Dia menarikku turun dari taksi online yang sudah setengah jam tidak bergerak di keramaian pasar, tepat di depan toko yang penuh sesak dengan mainan. Keputusan tepat, hanya lima menit waktu yang kami butuhkan untuk sampai di tujuan. Tetapi dengan mobil, mungkin bisa lebih dari satu jam. Kami meliuk-liuk ala Gal Gadot dalam Wonder Woman, berusaha menghindar dari gerobak, motor dan mobil yang terjebak kemacetan.
This should be worth it!
Dia mengeratkan genggaman, memberi tanda kalau kita mesti berbelok ke sebuah gang sempit di sebelah kanan jalan. Udara lembab, apek dan bau got mampet menyergap hidungku. Beberapa bangunan digunakan sebagai gudang atau pintu belakang toko. Laki-laki muda berbadan keras sedang mengangkat kardus dari trolley ke dalam rumah. Kardus-kardus itu membentuk benteng yang kokoh, mengintipku dari dalam bangunan. Seorang laki-laki dengan rokok terselip di antara kedua jarinya berbicara dengan perempuan di balik etalase toko plastik.
Dia menarik tanganku, membuatku menyejajari langkahnya. Dia selalu berjalan dua kali lebih cepat dariku, tetapi tidak pernah berhasil menandingi kecepatanku bicara. Kadang dia berbicara dengan tubuhnya, tanpa kata. Kami berbelok ke kiri, menyusuri gang sempit yang dipenuhi meja serta gerobak pedagang kopi sachet seduh serta nasi bungkus. Persis di depannya, pagar besi bercat abu-abu seadanya dengan pintu yang hanya muat dua tubuh seukuranku, mengantar kami langsung ke dapur. Laki-laki berambut putih mengangkat ayam utuh dari panci, laki-laki tanpa rambut mencincang seledri. Mereka tidak bereaksi atas kedatangan kami.
Oh, jadi dia mengajakku masuk ke sebuah restaurant dari dapurnya.
“Ci, pesananku tadi udah siap kan?” tanyanya.
Perempuan yang dipanggil Ci hanya mengacungkan ibu jari kanannya. Dia menuding kursi yang menempel di tembok tepat di bawah kalender sobek berwarna merah bergambar naga bertuliskan aksara China. Dia bukan satu-satunya, hampir seluruh dinding yang catnya mengelupas di sana-sini ini dipenuhi tanggalan. Toko Mas Gajah, Bakmi XYZ, Sinar Jaya, Buah dan Sayur Lancar Rejeki, dan masih banyak lagi yang tidak terbaca nama tokonya, tetapi didominasi gambar model nan cantik. Tidak ada tulisan nama restaurant baik di luar maupun dalam ruangan ini. Di meja pun tidak ada daftar menu, di mana aku bisa melihat nama restaurant ini terpampang di bagian atasnya.
Perempuan yang dipanggil Ci muncul kembali membawa piring oval berisi ayam rebus dengan taburan bawang goreng gosong di atasnya. Di belakangnya perempuan berkulit lebih gelap dan berbicara dengan logat Jawa Tengah membawakan kami es jeruk dan sebuah botol berisi jus kedondong-kiamboi.
“Kamu pesan ini untukku?”
Dia mengangguk. “I need you to just trust me this time.”
“Selamat makan.” Perempuan yang dipanggil Ci telah menghidangkan semuanya. Ayam rebus, tumis kacang kapri, cumi goreng mentega dan lumpia udang.
Cumi, ayam dan kapri segera membentuk kubu-kubu mengelilingi nasi di piringku. Di piringnya hanya ada nasi dan ayam. Seperti hidupnya yang tidak pernah mencampurkan pekerjaan dan cinta, dia juga tidak mencampur aduk makanan. Matanya sudah terpejam, lidah, ludah, gigi dan enzim di mulutnya mendendangkan decak yang merdu, jiwanya setengah di angkasa. Sekarang giliranku.
Ini gila.
Ayam rebus pucat kenyal dan bawang goreng beraroma jahe menari di mulutku. Aku segera melesat menyusulnya ke angkasa. Ketika kembali ke bumi, dia sedang menatapku sambil tersenyum puas.
Wong Fu Kie
What to Read Next
Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif
Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...
Berkah Dalem
Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...
44 Years of Practice
Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...
The Class of 94 and Beyond
Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...
Australia, Isu Sosial, Kesehatan, Lingkungan, Non Fiksi, Perjalanan, Selandia Baru
Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim
Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...
Asia, Budaya, Fiksi, Indonesia, Isu Sosial, Kejahatan, Novel, Novel, Perjalanan, Tulisan
Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya
Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...
Isu Sosial, Lingkungan, Non Fiksi, Praktik Baik, Tulisan
Defrag Pikiran dan Keinginan
Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...
Budaya, Isu Sosial, Kesehatan, Sosok, Tulisan
Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord
Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...