Iya, kemana aja ya saya? Sudah lama tidak membuka blog sendiri, apalagi punya orang. Pertama karena jaringan internet yang saya punya sekarang super kacau, kedua karena saya sedang mengerjakan sesuatu yang menyita pikiran dan hati saya. Itu yang saya mau ceritakan sekarang. Beberapa waktu belakangan ini, tepatnya sejak bulan November 2010, saya bergabung dengan teman-teman peneliti dari departemen Kriminologi UI. Wah, luar biasa menyeberang ya hidup saya. Dari hingar bingar radio, pindah ke urusan yang sangat serius. Dan saya sangat menikmati, sekaligus hanyut di dalamnya.
Selama tiga bulan ini saya sudah membantu teman-teman peneliti untuk menginterview warga Lapas Wanita Semarang dan Malang. Ada hal yang saya cermati di kedua tempat itu, setiap selesai interview hari pertama, saya selalu tidak bisa tidur. Ini sudah keempat kalinya dan polanya selalu sama. Perempuan-perempuan yang selama ini oleh media diberitakan dan digambarkan sebagai pembunuh berdarah dingin, pedagang manusia, perantara bisnis narkoba, pembuat uang palsu, penipu dan bahkan pembunuh, di kedua penjara itu (saya lebih suka menyebutnya penjara, karena memang itulah kondisi yang sesungguhnya), tidak dapat saya lihat sisi kejahatannya.
Mereka adalah perempuan-perempuan yang sering kali dihadapkan pada situasi yang memaksa mereka melakukan perbuatan tersebut. Perempuan yang tidak berpendidikan, miskin, bertanggung jawab atas anak-anak yang masih kecil dan orang tua yang sudah berusia lanjut, tidak berbekal pengetahuan untuk mencari solusi, maka mereka terpaksa menerima bujukan orang-orang yang memanfaatkan kelemahan mereka. Sering kali seperti itu kejadiannya. Kasus perempuan yang dipacari oleh laki-laki asing, dimanfaatkan untuk menjadi perantara narkoba, bukan cuma satu dua ditemui di kedua penjara itu.
Saya bahkan bertemu dengan salah satu istri tersangka teroris di Malang, juga perempuan dari Iran yang tertangkap tangan membawa sabu di tasnya, di bandara Juanda. Sekarang perempuan-perempuan itu terputus kontak dengan keluarganya, jauh dari negara asalnya, tidak ada yang membantu sama sekali. Saya hanya membayangkan apa yang terjadi dengan anak-anak mereka di sana.
Ada banyak lagi cerita dari balik terali itu yang berikutnya – semoga – akan lebih sering saya tulis. Sebagai pembukaan, sekaligus pemanasan nulis di blog, hari ini ini dulu ya…
Survive dhek… btw, aku lagi di jkt. senen uda balik lagi..
ditunggu cerita-cerita seru berikutnya…
Keterbatasan dan ketidaktahuan menjebak dan mengantar mereka ke penjara.
Saya tunggu kisah mereka, semoga bisa menjadi sebuah pembelajaran buat kita yang diluar sini.
Ma kasih sudah singgah ke blog saya 🙂
@dhek OJ: I will survive sak pole 🙂
@itempoeti: pastinya…
@Ann: sama-sama Ann, nanti saya tulis satu persatu ya 🙂
akhirnya mbak dian muncul,
tugas yang sangat berat itu ya mbak, mewawancarai narasumber…apalagi dengan kisah hidup yang berat itu, pasti menguras emosi dan pikiran
ditunggu update berikutnya
@Monda: iya nih, udah lama menghilang, semoga nggak ngilang lagi ya. Salam kangen buat kamu 🙂
hai mb Dian,
Wah, aktivitas yg memerlukan hati & pikiran lebih ya mb. Tapi pasti menyenangkan, mendapat pengalaman baru berkomunikasi dengan para perempuan yg kurang beruntung. Sukses untuk risetnya.
Makasih sudah berkunjung ke blogku ya mb. Suatu kehormatan dikunjungi novelis ky mb. 🙂
Tabik.
???????????????????????????
…? HADIR MERAMAIKAN STATUS ANDA… ?
???????????????????????????
——————–(O-O)
.————-oOO– (_)—–.
???????????????????????????
? SELAMAT… KARENA SAYA SUKA STaTUS ANDA?
???????????????????????????
‘————————-oOO
———-……..|__|__|
———-………. || ||
———-……. ooO Ooo..
???????????????????????????
…? HADIR MERAMAIKAN STATUS ANDA… ?
???????????????????????????
@Yustha: terima kasih sudah berkunjung, semoga jadi pertemanan yang baik ya 🙂
@Sahabat: terima kasih juga sudah mampir
ditunggu kisah seru yang mengandung banyak hikmahnya mbak..
banyak hal di dunia ini yang terjadi, tetapi kita tidak mencoba memmahami sisi tersembunyi sebagai sebab dan akibat. terlalu mudah bagi kita menilai dan menghakimi seseorang, dan tak selamanya yang di dalam penjara sana seburuk yang kita dengar. semangat mbak ditunggu update berikutnya
salam saya dari kota medan
@ysalma: iya iya, baiklah, akan saya tulis 🙂
@jumialely: salam balik dari jakarta 🙂
Horeee… Mbak Dian kembali…!!!
Ehm… Kesibukan yang luar biasa. Penuh dengan pengalaman hidup tentunya, dan pasti banyak belajar dari pengalaman hidup orang penjara… 😀
Salam sayang dari BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
Wah, seru banget kisahnya, Mbak…
Mungkin saya takkan pernah bisa mewawancara orang2 di lapas, karena miris melulu bawaannya…
*ditunggu lanjutannya
@Denuzz: iihhh… butung hantu kan nggak cuit cuit 🙂
@Akin: hehehe… yang ada malah nangis bareng ya, sama mereka :'(
Mampir di pagi hari ^_^
pagi mbak dia, semoga hari senin selalu penuh semangat.
pantesan mba dian gak ada kabarnya kemaren2 ternyata sedang sibuk dengan aktivitas barunya yang selalu keren.
mereka mungkin melakukan tindakan itu karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan orang2 yang mereka cintai
@Hafid: terima kasih sudah dikunjungi..
@Jumialely: semangat jugaaaa
@Julie: hi Jeng, iya, lama tak jumpa ya 🙂
mampir lagi di sore hari ^_^
yup, ditunggu nih hasilnya… 🙂
@Hafid, terima kasih sudah mampir
@Sakti: baiklah 🙂
saya juga lama gak blogwalking karena konsen di skripsi mba hehehe…
wahh ditunggu terus cerita barunya loh mba
wah mbak dian ga di female lagi sekarang mbak? hmm pekerjaan baru yang sangat menarik ya mbak, bisa tau latar belakang sodara2 sesama perempuan yang kurang beruntung di penjara tersebut. Kasihan sekali
ditunggu loh cerita2nya mbak…