karena frey, mas gat, shantoy, dan beberapa orang menanyakan kenapa gak pernah up date web, maka inilah jawaban saya. menurut mas gagat, ide yang baik untuk mempublish bab V saya, jadi sebelum dibantai dosen pembimbing, silahkan teman-teman membantainya duluan. habisnya saya ndak tau mau nulis apa je…
skripsi saya membahas facebook abis-abisan. jan, menyenangkan sekali to? sekarang skripsi udah selesai, saya sedang menyelesaikan proyek tulisan tentang kota semarang. jadi… web-nya malah agak terabaikan…
Temuan penelitian menunjukkan setiap informan pada awalnya tidak memiliki motivasi yang kuat untuk membuka sebuah account atau profile facebook, karena banyaknya website sejenis. Tapi ketika sudah memiliki profile dan memahami aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya, setiap informan pada akhirnya memilih website facebook sebagai web yang bisa menghubungkan mereka dengan jaringan yang juga ada di dunia nyata, dibandingkan website lain yang sejenis. Keempat informan adalah khalayak yang aktif mencari apa yang mereka inginkan sesuai dengan harapan mereka. Seperti yang dinyatakan oleh informan keempat, bahwa kalau orang tidak memiliki facebook, maka mereka sendiri yang rugi. Hal ini ditemukan oleh peneliti pada saat mereka mengungkapkan apa pendapat mereka tentang orang yang tidak memiliki profile facebook.
Peneliti melihat setiap informan memiliki lima karakteristik khalayak aktif yang dirumuskan Frank Biocca dalam teori minimal-effects, yaitu selektif memilih website yang menjadi media penghubung dengan teman-teman lain di dunia nyata; mereka mempergunakan media internet untuk memenuhi kebutuhannya; mereka (pada akhirnya) sengaja memakai facebook dengan tujuan tertentu; mereka menunjukkan keaktifannya dengan membaharui profile, mengganti gambar, mengirim dan menerima aplikasi kiriman dari orang lain, serta memberi masukan akan aplikasi atau perbuatan pemilik profile lain yang menurut mereka kurang sesuai dengan apa yang mereka harapan; dan mereka tidak mudah terpengaruh pada aplikasi dan isi pesan yang disampaikan karena mereka mencermati terlebih dahulu apakah pesan tersebut sesuai dengan pemahaman mereka.
Keaktifan informan nampak dari pendapat mereka tentang aplikasi facebook dan pemahaman mereka mengenainya. Hasil interpretasi informan menunjukkan bahwa mereka tidak sekedar menerima aplikasi begitu saja, tapi juga memaknainya sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya aktifitas responden yang dengan sengaja menghapus aplikasi yang sudah dianggap tidak sesuai lagi atau tidak merepresentasikan dirinya.
Interpretasi khalayak diperlukan sebagai ajang eksistensi khalayak dalam dunia media massa untuk mematahkan asumsi yang selama ini menganggap khalayak adalah pasif dan mudah dipengaruhi oleh media massa. Ini penting untuk menunjukkan bahwa khalayak bukan orang bodoh yang mudah dijejali pesan-pesan kurang bermutu dan terlalu berlebihan dalam menampilkan realitas dunia. Dunia internet dan para pengelola website yang ada di delamnya sudah saatnya berbenah diri dengan menampilkan website-website yang bermutu dan mendidik karena dengan berjalannya waktu, sudah banyak penelitian yang menunjukkan khalayak adalah orang yang keras kepala. Ia aktif menjalankan hak mereka dengan menyeleksi pesan tersebut menjadi pesan mana yang memang layak dikonsumsi dan mana yang tidak layak.
Makna yang dihasilkan oleh setiap informan menunjukkan keterkaitan mereka dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan masing-masing informan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Gadamer bahwa pengalaman kita dengan dunia yang kita interpretasikan begitu dekat serta saling berkaitan. Keunikan yang peneliti temukan dalam penelitian akan keterlibatan para pemakai facebook adalah, dengan begitu aktifnya seseorang memanfaatkan jaringan internet sebagai ajang bersosialisasi dengan orang lain, maka sosialisasi sesungguhnya yang mempertemukan antar manusia justru menjadi berkurang. Walaupun fenomena ini baru diamati di kota Jakarta saja, dengan maraknya penggunaan blackberry dan ketersediaan fasilitas hotspot dimana-mana.
Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti bahwa walaupun facebook saat ini bisa dikatakan menjadi alternative pengganti untuk membina jaringan antar teman melalui internet, tapi ternyata justru menjadi semacam boomerang untuk para pemakainya karena justru mengurangi relasi social yang sesungguhnya dengan manusia. Bagaimanapun relasi social dengan orang lain secara nyata dan langsung belum dapat tergantikan dengan hubungan virtual melalui website jejaring social apapun. Mengirimkan ucapan selamat secara langsung akan terasa lebih bermakna dibandingkan mengirimkan aplikasi selamat atau mengirimkan benda-benda virtual yang lain. Selain itu, keterbatasan akan akses internet juga menjadi salah satu pertimbangan bahwa hubungan virtual masih memiliki banyak batasan. Seandainya seorang pemilik profile sudah mengirimkan ucapan atau benda virtual lain, tapi karena sesuatu dan lain hal yang dikirimi belum berkesempatan membuka website tersebut, maka pesan juga tidak akan sampai pada orang yang dikiriminya.
Gak dibaca semuanya kan? Hehehe…
…kok Facebook tiba2 jadi tidak fun lagi ya stelah baca tulisan ini… Kakakakakkak
aduh!! tolong… jangan kembali ke friendster ya!!
aku udah terlanjur eksis di fb nih..
Syukurlah..
Yang penting kelar…
Good luck on the rest things..
*mumet baca postingan ini*
kan udah dibilang, tidak untuk dibaca Duttt…
trus wisudane kapan?
sek sek… ujian awal maret dulu
soakan aku ya, sist.
baru aja repisi lagi soalnya