I’ve got tagged

Wah, setelah lama tidak mendapat tongkat estafet, akhirnya dapat lagi nih dari mas Edwin.Β  Saya dengan senang hati karena narsis berniat membuatnya sebaik mungkin. Hehe…
Ini dia daftar β€˜interogasi’-nya πŸ˜€

1. Where is your cell phone?
Ada di meja saya. Kalau malam di dekat kasur karena kalau wekernya bunyi pagi-pagi bisa segera saya tabok sampai diam.

2. Relationship
Saya punya sahabat ber-13 kalau tidak salah. Namanya genk chantique. Rasanya seru aja, kayak jaman SMP dulu. Tapi saya berteman dengan banyak orang lain.

3. Your hair?
Pendek, tipis, lurus. Pengen dipanjangin, tapi semua teman bilang, saya macam waria kalau rambutnya panjang. Jadi… saya memilih… tetap berusaha memanjangkannya πŸ˜‰

4. Work?
Saya kerja di radio FeMale Jogja. Saya menulis dan menerbitkan novel saya, kalau itu juga bisa disebut sebagai pekerjaan.

5. Your sisters?
Siblings maksudnya? Saya anak ke-2 dari 4 bersaudara.

6. Your favorite thing?
Ngompor. Jadi kompornya orang maksudnya. Saya agak provokator sejak kecil. Karir demo saya diawali dari kelas 5 SD dengan memprotes wali kelas. Hehe… Tapi sekarang saya sedang belajar meditasi dan menulis indah.

7. Your dream last night?
Saya lupa. Short memory lost. Maaf

8. Your favorite drink?
Jus setroberi. Mimik ‘anget’

9. Your dream car?
Harrier item!!

10. Your shoes?
Sepatu sandal putih, flat shoes kotak-kotak biru seharga 30 ribu, converse putih, sandal jepit untuk ke kamar mandi

11. Your fears?

  • Takut belum sempat minta maaf sama orang yang saya salahin
  • Takut belum bertobat saat maut menjemput
  • Takut belum sempat membahagiakan orang tua saya
  • Takut belum sempat hidup bersama anak saya
  • Takut sudah menjadi pengaruh buruk
  • Takut bahwa tidak cukup berusaha
  • Takut nggak bisa berenti menulis ketakutan saya T_T

12. What do you want to be in 10 years?
Saya mau seperti mother Theresa, mau seperti JK Rowling, mau seperti ibu saya, mau membangun sekolah gratis untuk orang tidak mampu, mau keliling dunia untuk belajar, mau kembali ke Indonesia untuk membangun negeri ini.

13. Who did you hang out with last week?
DJ, Felix, genk chantique

14. What are you not good at?
Olah raga. Fiuh…

15. One of your wishlist item?
Hidup dengan Vanya

16. Where you grew up?
Lahir di Salatiga, SD di Lampung, balik lagi ke Salatiga kelas 3, balik lagi ke Lampung pas SMP, SMA di Salatiga, kuliah di Semarang. 1,5 tahun ini tinggal di Jogja

17. Last thing you did?
Baca proof novel saya dan merubah thank you note-nya πŸ˜‰
18. What are you wearing?
Jangan bilang-bilang, saya lagi di kantor. Celana putih, atasan kaos ungu. Sandal jepit
19. Your computer?
KOmputer kantor lah. Pokoknya layar LG πŸ˜‰
20. Your pet?
Nggak punya. Tapi saya pengen melihara ular piton albino.

21. Your life?
Roller coaster like. Upside down. But I’m having so much fun riding.

22. Missing?
Ada orang yang bermaksud mengambil hak asuh atas anak saya. Tapi siapapun dia, percayalah tidak akan berhasil.
23. What are you thinking right now?
Kok saya serius amat ya, ngisi ini πŸ˜‰

24. Your car?
Mobil kantor, hehe

25. Your kitchen?
Anak kos. Dapur kos hehe
26. Your favorit color?
green

27. Last time you laugh?
Just now. Waktu penyiar saya ngeyel mau kasih tambahan clue buat kuis. Hehe… no way.

28.Last time you cried?
Hari Sabtu kemarin seharian. Seharian!!
29. Love?
I love Vanya, I love my parents, siblings, friends, my self, universe, I love life.

30. So who wants to share their ONEs? how about?
Hehe… mesti mas Edwin juga nggak mudeng bagian ini to? Apalagi saya…

31. Person elected to the tag (tag ini saya teruskan kepada):
DJ, Felix, Idana, Jeng Erry, Intan Rawit, hayo… silahkan, yang lain meneruskan ke orang lain juga.

Tata cara membuat tag:

Silakan copy ke-31 daftar pertanyaan di atas dan anda jawab sesuai dengan kondisi anda. Saya pikir semakin anda terbuka dalam menjawabnya, semakin asyik teman-teman mengikutinya, karena jadi tahu hal-hal kecil yang ada pada diri anda. Tapi tidak harus blak-blakan kok. This is just for fun…

← free hugs jogja
the upcoming novel →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. @edwin: gak papa mas. biar telat asal dikerjakan, hehe

    @BEI: oki doki

    @liyak: soale ora tau mbok garap owk buuu… πŸ˜‰ mesti kesibuken karo murid ki, hehe

  2. saya macam waria kalau rambutnya panjang …

    Saya ngakak koprol membaca kalimat yang satu itu …

    Yang jelas saya diingatkan …
    saya juga pernah di Tag … untuk menjawab 31 (baca : tiga puluh satu) pertanyaan tersebut …
    Dan belum saya kerjakan sampai saat ini …

    Mengapa ?
    Sebab … saya orangnya pemalu … πŸ™‚
    (halah)

    Salam saya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, β€œSave your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →