Dua Sisi Bintang

Kemuning atau lebih suka dipanggil Kuning, menemukan dirinya menjomblo entah untuk yang kesekian kalinya. Sementara sang ibu sudah mulai mengejar-ngejar anak perempuan semata wayangnya ini untuk menikah, karena ketiga kakak laki-lakinya masih belum ada tanda-tanda memiliki hubungan yang serius dengan pacar-pacar mereka.

Buat Kuning, dikejar-kejar menikah sudah tidak lagi terlalu mengganggu hidupnya, tapi justru orang baru yang dicintainylah, yang mengganggu hidupnya. Namanya Bintang. Umurnya memang lebih muda dari Kuning, tapi dia menemukan banyak kecocokan dengan Bintang. Suka menulis puisi, bisa membantu mengerjakan tugas-tugas di cafe yang sedang dikelolanya, dan yang lebih penting adalah, Kuning merasakan cinta pada Bintang. Tapi tidak mudah untuk begitu saja memutuskan untuk memacari Bintang. Pertama karena Bintang sudah punya pacar, kedua, karena Bintang adalah seorang perempuan.

Devon, sahabat Kuning mati-matian menolak dan menentang Kuning untuk mendekati Bintang, sementara Kuning merasa cinta mati pada Bintang, cinta terlarangnya. Apa yang akan dilakukan Devon untuk menghalangi sahabatnya pacaran dengan Bintang? Apakah Kuning akan tetap memaksakan diri untuk pacaran dengan Bintang, yang berarti dia sudah menyakiti pacar Bintang, dan juga menyakiti sahabatnya?

Bagaimana dengan Bintang sendiri? Yang ternyata juga menyukai Kuning? Apakah cinta terlarang ini akan berlanjut dan berakhir bahagia? Temukan jawabannya di Dua Sisi Bintang, novel yang saya tulis sejak tahun 2005 dan baru diterbitkan lima tahun kemudian ini.

Cara mendapatkannya gampang, order ke saya, dengan harga Rp 40,000.- dan untuk 100 pembeli pertama, masih ada diskon lho. 20%…

Ayo ayo… Buruan… Nanti akan ada kuisnya juga lhoo 😉

← EARTH HOUR, matikan lampu hari ini, nyalakan masa depan
manusia = mahluk sosial →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. aku mo pesen gimana caranya??

    ditulis sejak 2005 ya?? aku malah penasaran ama 5 tahunnya itu… hehehe..

  2. kayaknya perlu dibaca nich, pesan satu ya mba…
    kirim pesan di facebook aja. barusan saya add 🙂

    tapi jadi pengarang, distributor, sampe jadi sales manager sendiri? T O P bgt… Salute

    Kiddies

  3. mbak beli novelny gmn??
    aku udah nyari2 d toko buku
    mrk blg ga ada..
    kabarin ya mbak..
    soalny aku pengen bgt bc novelnya..
    hehehhh…

  4. Halo mbak Dian, novel dua sisi bintangnga masih ada? Kalau ada, gimaba cara order nya ya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →