take me out from indonesia

Hari Sabtu lalu dengan amat terpaksa saya menonton Take Me Out Indonesia. Setelah sehari sebelumnya berhasil memaksa Frey, Tasa & Wiwit untuk mengganti channel pada saat finale-nya, hari Sabtu tidak bisa dilakukan penggantian channel, karena yang menonton adalah mertua. Hiks… Kalah awu kalau kata orang Jawa.

Hari Sabtu lalu saya tertarik dengan seorang laki-laki berbadan besar bernama Hutri. Dia dengan jujur bilang, kalau dia sering kali ditolak oleh calon mertua dengan alasan ukuran tubuh yang besar, atau madesu alias masa depan suram, entah untuk bagian mana dari hidupnya. Awalnya masih banyak lampu yang menyala, pertanda bahwa masih ada yang tertarik, setidaknya untuk mendengar penjelasan tentang siapakah mas Hutri ini. Tapi setelah dia menyanyi, dimana hampir semua peserta ikut turun untuk berjoget, lalu Hutri menjelaskan – sekali lagi – dengan jujur tentang siapa dirinya, di kesempatan kedua, semua lampu langsung padam. No one was interested in this humble, honest, big-hearted-person.

Seperti beberapa saat lalu mas Samuel Mulia pernah membahas di kolomnya di Kompas Minggu, baru kali ini saya tertarik untuk menulis sesuatu yang berhubungan dengan Take Me Out ini. Setelah mengamati (baru satu kali liat udah bisa dibilang mengamati kan??) ternyata benar. Di Take Me Out itu, orang hanya mencari yang ‘keliatan’ berduit, yang ‘fisikeli’ beautiful, yang ‘tampaknya’ memiliki prospek masa depan cerah, dan sebagainya. Well, ini memang acara yang saya tahu, banyak bedak dan gincunya di sana-sini sih. Pasti segala sesuatu tidak original sepenuhnya di sini, tapi inilah potret sebagian orang di negeri ini.

Saya sendiri, yang di awal-awal Take Me Out, sudah disuruh-suruh sama teman-teman, terlepas dari mereka bercanda atau memang prihatin dengan status jomblo saya yang sudah terlalu lama, lalu saya sendiri berniat iseng ikutan, lalu kemudian saya beberapa kali melihat, kemudian merasa jelas semua orang akan mematikan lampu kalau saya ada di depan sana, karena inilah yang akan saya katakan, “Hi, saya Dian, 33 tahun, single, dengan satu anak perempuan, pekerjaan saya di dunia radio sangat menyenangkan, tapi anda harus tahu, bahwa kalau saya akhirnya memiliki pasangan, saya tidak mau bekerja lagi di perusahaan orang lain. Saya mau anda yang menjadi suami saya, memiliki modal cukup untuk saya berusaha sendiri, memiliki sebuah panti sosial untuk anak jalanan di Jogja, dan masih ada sisa uang untuk ke salon seminggu sekali, dan jalan-jalan keliling Indonesia sebulan sekali. Setahun dua kali saya mau pergi ke luar negeri. Oh ya, pastikan kalau anda meninggalkan dunia lebih cepat dari saya, ada sejumlah uang yang anda wariskan pada anak saya dan saya. Tapi, saya tahu bahwa konsekuensi dari semua ini adalah, saya harus baik pada anda dan keluarga anda. Saya paham konsekuensi itu, dan akan mengambilnya.” That’s exactly what I’m going to say. Pet pet pet pet pet… Semua lampu akan mati di pengumuman pertama itu. That’s for sure.

Orang jujur kehilangan tempatnya di negeri ini. Ini baru tontonan sesederhana Take Me Out. Belum lagi sinetron yang tidak jujur dari segi make up. Pernah lihat perempuan di sinetron yang bangun tidur dengan muka berminyak dan mata sembab? Atau laki-lakinya yang rambut tanpa gel atau wax? Saya, belum pernah melihatnya.

Lalu bagaimana dengan penggede negara ini yang tidak jujur juga pada hati nuraninya? Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, eh, kerja, saya hampir selalu merasa emosi dengan jawaban-jawaban yang dilontarkan para nara sumber. Ada yang membela mati-matian klien bernama Anggodo, padahal menurut saya yang bodoh dan jujur ini, dia jelas-jelas memiliki bukti nyata keterlibatan. Ada yang bilang bahwa partainya itu tidak menolak untuk menandatangani hak angket, hanya saja perlu ini itu untuk lebih meyakinkan, tapi giliran tim 9 mau dibentuk, kok sepertinya partai dia yang paling berminat dengan tim ini, dan seperti ingin menjadi ketuanya. Haduh… saya jadi bingung. Mau mematikan TV, tapi saya tidak rela, karena saya sudah membayar 25 ribu pada ibu kos, untuk TV yang saya nyalakan kurang dari 5 jam per hari. Maka saya menonton terus.

Dan akhirnya pagi ini saya membaca note sahabat saya Asri tentang Lady Gaga. Selama ini saya cuma tahu lagu-lagunya saja. Saya tidak pernah benar-benar kenal dengan perempuan unik ini. Baru dari Asri saya tahu bahwa dia extraordinarilly smart. And honest. Itu yang paling penting. Jadi mulai sekarang saya akan belajar jujur sejujur-jujurnya pada diri saya sendiri tentang apa yang saya rasakan. Saya akan jujur bahwa saya:

  1. Akan berhenti menghakimi sebelum mendapat bukti
  2. Menyukai Madonna karena dia seksi dan selalu diikuti orang semua gayanya, selain itu lagu-lagunya ada di nada rendah sehingga saya tidak perlu memekik-mekik kalau menyanyikan lagunya di karaokean
  3. Ingin meminta maaf pada orang-orang yang pernah saya sakiti hatinya karena perlakuan saya dulu
  4. Ingin berteriak, TAKE ME OUT FROM THIS VERY COUNTRY SO THAT I CAN BE A GRATEFUL AND THANKFUL PERSON, COS I’M GONNA MISS THIS NATURE…
  5. Tidak berbahasa Inggris dengan baik, maka nilai toefl saya tidak terlalu memuaskan, tapi saya selalu merasa bahwa saya ini jagoan berbahasa asing
  6. Sangat memperhatikan penampilan, karena sebenarnya saya satu dari sekian banyak orang yang shallow dan tertarik atau muak pada segala sesuatu pada pandangan dan tuduhan pertama
  7. Kemudian berjanji untuk tidak menjadi judging person
  8. Diam-diam ingin menulis sesuatu semacam twilight, walaupun saya selalu mencela-cela film itu
  9. Tergila-gila pada Alanis Morissette, tapi hanya mengenal 50% saja dari total lagu-lagunya dan tidak kenal benar siapa perempuan ini
  10. Tahu siapa yang berada di balik kasus bank Century
  11. Ingin menjadi semacam mother Theresa tapi diliput di media. Owh… itu Lady Diana ya.
  12. Merasa sangat bersyukur dengan apapun yang saya miliki saat ini.

Itu kejujuran saya hari ini. Anda?

Selamat hari Senin

gambar dar sini

← 2012
18.442 orang terinfeksi HIV di Indonesia →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. Saya jujur, saya lagi malas kerja…
    hehehe..

    “Personal beauty is a greater recommendation than any letter of reference”- Plato
    Di dunia image dan ketenaran seperti sekarang,kalimat Plato itu sudah hampir usang…

    Monday comes too fast..hiks

  2. ada beberapa catatan sih :

    1. bukan tim 9, tapi tim 8. (gak tau lagi kalo memang mau dibentuk tim baru, karena aku tidak pernah nonton tv beberapa waktu terakhir ini, secara diputus)

    2. apakah statusmu benar-benar masih jomblo sampai sekarang?

    3. normal kalo orang cari pasangan itu dilihat dari fisik dulu, apalagi orang kita..gengsi coy kalo gak seimbang!!bener kok sebenernya dari mata turun ke hati..karna aku juga ngalamin itu.so…tetap bersainglah antara muka pas-pasan sama yang guantengnya ngalahin brat pittbuLL wkwkwkwkwkwkwkwk

    4. jujur itu yang penting sama diri sendiri, gak usah ama orang lain. karna aku percaya ketika jujur sama diri sendiri, akan dengan sendirinya dia akan jujur dengan oran lain..hehehehehehe

    itu dulu aja deh…kalo mau, diskusi langsung kayaknya lebih mantap

  3. @Wempiiii… ini bukan ngomongin filem. filemnya udah yang kemaren, 2012. hehehe…

    @Alfina, bahas langsung aja, setuju! daripada menimbulkan perselisihan, tp tim 9 itu ada. tim 8 udah dibubarkan, tauuuu

  4. hmmm….tapi terkadang bahas di sini juga perlu kok!ya udah, kalo emank tim 9 itu ada, kita gak usah bahas

  5. jujur…kl saya salah satu wanita di take me out itu,saya pasti jg akan memilih yg ganteng,berprospek,dan kaya..
    tapi saya ga pernah ikut acara itu.
    dan di dunia nyata,honestly…pasangan saya ga ganteng dan macho,dan itu sempat membuat hati saya bingung benarkah saya mau memilih dia atau tidak.but i still choose him now… (:

  6. @Sunarno: sore sobat
    @D: hahaha… yang mana ya?
    @Elmoudy: ohya? saya akan coba amati lagi nanti
    @ara: hidup ara… jadi, pacar km yang mana nih?

  7. hahaha…seperti biasa mba,tak pernah ada yg tau saya punya pacar dan yg mana pacar saya.but he does exist in this world :)) ditunggu saja undangannya thn depan,amiinn..

  8. saya sedang jatuh cinta (lagi) dengan wanita yang sudah saya pacari selama 8 tahun dan telah saya nikahi selama 1 tahun…
    opoooo…!!!!!
    hahahahihihihuhuhuhehehehohohooo….(wagu)

  9. Perkenalkan
    Saya Guru Go!Blog
    Kepala saya 3 ekor 8 mapan, mandiri, ulet, nekad.
    ———-
    Mesti mbak Dian nek melu neng kono trus aku sing neng ngarep kaya ngunu kui langsung ngumpetke lampu, nggih boten mbak? 🙄

  10. @linduaji: mbok saya diajari caranya…

    @kakaakin: pasti rekayasa lah mas. ketok banget 😛

    @GuruGblg: ora mas… aku langsung ndelik ndek mburi panggung. ethok2 rak melu acara. hehe

    @didut: duuuuttt!!! inget perut!!

  11. ckckck…..bener bener jujur mba Dian ini ,….hihihi
    Take me Out mah….aku yakin separuh rekayasa lah…

    aku gak bisa berenti ketawa baca postingan ini….hihihi
    Aku setuju banget soal point judgmental itu….

    jadi bingung mau komen point yang mana…hihi…
    pokoknya mah gitu lah…:)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →