Pada suatu hari aku menemukan t-shirt yang bertuliskan seperti judul. All we really want is big ‘o’ atau semacamnyalah. Yang dimaksud big ‘o’ sudah pasti kita semua sepakat memahaminya sebagai orgasm. Iya kan?
So, here is the new vision of orgasm, by me, Dian Purnomo, yang baru saja membeli kaos yang seolah-olah mengatakan pada dunia bahwa perempuan cuma menghitung kepuasan hubungan seks dari dapat big O atau tidak.
Semalam, disaat RCTI muter film keren berjudul The League of Extraordinary Gentlemen, aku dan Fr3y membahas tentang ini. Emang bener gitu, yang diinginkan perempuan cuma itu? Hehe… gak juga sih sebenernya. Buat kami, eh, buat aku aja deh, karena ini belum diteliti dan dicobakan pada perempuan lain, baru Fr3y yang sepakat denganku, the big O itu nggak bisa dicapai hanya sekedar karena napsu, kejantanan, malam romantis, dan sebagainya. The real O is coming from the heart.
Pernah nggak, merasakan dicium kening, mata, tangan, atau pipinya sama orang yang kita cintai dan kita merasa seperti akan ada sesuatu yang meledak dari dada kita?
Well, that is the real orgasm for me now. Nggak harus making love – eh, namanya sudah kuganti dengan supporting love ya – dengan pasangan untuk mendapatkan orgasm. Jadi, kalo balik lagi ke judul awal kita, ya emang bener, all we really want is the big O. artinya adalah, cintai kami (para perempuan) dengan sepenuh hati. Maka setiap pertemuan akan menimbulkan O-O yang tidak terkira. Setiap sentuhan adalah bentuk lain dari supporting love. Dan kami, tidak akan melelahkanmu, memaksamu untuk minum jamu kuat.
Hehe.. peace!!
And this is the picture of us, me and Fr3y, in the middle of our conversation about my new t-shirt.