by: DyerMaker
Ini bukan cerita yang layak dipercaya, hanya saya sesuaikan dengan tema yang just Dian’s two cents dari blog ini.
Syahdan, halaah, di depan pintu surga dan neraka terjadi sebuah keributan kecil, terlihat di sana terdapat beberapa malaikat berkumpul. Ternyata mereka sedang meributkan sesuatu yang ternyata bersumber pada protes beberapa orang yang ngotot memberikan argumen kalo orang itu pantas masuk surga dibandingkan neraka. Oh ternyata selain malaikat-malaikat yang berkumpul tadi terdapat beberapa orang terlihat diantaranya adalah Gandhi, Hitler, dan Einstein. Mereka terlihat sedang antri untuk ditentukan masuk neraka atau surga.
Keributan berawal dari ngototnya gandhi. Malaikat bilang kalo dia harus masuk neraka karena dia tidak beriman kepada Tuhan penguasa surga dan neraka ini. Dan Gandhi ngotot kalo seumur hidupnya dia selalu berbuat kebaikan kepada orang lain, jangankan ke orang lain lah kepada musuhnya aja di berbuat baik kok. Makanya, masih cerita dia, dia menerapkan perlawanan yang berbeda kepada inggris, bukan dengan angkat senjata membabi buta. Dan Gandhi merasa ini harus jadi pertimbangan kalo dia emang layak masuk surga. Ahh malaikat pusing. Gandhi disuruh tunggu dipojokan ruang, sambil diberi sebungkus kacang dan saluran discovery.
Saat kemudian Hitler dipanggil, tentunya dengan panggilan yang galak, terlihat Hitler agak grogi juga. Dan dia toleh sana toleh sini mencari-cari siapa tahu ada Mussolini yang bisa bantu bantu dia. Dan Malaikat terlihat girang sekali wajahnya, dalam hati dia berkata, hehe si sotoy ini jelas masuk neraka. Dan ketika malaikat mengumumkan bahwa tempat Hitler adalah neraka, Hitler dengan cepat mendebat. Malaikat berkesimpulan, jelas-jelas si kumis jelek ini adalah penghuni neraka yang syah, kurang gimana coba? Udah berapa wanita dan anak-anak yang jadi korbannya? Berapa total korban jiwa akibat perang yang ditimbulkannya? Berapa orang yang menderita di kamp konsentrasinya? Eh tetapi Hitler punya pertimbangan lain, dia berkata pada malaikat kalo malaikat harus mendengar pendapatnya ini. Dia banyak membunuh orang-orang Yahudi (secara samar-samar terdengar oleh Einstein, dan doi langsung merengut), dan secara tidak langsung dia ikut dalam menurunkan ketegangan dan potensi perang yang ada di dunia setelah eranya berakhir. Dia menyuruh malaikat membayangkan, gimana jadinya kalo sekian juta Yahudi yang dia bunuh itu masih hidup dan berketurunan, keadaan Timur Tengah akan makin tidak terkendali. Yerusalem bakalan hanya dikuasai oleh Yahudi, sedangkan Islam dan Kristen akan jadi tersingkir dari Yerusalem. Aiihh Malaikat lagi-lagi bingung, ya begini nih nasibnya kalo jadi mahkluk yang diciptakan tanpa perlu pikiran rasional di dalam raganya 😀 . Akhirnya Hitler disuruh menunggu juga dipojokan bareng Gandhi, tapi tanpa dibekali sebungkus kacang rebus.
Giliran Einstein. Ternyata di akherat sana ada tukang cukur, terbukti kepala Einstein jadi cepak dan ada sedikit jambul di depannya. Kata malaikat, Einstein harus masuk neraka karena dia agnostik dan cenderung ke Atheis malah. Einstein sangat tenang, dan menjawab kalo dia percaya Tuhan, tapi tidak percaya satu Tuhan yang eksklusif satu agama. Dan dia juga mengatakan banyak berbuat untuk kepentingan umat manusia, dan apakah itu tidak bisa dijadikan pertimbangan. Kenapa dari semua yang udah diadili tapi belom selesai tadi harus dilihat sisi jeleknya dulu, kan semua itu adalah relatif. Dan sekali lagi dengan tenang Einstein berkata, kalo dia mendebat ini bukan karena takut akan surga dan neraka. Lalu malaikat diingatkan kalo dia pernah bilang, saat hidup dulu, If people are good only because they fear punishment, and hope for reward, then we are a sorry lot indeed. Hahaha, malaikat bingung juga, kata malaikat susah juga berhadapan dengan orang-orang ini, gak hanya di dunia mereka bikin heboh, ternyata di akhirat pun tetep bikin heboh, mendingan saat mengadili si “kucing garong” yang maling dan penipu kelas teri tadi, langsung masukin neraka tanpa banyak protes. Einstein disuruh ke pojokan juga, tapi dia menolak, karena dia malas berdekatan dengan Hitler. Masih dendam ni ye. Kata malaikat, mereka harus menunggu si Bos dateng. Dan Bos yang akan menentukan nasib mereka.
Dan yang terjadi yang begitulah, saya tidak sampai kepada cerita soal Bos yang akan menentukan siapa yang layak masuk surga dan neraka. Mungkin masing masing kita punya pendapat sendiri-sendiri, siapa yang paling berhak diantara mereka. Dan menjadi pertanyaan bagi saya sendiri, bagaimana sebenernya kriteria orang yang berhak masuk surga dan neraka tadi. Kalau ini merupakan suatu dogma di agama yang saya yakini sekarang, maka saya akan menelan bulat-bulat dogma tadi.
Pastinya akan banyak sekali pertanyaan di kepala saya, benarkah Gandhi gak berhak masuk surga atas perbuatannya yang sangat mulia tadi, ataukah hitler memang berhak masuk neraka karena kebiadabannya? Eh sebentar, jangan-jangan saya memang gak tau apakah surga dan neraka itu bener-bener ada? Hehehehe. Ah jangan, itu dogma, dan baiklah akan saya telan tanpa perlu saya telaah.
Surga dan neraka (menurut saya) sudah pasti adanya. Yang penting kita berusaha untuk berbuat kebaikan di dunia. Masalah kita berhak masuk surga atau harus masuk neraka, Tuhan-lah yang akan memutuskan… 🙂
Haiyah, ini kok saya malah serius ngometari anekdot… ha.ha.
Saya pertamax lagi yax? He.he. 🙂
Bukankah amalan manusia di dunia sudah di catat rapih dan jelas oleh malaikat-malaikat Allah,..kok bisa sampai terjadi percekcokan begitu yach..siapa yang salah yach..
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRR..
Menyapa sahabatku chayank..
MAAF..
Baru jalan jalan dan keliling lagi..
salam sayang
Sebulan sudah kita jalani Ramadhan bersama
Malam penghujung hari yang indah ini
Genderang Perang sudah di tabuh.
Pekik Kemenangan dikumandangkan
Alunan Nada Pengagungan dinyanyikan
Suara Riang Gembira berkeliling kota
Ramadhan dengan segala perniknya telah kita lewati bersama
“Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”
Mudah mudahan Jerit kemenangan ada dalam diri kita semua
Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah Diri
Mari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi Robby
Membersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diri
Mulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTA
Meraih keselarasan diri dalam Ketenangan Jiwa
Bebenah dan jadikan momentum kemenangan ini
Menjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathin
Dahulu datang putih suci bersih
Mudah mudahan kembali suci putih bersih
Tiada kata yang terungkap lagi
Mari kita bersama menyambut hari yang FITRI
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Taqoba lallahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum
Minal ‘aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Dari :
” Kang Boed Sekeluarga “
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabat Sahabatkuku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
mudah mudahan semangat lebaran.. semangat persahabatan dalam CINTA dan KASIH SAYANG terus melekat.. dan bertumbuh
salam sayang untukmu
Nuhun akang…
Iya, kolojengking pertamax terus ih… besok dikasih award ah
Yusup, yang salah yang nulis. hehehe
Malaikatnya sih pake acara tanya – tanya segala, dah tau mereka orang – orang yang pinter semua cari alasan… 🙂
kebetulan kemarin sambil menunggu teman,saya ngobrol dengan seorang satpam,beliau bilang,di neraka itu umur kita selalu 17 tahun,terjemahannya kaga ade matinye. Lucu tapi serem ya,tapi maknanya dalem 😀
dyermaker kok boleh menjajah blogmu to jeng? ckakakakaka
@Liyak.
Lah dijamah sekarang udah gak boleh kok, ya udah dijajah aja blognya. hehehehe
*no comment*
Salam Takzim,
Terlanjur mampir, kurang sip kalau ga ingsi komentar,
Salam Kenal aja ya mamanya Nyanya, semoga Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang membuka tali silaturahim, Minal A’idin wal Faidzin Mohon maap jika tidak berkenan
Salam Takzim Batavusqu
Satu-satunya konsep surga-neraka yang saya suka, yang ada di “Spawn” dan “Constantine”. (Ada yang penasaran? Cari aja komiknya.)
Ya, Togog, I love that hell on Constantine as well. Where we can call Gabriel as: Gabe…
dan apa kelamin dari gabriel saat itu? 😀
cantik dan sedikit ganteng ya, coy?
maksudnya apa?
ya itu kan si gabriel gak jelas lanang opo wedok. Karena memang digambarkan seperti itu. jadi di satu sisi ada unsur maskulinnya di sisi lain ada sisi feminim nya. 😛
rasa-rasanya pernah membca tulisan yang setema dengan tulisan ini. entah dimana. sudah agak lama ga bersentuhan dengan filsafat…
bagi saya saat ini, dogma atau bukan, yang jelas saya merasa bahwa jalan yang saya ambil adalah yang terbaik.
katakanlah, jika kamu mencintai Alloh, maka ikutilah aku. niscaya Alloh akan mencintaimu dan dan mengampunimu.
@Dream house.
Cerita2 soal alam baka begini banyak bos hehehe. Mungkin pernah baca mati ketawa ala rusia.
kalo saya sih, ketika sudah tidak bisa melalui jalan logika dalam beragama, ya kita memang seharusnya kembali ke dogma. Dogma kadang diperlukan oleh orang2 yang berlogika supaya tidak tersesat.
ahh..padahal saya termasuk orang yang sesat nih…
@dream house: salah satu cerpen AA.Navis juga ada tentang dialog para tokoh2 dunia d alam barkah, tp saya lupa judulny apa.
@yg punya blog: kira2 kalo surga dan neraka itu ga ada, qt msh mau percaya Tuhan ga ya?
Dyermaker Says :
Karena saya yang menulis atas seijin pemilik blog, mungkin saya juga yang akan menjawab.
ketika surga dan neraka tidak ada, saya tidak akan punya beban untuk memutuskan percaya atau tidak akan keberadaan tuhan. Seandainya logika saya bisa menjangkau salah satunya, ya saya akan ambil jalan itu.
dan kira2 kalo tidak ada surga dan neraka, berarti inti dari ajaran agama yang saya yakini juga akan berubah. Dan kira2 juga saya akan mengambil jalan “peduli setan” dengan Tuhan.
Cuma kira2 toh?
mba…ijin kubacakan di siaran okeh…
minta ijinnya sama radit, dia yg nulis.
tapi berhubung dia kasih ijin untuk muat di sini, berarti kuijinkan juga. hehe
semoga bermanfaat