Tahun lalu saya masih tinggal di Semarang waktu Earth Hour tanggal 28 Maret 2009 digelar. Yang saya lakukan adalah berdiam diri di kamar dengan teman-teman untuk menikmati kegelapan. Esok harinya menonton TV dan menyaksikan keindahan demi keindahan dalam kegelapan di seluruh dunia. Maka tidak berlebihan kalau ada yang bilang, matikan lampu anda, biarkan bumi menyala. Atau kampanye di salah satu negara, matikan lampu sekarang, nyalakan masa depan.
Tahun ini saya dan felix sahabat saya bahkan lebih sibuk dari tahun-tahun sebelumnya, karena felix mendapat kehormatan untuk mengurus upacara earth hour di Tugu Golong Gilig Jogja. Dari mulai perijinan, woro-wiri mengajak pak Herry Zudianto sang walikota ikut berperan serta, keterlibatan teman-teman volunteer, pojok onthel dan genk chantique juga sebagian besar warga Jogja ada di tangan kami. Seberapa keras kami berteriak, itu berpengaruh pada berapa banyaknya orang yang akan tersapu dan mengikuti earth hour.
Tapi tapi… kenapa sih, kita perlu mematikan lampu selama 1 jam di tanggal 27 Maret 2010 dari mulai jam 20.30 – 21.30? Memangnya apa yang bisa kita hemat dengan mematikan lampu selama 1 jam itu? Yuwk, ijinkan saya mencontek dari sana-sini. Ini dia beberapa faktanya:
- Pulau Jawa dan Bali adalah pengguna lebih dari 80% listrik di negara ini
- 20% sendiri dipakai untuk ibu kota Jakarta
- Kita ambil contok kota Jakarta, dengan memadamkan lampu (dan peralatan elektronik yang tidak krusial digunakan lainnya) selama 1 jam, kita sudah menghemat 300MW
- Ini cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik
- Ini mampu menyalakan listrik 900 desa,
- Dan menghemat beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta,
- Mengurangi emisi CO2 sekitar 284 ton CO2,
- Menyelamatkan lebih dari 284 pohon, dan
- Menghasilkan oksigen untuk lebih dari 568 orang.
Kita boleh berkata, ya sudah… biar orang Jakarta saja yang melakukan earth hour. Boleh… Tapi saya memilih untuk mengambil bagian. Saya ingin suatu saat saya bisa bercerita pada cucu saya, bahwa neneknya ini pernah menyelamatkan setengah atau seperempat dari 284 pohon, pernah menjadi bagian dari pendingin bumi yang sedang bergejolak kepanasan karena emisi CO2, pernah bergelap-gelapan untuk earth hour. Saya tidak menyebut earth hour sebagai sumbangan saya terhadap bumi. Ini justru salah satu cara saya membayar hutang budi. Jadi kalau tidak dilakukan, saya akan terus berhutang.
Tidak banyak kok yang harus kita lakukan. Cuma matikan lampu saja selama 1 jam di tanggal 27 Maret 2010, dari jam 20.30 – 21.30. Well, mungkin kita sudah sering mengeluh karena pemadaman bergilir, tapi percayalah yang ini berbeda. Kalau kita berada dalam gelap atas kemauan sendiri, kita akan menikmatinya. Kalau kita menikmatinya, next time, tidak perlu menunggu earth hour untuk mendinginkan bumi. Padamkan lampu dengan kesadaran, kurangi pemakain listrik dengan keiklasan. Maka masa depan untuk anak cucu kita akan menyala lebih terang.
Insyaallah… semoga demikian.
baiklah,mb…
akan kumatikan semua lampu dan barang-barang berlistrik di 20.30-21.30 pada 27.03.2010 ituh..
umm..tapi di rumahku untungnya udah pada sadar hemat listrik. kalo malam apalagi menjelang tidur, lampu yang menyala pasti hanya lampu luar saja. soalnya kita punya kebiasaan tidur di kegelapan. hehehe… 😉
I love Yessi…
lebih gelap, lebih nyenyak tidurnya, iya kannn…
Terimakasih Tim Jogja yang sangat semangat menyebarkan Earth Hour 2010. Sukses yah…..
wah, saya baru tau kalo tgl 27 maret itu ada earth hour. baiklah saya akan mematikan listrik juga.
mba e… boleh kah ya kopi paste tulisan ini di blog saya?
@EH: thanks juga buat kepercayaannya
@hariku: diijinkan, asal menuliskan sumber 🙂
Hallo…kunjungi blog ku ya..jangan lupa komentarnya..happy blogging
SALAM DARI BLOGGER KALTENG
http://deekkyy.blogspot.com
Kalau lebih juga tidak apa-apa kan Mbak 🙂
kalau di Bali udah dari dulu ya. Amati geni. 24 jam malahan…
@dekky: siap, nanti kukunjungi
@mas cahya: boleh banget mas
@Villo: Bali emang juara!!
Matikan lampu saja kan? kalo komputer & TV masih boleh hidup? 😛
Ravi curaaaangggg
Satu jam doang kooookkk
‘Promo’ EarthHour ini juga marak dipasang di Sydney.
Pengen ikut, tapi aku tau diri nggak bisa matikan semua lampu, lebih memilih untuk ‘mengganti’nya dengan cara mematikan sebuah/beberapa lampu yang biasanya menyala selama seharian penuh.
Semoga banyak membantu 🙂
wah ..boleh..dimana-mana lagi digalakan ..
besok ikutan ah…itu tempatnya dimana lokasinya??
oh iya mau tanya yang memprakarsai earth hour pertama kali siapa ya??
makasih
untuk univ2 di indonesia juga ya??:)
@DV: horeee… juara!!
@ijjal: di tugu mas, kalo di jogja
@riza: iya dong, ikutan semua ya. matikan lampu demi masa depan
hmm, program earth hour ini besok ya, mbak?
ikut berpartisipasi ah… 🙂
semoga bumi kita semakin hijau..!
salam kenal juga
matur nuwun sudah mampir di blog..!
Hwa… kmaren nggak ikutan… lagi banyak keluarga ngumpul di rumah 🙁
@vany: sudah jalan… hore, terima kasih partisipasinya
@omagus: amien… samie2
@akin: wah, harusnya bisa jadi ajang sosialisasi tuh… pas keluarga ngumpu; 🙂
udah ikutan juga mbak
maaf, kalau dibandingkan dengan Earth Hour, kayaknya pemadaman bergiliri oleh PLN lebih dahsyat deh, hehehe..
tapi akan lebih dahsyat kita ikuti semuanya 🙂