Wow.. Saya bisa terkenal kalau orang hanya membaca judul postingan ini. Tapi apa yang saya tulis sebagai judul di atas beneran lho… Jadi, tolong dibaca sampai akhir ya 🙂
Di Vienna selama konferensi AIDS bulan lalu, vaksin adalah salah satu hilite yang banyak dibahas di sana. Dan ketika media gathering dengan teman-teman media di Yogyakarta minggu lalu, pak Slamet mengemukakan wacana menarik tentang vaksin. Di luar betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk penelitian vaksin HIV, betapa banyak pro-kontra tentang vaksin dan sebagainya, sebenarnya ada sebuah vaksin yang paling mujarab untuk HIV, yaitu INFORMASI.
Kenapa informasi?
Kenapa tidak? Dari data yang kita miliki tentang orang yang hidup dengan HIV, banyak diantaranya yang berasal dari komunitas waria, pekerja seks, MSM (men who have sex with men), pemakai narkoba suntik, dan belakangan ibu rumah tangga juga banyak yang terinfeksi HIV, dan seterusnya.
Kalau kita lihat dari data tersebut, maka ada benang merah yang bisa ditarik di dalamnya.
- Teman-teman waria, MSM, pemakai narkoba suntik dan pekerja seks sekitar 20 tahun yang lalu belum mendapatkan cukup informasi dan dampingan dari LSM yang concern pada mereka. Jadi lack of information ini meletakkan mereka sebagai populasi yang di dalam data awal-awal penemuan HIV di Indonesia terbilang cukup tinggi.
- Pemakai narkoba suntik, jelas jarang mengakses informasi tentang pentingnya menggunakan jarum steril dan tidak berganti-ganti dengan yang lain. Kalau toh mereka paham, kesempatan untuk mendapatkan jarum steril dipersulit. Akses mereka ditutup dan mereka dikriminalisasi.
- Waria bisa dikatakan mayoritas berangkat dari mereka yang tidak berpendidikan cukup, sementara komunitas MSM hampir selalu menutup diri, sehingga akses akan informasi juga mungkin tidak sampai ke telinga mereka.
- Sekarang kita lihat data yang muncul tahun lalu, bahwa angka pertambahan orang yang hidup dengan HIV memunculkan banyak ibu rumah tangga yang kemungkinan terbesar adalah tertular dari pasangannya.
Sekali lagi ini masalah informasi. Seandainya setiap orang memahami bahwa bukan relasi sosial yang membuat seseorang terpapar HIV, tapi lebih pada relasi seksual yang berganti-ganti dan tanpa pengaman, pemakaian jarum suntik tidak steril dan bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV, tertular dari peralatan medis yang tidak steril dan bekas digunakan oleh orang dengan HIV, maka rasanya setiap orang akan aware dan menjaga dirinya sendiri dan pasangannya agar tidak terpapar HIV.
So, what I’m trying to say here adalah: Sebelum vaksin HIV yang sifatnya medic ditemukan, maka cara paling efektif untuk melindungi diri adalah dengan mendapatkan informasi tentang HIV sebanyak yang kita bisa, dan gulirkan informasinya pada orang lain. Keluarga, teman, saudara, tetangga, siapa saja.
Ketakutan, kebisuan, ketidaktahuan, kemunafikan, stigma, diskriminasi adalah virus yang lebih mematikan dari HIV itu sendiri. Setuju?
Gambar dari sini
Wah, saya kira vaksin dalam pengertian harfiahnya. Tapi dalam langkah prevensi, keterbukaan informasi memang ada di garda depan.
Setuju banget nih, Mbak
Murah meriah lagi 🙂
@Cahya: Gak maksud nipu lho.. tapi emang bener kan 🙂
@Akin: sip!!
setuju gan.. mending jangan yang aneh2 dah.. daripada ntar nyesel sendiri..
Ya bersyukurlah bagi yang kena! Dan lingkungan pun tidak tercemar dari penyakit ini!
stuja sangad kak!
kesadaran dari didi sendiri,informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana HIV itu bisa menular,serta pemahaman yang sungguh sunggu memang obat mujarab yang mudah,..
namun sayangnya,kesadaran itu masih kurang 🙁
**akhirnya bisa diakses juga sma si megaloman firefox :D*
@Willy: makanya harus akses informasi kalo mau aneh2 😛
@Aura: Terima kasih sudah gantian mampir 🙂
@Wi3nd: hore… emang dianpurnomo.com ini macan firefox sejati 🙂
menarik
salam hangat dari blue
yup…. ketenangan hati juga bisa jadi obat yah ^^
@Blue: salam hangan kembali 🙂
@Debby: insyaallah bisa 🙂
benar 😀 akses informasi memang bentuk pencegahan yang pertama duli
setuju banget, edukasi emang yang paling penting, jadi kalo orang semakin banyak yang tahu bagaimana cara penularannya…maka banayk orang yang bakal gak tertular… tapi aku juga berharap vaksinnya bakal ditemukan juga
Selamat puasa, semoga ramadhan kali ini lebih baik dari ramadhan sebelumnya, amien!
maaf saya baru sempat mampir, salam persahabatan 🙂
mungkin yang aku mau garis bawahi adalah Ibu Rumah Tangga yang tertular dari pasangannya. Kasihan banget mereka mbak, sang suami yang enak jajan kesana kemarin ehhhh si wanita yang ikutan kena getahnya 🙁
aku setuju bahawa vaksin yang lebih penting untuk penderita HIV adalah Komunikasi dan keterbukaan.
paling menyedihkan begitu tau banyaknya para istri yang tertular oleh suami-suami yang jajan diluar. kasihan…
semoga Allah melindungi kita dari najis dan aib bernama HIV/AIDS ini… amin
Bangau: lhooo… HIV/AIDS sama sekali bukan najis dan aib lho. Itu stigma. HIV adalah virus saja. Yuwk, berhenti menganggapnya sebagai aib 🙂
salam sobat
alhamdulillah kalau sudah ditemukan vaksin HIV
semoga tidak ada lagi yg kena virus HIV
selamat berpuasa,
mohon maaf lahir dan batin.
Salam Kenal dariku, nice artikel 😀 Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin 😀
Wah… Nura bacanya nggak lengkap nih…
Vaksinnya bukan dalam arti harafiah lho ya..
setuju deh
kita cari info sebanyak-banyaknya mengenai virus HIV
agar kita paham bagaimana cara menghindari virus HIV
di wilayah kerjaku makin banyak yang terinfeksi, yang menyedihkan yang terkena sekarang adalah para istri dan anak-anak
informasi memang yang terpenting ya mbak,
semakin banyak info semakin orang aware dan tahu bagaimanan mencegahnya
@prof Helga: mantap!
@Monda: betul sekali jeng. karena orang menganggap kalau hubungan seks suami istri sudah menjamin tidak tertular virus. nah, kalau pasangannya suka jajan atau memakai jarum suntik bergantian atau tertular dari media lain, gimana dong? let’s find more info about it kuncinya 🙂
Oooooh saya pikir beneran vaksinnya udah ditemukan. 😆
Asop: masih dalam penelitian 🙂
mungkin bukan vaksin mba,, tp cara penanggulangan hehe,,,
tadi tak kira beneran nemuin vaksin dalam arti obat
pertama baca dah langsung buru² masuk post ini,,, ternyata hehehehe…
yang pastinya mencegah lebih baik daripada mengobati kan? ^^
@Tomi: vaksin kan artinya pencegah mas, hehe
@Kampus: hehehe… kesasar ya?
@Kangmas: betul mas… banget 🙂
Uhoo~~ Uhoo~~ Hm, scrolldown eh bemu postingan yg dicari-cari! Mungkin bagi kebanyakan orang memang
agakmengecewakan. Tapi, kalo dg teliti, benar juga vaksinnya. Karena vaksin kebanyakan mencegah, makan mencegah lebih baik daripada mengobati. Ok ok?!Kita harus bersyukur dengan kecanggihan teknologi ini.
bener banget…
mencegah lebih baik dari mengobati itu masih berlaku 😀