lingkaran setan kejahatan

Hari ini saya bekerja di rumah dan sengaja meniatkan diri untuk meng up date web. Belakangan memang ada hal yang saya harus berikan konsentrasi penuh. Pekerjaan baru, tanggung jawab baru dan itu menyita perhatian penuh saya.

Sebelum menulis ini, saya memperkaya otak sedikit dengan membuka-buka website berita up date. Dan yang paling menarik saya adalah berita tentang orang miskin yang terlupakan dariย liputan 6 dot kom. Lagi-lagi korbannya adalah anak-anak. Perempuan dan anak-anak memang sering kali menjadi korban kemiskinan.

Saya jadi ingat – ini sekaligus memenuhi janji saya untuk menceritakan tentang teman-teman baru saya di penjara – dua orang ibu bernama S dan S, yang keduanya baru saja mengabari sahabat saya, kalau mereka baru saja pulang dari penjara.ย Saya bukan main girangnya mendengar ada teman-teman baru yang berhasil menyelesaikan ‘kuliah’nya di penjara. Tapi sayangnya, berita berikutnya tidak terlalu menyenangkan. Ibu S pertama tidak dijemput siapapun dari rumah, padahal rumahnya 5 jam dari kota tempat dia dipenjarakan, tidak memiliki uang, tidak tahu harus kemana dan bahkan keluarganya tidak tahu kalau dia pulang hari itu. Ibu S kedua terpaksa mencari kos di untuk menambung si teman ini dan kedua anaknya, karena dia diusir dari rumah kontrakannya yang lama.

Cerita selanjutnya kami belum mendapatkan kabar lagi dari mereka karena telpon tidak bisa dihubungi, tapi rasanya saya sudah bisa mereka-reka di atas kepala saya. Mereka akan kembali menjadi sasaran yang empuk bagi jaringan kejahatan, menjadi semakin terpinggirkan, dari orang terpenjara menjadi orang terbuang. Lalu hanya masalah waktu saja yang akan membawa mereka kembali ke penjara.

Ini benar-benar seperti lingkaran setan yang sulit sekali memutuskannya. Bulan lalu saya bertemu seorang sahabat yang sudah 5 kali masuk penjara. Dia bercerita bahwa nyatanya hidup di luar jauh lebih sulit. Memutuskan rantai ketergantungan terhadap ‘bos’nya juga bukan perkara mudah. Ada nyawa dan perut yang dipertaruhkan di sana.

Jadi siapa yang bisa membantu mereka? Saya nggak mau jauh-jauh menengok ke gedung putih atau gedung DPR yang akan direnovasi itu, walaupun kalau mereka punya malu sih, biaya renovasinya bisa dipakai untuk yang lebih berguna dulu, tapi saya mau mengajak menengok ke kiri dan kanan pundak kita saja. Keluarga, saudara, sahabat, tetangga, ada tidak diantara mereka yang mungkin perlu kita bantu seperti kedua ibu S tadi? Kalau ada, yuk, kita bantu bareng-bareng… Supaya lingkaran kejahatan di sekitar kita bisa diputuskan.

Mariiii…

← lindungi anak dari kejahatan dunia maya
satu abad perjuangan perempuan →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. ketika saya memposting Tentang Gedung DPR ini

    hati saya sangat terluka mbak……

    saya tak pernah mengerti hingga detik ini, apa yang dipikirkan oleh mereka-mereka. bahkan tak terjangkau pikiran saya bagaimana mereka melihat yang tidak makan dan yang tidak sekolah

    Menyakitkan.

    dan lingkaran kejahatan itu tak akan pernah terputus jika hanya mulut mereka yang berbicara tapi hati mereka berkata lain.

    bagaimana rasanya teriris.. tak pernah cukup kata-kata untuk mengungkapkannya

  2. tragis sekali mendengar kisah mereka y mbak..jahatnya jg masyarakat kita yang dengan kejamnya mencap mrka sbg ‘mantan napi’ tanpa menerima mereka kembali..

  3. adalah suatu kesalahan besar dan dosa besar jika kita terlalu berharap banyak kepada anggota DPR…

    dan suatu penghinaan besar bagi diri kita jika menggantungkan hidup kita kepada anggota DPR…

    anggota DPR hanya sibuk mementingkan perut sendiri,demokrasi atas nama rakyat hanya kamuflase..

    tidak bermaksud menggeneralisir,tapi seberapa banyakkah anggota DPR yg betul-betul concern dengan rakyat kecil? ,hanya beberapa gelintir saja dan itupun tertelan oleh para gurita dan mafia DPR…

  4. Jumialely: betul, mereka yang tidak membela orang yang butuh dibela, adalah orang yang kejam. apalagi mereka memiliki kapasistas untuk itu.

    Intan: iya Intan, masyarakat kita masih penuh dengan mitos dan pada parnoan.

    Merli: betul Merli, sahabat-sahabat saya banyak yang ada di sana ๐Ÿ™‚

    @Agoest: sepakat mas Agoest, mereka hanya memperhatikan kita ketika membutuhkan suara kita.

  5. aku setuju banget mba Dian, mereka orang-orang terdekat kita itulah yang perlu lebih kita perhatikan
    tak perlu jauh-jauh mengurusi orang lain

  6. @Julie, jadi mari kita menengok ke kiri dan ke kanan.

    @Depz, aku baru tahu kalau Julie panggilannya Kajol ๐Ÿ™‚

  7. suka heran deh dgn mereka yg punya jabatan dan uang, tapi tidak merasakan ato tidak melihat ato tidak mendengar mereka2 yg membutuhkan, kayanya mereka buta, mereka tuli, panca inderanya telah tertutup.

  8. Sedih lho mbak melihat banyak perempuan dan anak yang jadi korban. Sering kali dalam perjalanan pulang, saya suka lihat mereka yang meminta2, kebanyakan perempuan.
    Makasih lho mbak sudah diingatkan.

  9. ke wakilnya aja rakyat sudah tidak bisa berharap, pemerintah sibuk memperdebatkan siapa yang masih mendukung dan di dukung,, rakyat mencari jalannya sendiri keluar dari lubang kehidupan,, setuju dengan cara mbak dian, liat kiri kanan, bantu yang bisa kita lakukan, dari lingkungan terdekat..

  10. Assalaamu’alaikum mbak Dian…

    Terangkat rasa simpati dan empati mengetahui nasib yang bisa terjadi kepada ibu S dan S. Tentu payah sekali kehidupan mereka setelah keluar penjara. pasti mereka mengharapkan sinar baru untuk memulai kehidupan seperti orang lain. tidak dibuang dan tidak dipinggirkan setelah “membersihkan dosa” lalu. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya.

    Kalau di Malaysia, orang yang hidup bergelandangan juga dibantu oleh pihak Kementerian Masyarakat. Malah kini dibangunkan sebuah bangunan tumpangan untuk mereka singgah berehat. waktu malam mereka akan diberi makanan oleh beberapa persatuan kebajikan yang sudi membantu meringankan beban hidup. Malah menteri sendiri yang datang untuk mendengar masalah orang yang hidup gelandangan ini.

    kalau untuk ibu2 yang keluar penjara dan tidak ada waris yang mempedulikan, biasanya mereka akan dirujuk ke rumah kebajikan. semoga hal seperti ini berlaku di Indonesia.

    salam mesra dari sarike, sarawak.

  11. Melalui postingan itu, kamu sendiri sudah melakukan aksi nyata sebagai usaha untuk memutus rantai kejahatan ๐Ÿ™‚ Mudah-mudahan akan menular ke kami dan berpengaruh luas di blogosphere.

  12. @kak Siti, terima kasih sekali, baiklah… tautannya akan saya pasang ๐Ÿ™‚

    @Codet: terima kasih mas… Semoga ya

  13. Betul sekali Bu Dian…
    Hal ini baru bisa dilakukan jika lingkungan mendukung. Semoga cara berpikir orang Indonesia semakin lama semakin baik dan perhatian akan hal semacam ini.

  14. mantul….yach semoga saja pola pikir bangsa ini kian hari makin baik sehingga kondisi bangsa ini pun juga makin membaik, karena semuanya berawal dari fikiran yang nantinya berdampak pada aksi dan reaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masaโ€™ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, โ€œSave your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →