sex, lies and videotape

Dari judulnya aja, udah ketahuan banget ya, umur yang nulis? 😉 Yup, ini adalah judul film yang sempat heboh di tahun 1989. Waktu itu saya inget banget, saya diajakin nonton di Pamulang sama tante saya, dan saya berharap banget diajakin masuk ke studio yang lagi muter film itu, karena judulnya seru. Tapi tentu saja itu nggak mungkin dong. Karena saya masih kelas 2 SMP waktu itu. Maka kami menonton film berjudul Fabulous Bakers Boys. Just so you know Tante, film itu juga bukan buat anak SMP lho. Karena sampai detik ini saya masih terbayang-bayang adegan Michelle Pfeiffer yang mempengaruhi seumur hidup saya, dengan scene di atas piano setelah nyanyi lagu Can’t Take My Eyes Of You 😉

Tenang aja, saya hari ini nggak akan ngomongin tentang film yang 21 tahun lalu pernah sangat heboh itu kok. Saya mau ngomongin tentang videotape sex yang belakangan membuat heboh dunia persilatan internet kita. Saya tidak mau membahas adegan apapun yang sedang santer ditonton orang se-Indonesia dan di-down load ribuan orang sekarang. Saya hampir tidak peduli dengan videotape itu. Saya lebih peduli dengan dampak yang muncul dari peredarannya.
Awalnya sempat terpikir bahwa itu adalah upaya untuk mendongkrak penjualan salah satu produk yang dimiliki oleh salah satu aktor dalam video tersebut. Tapi setelah dipikirkan ulang, kalau saya yang jadi mereka, tentu saja saya tidak akan melakukan upaya mendongkrak produk dengan menyebarkan video semacam itu. Selain nggak akan berjalan sesuai tujuan, dampak negatifnya juga terlalu besar. Keluarga yang ikut tersakiti, komentar dan pandangan negatif, kemungkinan kehilangan kontrak dan kepercayaan di masa yang akan datang, belum lagi kemungkinan mendapatkan gugatan karena perbuatan asusila. Fiuh… terlalu besar yang dipertaruhkan.

Lalu saya pikir bahwa kemungkinan yang paling dekat dengan penyebaran video tape ini adalah karena kecelakaan. Video itu memang dibuat dengan sengaja, tapi hanya untuk konsumsi pribadi. Lalu karena sesuatu dan lain hal, alat perekam jatuh ke tangan orang lain, yang kemudian menyebarkannya entah dengan tujuan apa. Lalu kemudian muncullah kebohongan-kebohongan yang digunakan untuk berbagai kepentingan. Kebohongan bahwa kita mengutuk video itu, sementara diam-diam mencari dan rela men-down load-nya selama berjam-jam di warnet, karena harus berebut bandwidth dengan para penasaran yang lain.  Kebohongan orang-orang yang terlibat di dalam video tersebut, dan entah kebohongan apa lagi yang akan muncul nanti.
Sex + video tape = lies. Itu kesimpulan sementara saya.

Tentunya ini bukan kasus pertama yang berkenaan dengan peredaran video porno. Ada beberapa artis sebelumnya yang mengalami peristiwa serupa. Bahkan bukan cuma artis, tapi juga anggota dewan yang terhormat, juga pernah ada yang mengalami hal serupa. Bahkan di dunia persilatan Hollywood sana, kasus serupa sudah pernah beredar ramai di tahun 80-an, yang menimpa aktor Rob Lowe. Aktor yang tadinya diramalkan akan terkenal dan mencapai puncak karirnya itu, ternyata tidak pernah berhasil mewujudkan ramalan positif itu. Karirnya berakhir begitu saja. Surut. Padam. Well, mungkin sebenarnya tanpa kasus video itu, karirnya juga memang nggak akan naik sih, tapi orang selalu menghubung-hubungkan kemerosotan karirnya dengan beredarnya video Lowe dengan remaja di bawah umur.Hari Minggu lalu, saya nonton Oprah yang juga membahas tentang Erin Andrew, seorang reporter ESPN juga menjadi korban beredarnya video bugil dirinya yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari di dalam hotel.

Terlepas dari apakah orang-orang yang ada di dalam videi itu sengaja membuat videotape mereka atau terekam sebagai korban, tapi membayangkan tubuh bugil kita menjadi obyek tontonan di dunia internet sama sekali tidak nyaman rasanya. Bisa membayangkan kita sebagai obyeknya? Atau, akan relakah kita kalau anak/adik/kakak/ atau orang dekat kita beradegan serupa dan seluruh dunia bisa mengakses tubuh mereka? Atau nggak usah sampai beradegan seksual deh, bugil aja, terus difoto-foto… Fiuh!! Rasanya sama sekali nggak enak kan? Menyakitkan

Apa sih yang membedakan kita dengan singa, kucing, ular, anjing dan monyet atau binatang lain? Kita punya perasaan. Kita diberi pilihan. Kita bukan segumpal daging yang hanya mengikuti insting. Jadi, sudah cukup rasanya kita belajar dari banyak kesalahan orang lain. Bahwa dengan alasan apapun, mem-videotape-kan diri kita sendiri secara sadar, mengambil gambar orang lain secara sembunyi-sembunyi, dalam keadaan tanpa busana, sedang beradegan mesum, mandi atau sedang setrika, sama sekali bukan perbuatan manusia yang memiliki perasaan dan pemikiran. Apakah kita mau gambar kita diperlakukan serupa oleh orang lain?
Saya tidak!

Andi Warhol years ago pernah bilang kalau di masa yang akan datang, orang bisa terkenal hanya dalam hitungan menit. Sandy Sandoro membuktikannya. Saya tidak kenal dia, sampai teman-teman saya di Prambors Solo menunjukkan youtube yang menunjukkan kedahsyatan suaranya. Sekarang, siapa yang tidak kenal Sandy Sandoro? Duo MoyMoy Palaboy juga harus berterima kasih pada youtube. Karena kalau bukan karena youtube yang memuat video cover version mereka yang legendaris menyanyikan lagu Marimar… Aw!!! mungkin sampai sekarang, kita masih tidak akan kenal dengan duo jahil ini.

Nah, inilah masa depan yang dikatakan mas Andi itu. Tinggal kita memilih, mau membuat diri kita terkenal selama hitungan menit dan kemudian dilupakan atau dicaci maki di menit berikutnya? Atau membuat hidup kita perlahan-lahan menjadi dikenang dan menjadi selamanya dikenang, seperti Rachel Carrie? Atau mau seperti apa?

The good news untuk pasangan LA adalah, don’t worry pal! Orang akan segera melupakannya. Terus saja berkarya. Karena in the end, karya kita yang akan dikenang kok. Amien…

Nah, seperti biasa, di akhir tulisan saya suka membuat pernyataan dan pertanyaan. Pernyataan saya adalah: saya memutuskan untuk tidak mencoba menonton apa lagi mengunduh gambar apapun menyangkut tubuh siapapun yang tidak selayaknya dipertontonkan di depan orang lain. Sama seperti saya berkomitmen untuk tidak membuat gambar diri saya telanjang di depan kamera siapapun.
Dan pertanyaan saya adalah: Ada yang mau ikut saya?

Gambar dari sini

← to be honest >< to be safe
Road to Europe →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. salam sobat
    saya mau ikut ..
    setuju mas dengan pernyataannya untuk memutuskan tidak mencoba menonton/ mengunduh gambar porno.

  2. wahaha…mbak dian dipanggil mas! hihi
    Ya sih kadang-kdang suka usil juga memvideokan diri gitu, wah ga taunya berakhir musibah. Bisa juga kemungkinan ketiga mbak, ada orang jahil yang mungkin memfitnah mereka.
    Kesimpulannya saya ikut mbak deh..males banget gtuh nonton adegan yang ga selayaknya dilihat orang lain, jijik aj rasanya. ya ga sih. then hati2 juga kalo berhadapan ma kamera. Jangan berbuat yang nggak2 dan ga perlu merekam yang enggak-enggak

  3. Tapi alasan apapun untuk konsumsi pribadi / apalah tapi dengan beberapa cewek yang berbeda-beda itu seperti apa yang mas omongin … gak ada bedanya sama binatang yang bebas berganti pasangan tanpa ikatan… bahkan induknya sendiripun di gauli …, salam ,,,, link dah saya pasang mas …

  4. yg pny blog ini cewe apa cowo sih? Kok pada gak tau ya,padahal sdh ada profil facebook nya.Btw soal pornografi hrs di hapus kan.Lam knl mba,kunjg blk ya n follow

  5. Prihatin, karena mereka gagal mempertahankan image baik sebagai figur artis yang diidolakan. Kenekatan dan kecerobohan mereka merekam adegan2 vulgar menjadi pembelajaran bagi semua orang agar jangan pernah mengabaikan aturan Tuhan. Nah, sekarang nampak bukan bagaimana Tuhan ingin menyadarkan mereka dengan cara membuka semua kegiatan kelam mereka. Dan bagi saya pribadi (meskipun saya bukan orang yang terlalu fasih beragama)juga patut menjadi pembelajaran agar kedepannya jangan melakukan tindakan2 amoral yang bertentangan dengan aturan Tuhan. Ingat, Tuhan bisa membalasnya dengan memperlihatkannya langsung di dunia ini. Mudah2an aku bisa menjaga diriku. Amin

  6. wah, kalau urusan ‘ikut gerakan tidak mengundah ato mengunduh film porno di internet’ seperti nya itu sangatlah sulit y =)

  7. ikut, ikut, ikut !!!!
    Saya juga sama sekali tidak kepingin download video itu meski tetangga saya pada heboh men-donlot dan mempromosikan kemana-mana.
    Dengernya aja dah jijai….
    Oya, terima kasih dah berkunjung ke tempatku

  8. Haduh..gak kebayang deh kalo gue yang bugil di video itu.
    Bukan karena malu liat body gue yang dipertontonkan ke orang2, tapi apa orang lain ada yang mau nonton? Wkakkakakakk…

  9. Permisi /numpang comment he he

    Bener dan aku setuju untuk tidak menonton atau mendownload videonya , tapi kebetulan yang terjadi pada saya adalah melihat filmnya ditunjukin teman dari HP genggamnya , sebelum aku tahu hebohnya diberita ,

    karena memang aku dak punya TV dan Internet pun aku lebih sibuk otak-atik blog ,ketimbang menjelajah berita , he he , nonton aja jadinya 😛

  10. dunia begitu cepat sekarang
    dalam acara SOLO Sharing Online Lan Offline juga mebicarakan hal ini.
    contoh yang disajikan adalah kecepatan PEWARTA Masyarakat dalam menyebarkan berita umumnya melalui jejaring sosial

  11. @ervine: selalu ada kursi kosong untuk menjadi lebih baik 😉

    @atta: ditunggu ceritanya

    @mundo: looo… kok masih nonton juga…

    @dunia: mulai sekarang jangan nonton yuwk

    @yang lain: terima kasih komennya 🙂

  12. saya cuman mau terkaget2 dulu :mrgreen:
    karena saya kira yang punya blog ni cowok 😆
    ternyata seorang wanita canteeks 😉

    salam kenaaaaaaaal ^^

  13. aku ikut kamu mbak! aku ndak mendownload video itu walaupun beberapa teman mengirimkan linknya private by email atau YM. dan tentunya bukan masalah koneksi juga karena aku biasa mengundu software untuk keperluanku di kantor…hehehehe

    setuju denganmu mendingan gak usah lah ngapain liat begituan gak penting!

    btw mbak…aku ijin masang link blogmu di tempatku ya 😉 aku suka lupa alamat nya jadi kalo mo blogwalking tinggal klik aja…suwun… 😀

  14. @Isma: tenang non… kamu nggak sendiri. banyak yang nuduh saya mas mas kok 🙂

    @Ria: senangnya kamu sepakat sama say… silahka silahkan, mari kita bertukar link ya

  15. salam sobat
    berkunjung lagi mas Dian
    membaca lagi artikel sex, lies and vidotape.
    semoga ngga ada lagi video yg menghebohkan seperti kemarin ya,,

  16. pertama2 mau mebiasakan dulu manggil “mbak” biar gak salah sebut 😀 ….. untuk video heboh itu maaf saya udah terlanjur mengunduh 😀 btw sekarang udah saya buang.btw tahun 1989 saya masih kelas 2 SD jadi tontonan saya masih sekitar unyil dkk ^^

  17. salam sobat
    maaf sekali lagi maaf mba Dian,,saya keliru panggil mas, karena saya cuma lihat nama Dian Purnomo,saya pikir laki-laki.
    he,he kecelek saya.
    nama lengkapnya Diana Wardani ya mba?
    trims follownya.
    saya mau balas follow kok ngga ada follower disini ya..

  18. dalam masalah ini semuanya sama2 salah, baik itu aktor dan aktrisnya, penyebarnya dan juga penontonnya (penikmat video itu). yang beginian aja cepat banget dikenal

  19. yah kalo itu video untuk pribadi kalo tidak dalam ikatan apapun si gak masalah la itu kan mereka selingkuh..pastinya sakitttttttttt Opzzz

  20. @Nura: makasih revisinya…

    @Atta: salam damai Atta

    @Orange: mari kita cari cara yg lebih baik untuk dikenal ya

    @Netmild: sepakat

  21. Masalah ginian nih yang bikin parno aja. Pas nginap di hotel, saya cenderung mandangin ke sudut2. Takut aja ada yang iseng naroh kamera 🙁

  22. @Akin: Tapi memang harus hati-hati lah, mana tau-tau kita kalo dipasangin kamera kan..

    @Mustova: mari kita bikin trending topic yg lain yuk 🙂

  23. andai para manusia pada nyadar, bahwa nonton yang kek gtuan tidak bermanfaat buat kesehatan jasmani dan rohani tanpa dia sadari… emang asyik awalnya sih, tapi rasakan dampak setelahnya hehehe

  24. wah… klo saya sih pengennya hidup sederhana dan berguna bagi lingkungan saya dan klo saya mati kegunaan saya sewaktu hidup akan selalu dikenang dan akhirnya menjadi pahala yg akan membantu saya masuk surga…. 😀

    Salam Kenal 🙂

  25. @Norland: segera…

    @Arya: keep in touch ya

    @Julian: *mencak mencak mencak* ya udah… kalo mau panggil tante juga gpp!

  26. walaupun telat, juga setuju dengan ajakan mbak 😉
    Justru yang membuat heboh itu karena semua media membahasnya,sehingga century, gayus, kenaikan tarif dasar listrik seperti ga sampai lagi pemberitaannya ke masyarakat yaa 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →