setuju!!!
    hihihi… saya kok nggak punya pendpat ya, setuju sana seini, hidup sana-sini. hihihi

    @lady rose my fisrt lady… tong poligami, jadi!! i love you full lah!!

  27. whoaaaa…bukan curhat dhek dian..lagi gak musim curhat2an…nggak lagi lagi deh di poligami,wakakakak…

  28. Poligami? Mau nyoba ah. Haha. Kidding deng!

    Selain d agama saya jg d larang poligami, saya sh emang emoh kalo d poligami. Ga rela ah! Haha.
    Cuman kalo ada orang yg mw poligami ya saya sh biasa aja, asalkan bisa memenuhi syarat dan ketentuan yg berlaku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →