Hari ini tiga tahun yang lalu, untuk pertama kalinya, setelah bertahun-tahun mati rasa dan tidak percaya pada cinta, aku mulai berani mencinta lagi. Kupercayakan cinta itu padamu. Dengan semua keterbatasan, kelemahan dan ketidakberdayaan kita menjalaninya. Tidak lama, tapi cukup dalam untuk menorehkan bekasnya.
Hari ini, setelah tiga tahun, aku merasakan guratan yang sama. Kali ini aku jatuh lagi di lubang yang berbeda. Dulu, kamu membuatku percaya bahwa cinta ini layak untuk dinyalakan.
Sekarang, kamu memaksaku menyalakannya sendiri. Kamu tahu sayang, angin yang bertiup begitu kencang. Di sini dingin sekali. Aku sangat membutuhkan nyalanya untuk menghangatkan hatiku, tapi pijar ini tak kunjung datang. Satu hal yang ingin kupercaya sekarang, kalau aku tidak akan membeku lagi seperti dulu.
Aku tahu rasanya membeku, menjadi kayu atau batu. Aku tidak ingin begitu lagi. Aku sudah lelah mencari. Kuingin kelak ketika nyala itu datang, dia belum terlambat. Dan dia tidak membakarku dalam dingin seperti ini. Tapi menyentuh jiwaku lagi.
Tepat seperti ketika dia datang pertama kali.
cinta datang dalam banyak bentuk ya mbak?
bahkan dalam dingin sekalipun kita mencinta..
*tsaah, komenku*
selamat datang kembali cinta 🙂
cincha laura…..hehe
jatoeh tjienta berjuta rasa….
yg pasti tiada kata yg mampu mendeskripsikan indahnya…
hanya bisa diungkap lewat hati dan pancaran mata…
welcome back love! 😉
mari jatuh cinta… asyiknya tak terkira….
huayy…
kunjungan balik
salam kenal ya
blognya manis, kayak gw XDDDDD *fitnah*
@gempur
mari jatuh cinta… asyiknya tak terkira….
Kalau saya mah…”mari bercinta…asyiknya tak terkira” *kata orang2 sih 😀
Ehm yg lagi berbunga2
cieee…. huhuy..^_____________________^