Ini adalah novel paling bontot yang belum saya kasih adik lagi. Beberapa adik sudah dalam proses pembuahan dan belum selesai-selesai finishing-nya. Jadi setelah empat tahun ini, saya rindu membelai anak baru rasanya.
Novel ini terinspirasi dari pada OTMI girls yang lima dari 8 orang adalah Batak. Mereka sedang dalam masa dikejar-kejar untuk nikah sama orang tuanya. Ada yang sudah dalam tahap persiapan. Jadilah setiap hari yang saya dengar seputar sinamot, brokat Prancis, berlian, marhusip, martumpol, dan semua dunia perBatakan yang buat saya menarik.
Saya sendiri nyaris jadi Boru Jawa back in 1997. Nyaris mengalami huru-hara perkawinan antar adat. Jadilah saya rangkum cerita seru kawan-kawan saya dalam novel ini. Dengan permohonan maaf sebesar-besarnya kalau saya menulis adat lain yang bukan adat saya sendiri. Semoga tidak ada yang menuntut saya karena pasal menistakan Adat.
Nah… Sembari menunggu dedek baru, izinkan saya menimang si anak bontot ini dengan menuliskan review pembaca ya. Semoga bermanfaat. Kalau setelah itu jadi pengen baca, sepertinya di lapak-lapak jualan online sudah ada yang jual preloved-nya kok 🙂
Review:
- Kireina Sekai. Saya suka review-nya. Dia bilang semua tokohnya pasif di sini. Nyebelin. Owh, makasih ya Kirei, sepertinya mood penulis ketika proses hamil dan melahirkan novel ini berdampak banget. Next time better lah saya.
- Femina. Aha.. Femina pun me-review rupanya. Makasih lah ya, Fem!
- Reading vibes. Cita-cita dia sama dengan Tantra. Sama juga dengan saya.
- Ario Sasongko. Ario mengakhiri review dengan cantik, apakah mencintai keberagaman Tuhan itu sesuatu yang salah? So deep..
- Ini Harumi. Review yang seperti ini yang bikin saya kembang kempis hidung sampai paru-parunya.
- Agregator Blog Buku Indonesia. Terima kasih review-nya daaann… siap! Ini buku emang dibikin pakai gas pol. Typo-nya banyak banget ya, maaf…
- Perpetual Romanza. Nge-review sampai ke tokoh pendukung. Seruu… Terus dibandingin sama Demi Ucok. Huhuhu… iya, waktu nonton film itu aku juga merasa yah, ideku udah ada yang bikin film. Ah sudahlah, aku kan nggak nyontek. Kasus kayak Naiza ini ada banyak banget dan angle-nya juga beda. Haha.. defensif.
- Loop. Ini mah jualan, hahaha…
- Rolles Herwin. Cie cie… yang dapat kado ultah cerita Batak.
Itu dulu nampaknya.
Kalau ada mau bilang sesuatu lagi tentang buku ini, kasih tahu lah ya. Kutulis nanti di sini. Ahaaaa… mendadak Batak sayaaa…
Aku yang pernah berkayuh menelusuri jalan tanah merah diperkebunan tebu antara GM – Tanjunganom agar bisa lihat artis ibukota di bulan desember, bulan dimana pabrik memanjakan karyawannya dengan hiburan musik sekitar 89 -90.
Dian, itu aja nama yang ku ingat krn gak tau nama lengkap. Dan didot, yg selalu semangat bercerita ttg robocop dan gabannya ?. Eh….ada jg sepupumu yang bernama hasan, entah gmn kabarnya dia sekarang….
Salam buat ibu (aku memanggilnya dengan nama ‘mbak lah’)
O iya, aku deddy….deddy ferdiansyah, kawan kecilmu dahulu. Semoga masih ingat….