komitmen, again??

Seminggu ini aku diganggu dengan mimpi-mimpi tentang komitmen. Setelah bermimpi dimarahi teman gara-gara gak mau dilamar, katanya. Eh, berapa malam setelah itu, mimpi lagi. Kali ini mimpinya adalah dilamar sama salah satu Mas Kopi Buket. Hwahahahaha… Orang yang justru paling jauh dari kemungkinan melamarku. Tapi itu mimpi beneran mengganggu. Sampe akhirnya di-search ke www.dreammoods.com Dan ketemulah, ini dia artinya: To dream that you are being proposed to, indicates that you are merging a previously unknown aspect of yourself. More directly, the dream suggests you are thinking about marriage or some serious long-term commitment/ project/ situation. Your reaction to the proposal indicates your true feelings about marriage or commitment.
Nan ini… my reaction at the dream was: shocked and confused. Kalo bahasa Jawanya adalah mbingungi. I didn’t react at that night. Kayaknya gitu sih. Terus artinya apa dong?
Soalnya belakangan ini ngobrol-ngobrol sama Dito dan dia juga merasa kalau minggu-minggu ini entahlah karena cuaca yang sering murung, atau karena jablai, dia juga jadi memikirkan sebuah commitment. Bahkan ngobrolinnya sampe ke anak segala lho. So I’m not the only one who thought about long term relationship lately.
Tapi karena emang lagi nggak mau konsentrasi di situ, jadinya sering kali dicoba untuk di-distract sama hal-hal lain. Sampai pagi ini, baca di milis tulisannya mas Anwar Holid. Dia bilang kalau hal yang paling dibutuhkan dalam perkawinan adalah nafkah. Make sense banget. Bullshit-lah kalau hari gini orang menikah dan masih main di tataran cinta dan i love you thing. Cinta dan I love you mestinya udah kelar waktu pacaran sampai keluar kata-kata will you marry me? atau let’s grow old together, atau, will you be the mother of my children, atau semacamnya gitu lah.
Jadi mikir ulang lagi deh sekarang. Padahal kemaren-kemaren sampe semalem masih mikir romantisme cinta-cintaan dan sayang-sayangan gitu. Hari ini langsung kayak ke-drag ke masa lalu gitu dan manggut-manggut baca tulisan mas Anwar tadi. Bener juga ya, seekor srigala akan pulang dengan bangga kalau dia berhasil membawa buruan. Seorang istri (pada umumnya) hampir nggak peduli dari mana suaminya dapat uang, asal bisa bayar sekolah anak, belanja, beli kosmetik, bayar listrik dan sebagainya dengan lancar setiap bulan. Lalu kemana cintanya?
Mungkin mas Anwar ada benarnya, walaupun tidak sepenuhnya benar juga. Karena kalau toh kebutuhan akan hal-hal yang sifatnya material terpenuhi, tapi cintanya sama sekali nol, nggak yakin juga rumah tangga akan bertahan.
Sebuah contoh, seorang teman dengan tampilan luar serba terpenuhi, bahkan lebih. Sampai pada suatu masa, tertemukan fakta bahwa pasangannya berselingkuh. Belum ditemukan alasannya, karena sang suami kekeuh nggak mau ngaku. Tapi selama masa ngeles itu, si suami sama sekali tidak memohon dan mengiba dengan kalimat-kalimat, “Aku tuh cinta banget sama kamu, mana mungkin aku selingkuh?” atau, “Apakah semua yang kuberi sama kamu ini, tidak menunjukkan besarnya rasa cintaku sama kamu?” Padahal simply itu yang diharapkan sama temanku.
Nah loe, di sini teori tentang kebutuhan utama dalam sebuah rumah tangga adalah nafkah jadi nggak kepake sama sekali kan??
Kalo menurutku, mimpiku itu mengindikasikan sesuatu. Apa? Komitmen. Iya. Tinggal komitmen terhadap apa. Komitmen sepasang kekasih untuk berhenti di titik cinta-cintaan dan naik ke level selanjutnya untuk membina rumah tangga sakinah mawadah warohmah, atau komitmen yang sebatas melegalkan hubungan badan, atau apa?
Hah!! ngomong apa aku ini?? Mending mikir mau nyontreng apa besok!!

← tattoo: seni, identitas diri atau pemberontakan
selamat hari kartini, bagi yang merayakan →

Author:

Dian adalah penulis Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dan 8 novel serta kumpulan cerita lainnya. Peraih grant Residensi Penulis Indonesia 2019 dan She Creates Change Green Camp 2020 ini lahir tahun 1976, belajar komunikasi di Universitas Diponegoro dan STIK Semarang, lalu lanjut belajar perlindungan anak di Kriminologi UI. Dia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ibu dari Vanya Annisa Shizuka dan beberapa anak lain. Saat ini Dian menghabiskan banyak waktunya menjadi penulis lepas dan konsultan untuk isu perlindungan anak dan kekerasan berbasis gender.

  1. ingat….IQ tinggi bukan yang pertama jd pertimbangan nggih……kekekkkkkkk wish you feel the true n uncoditional love (dah baca ‘test-pack’nya ninit yunita? cocok utk orang yg sdg merencanakan utk berkomitmen lg hihihi)

  2. Semua itu sudah ada yang mengatur. Santai saja, dahulukan yang dirasa perlu bu. he..he.. saya sok bijak, padahal bernasib serupa

  3. Komitmen?for some woman its just like..may we said ‘menggadaikan kemerdekaan untuk sebuah rasa nyaman dlm versi yg berbeda’ but not happened to me ya..sometimes rasanya seru juga dijajah tercintaku..:-P

  4. Kepikiran tenan to dhek diyan? Sing sabar nggih.. Ntar khan cluenya dateng sendiri.
    Kalo memang dhek diyan siyap berkomitmen n orangnya juga ada (xixixi), pasti ada tandanya. Tandanya tanda tanya kqkqkqkq..

  5. Komitmen itu seperti sebuah perjanjian. Kesepakatan. Yang harus ditaati,dihormati,dan dijalani keduabelah pihak. Komitmen pada akhirnya akan menjadi percuma. Valueless. Saat ada hal hal yang dilanggar oleh salah satu pihak. So, kalo blum siap dengan konsistensi,loyalitas dan toleransi tingkat tinggi mending ga usah dulu berkomitmen.. Hm hm.. Daripada daripada.. Hm hm..

  6. Wah, to be honest ya.. Marriage gak sekedar komitmen loh. Mo tau lebih jauh, try it your self 😀

    Like the picture, anyway 😀

  7. kalo ada yg datang melamar jangan ditolak mbk 😀

    oh iya mbk emailnya apa? kirim email ke linda ya, nanti linda share pola baju yg simple 🙂
    atau ikutan kumpul aja yuk jum’at ini di MIMO BP

  8. – Roger nggak cemburu to??
    – Linda, thanks polanya.
    – Ucha, kan udah pernah dicoba.. karena gagal, makanya muncul tulisan ini.
    – Bella, setuju,
    – OJ, iya, kepikiran beneran rupanya

  9. memang harus sinkron juga antara lahiriah dan bathinnya, material dan spiritual, memang gak ada yang sempurna, dan kalo sudah mengikat komitmenpun harus kommit juga untuk mempertahankan… disinilah ujian sebenarnya dalam mengarungi bahtera itu, semoga semua bisa diprediksi dengan jelas… dan dipikir panjang, digelar digulung… waha kok malah kepanjangen nih komen…

  10. @Supermance: tau nih… padahal pengen dilamar, giliran dilamar malah mundur
    @Suryaden: hehehe… urusan komitmen memang gak pernah pendek ya
    @Ariel: SEMRANGAAATTT…

  11. komitmen….hmmmm…..ntar dulu dehh….kayanya adrenalin lebih terpacu ketika kita berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu…kalo udah dapet…ternyata kok rasanya biasa2 aja ya? hahahaha….

  12. Salam kenal mbak/mas?
    Mimpi ya? gemana kalau buka primbon jawa aja? lebih komplit-plit…hehehe….
    Sekali lagi lam kenal…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

What to Read Next

Perpus Provinsi Kalimantan Selatan yang Inspiratif

Beberapa hari lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara diskusi literasi di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Selatan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga buat saya. Awal menerima undangan ini saya pikir kena prank. Masa’ iya sih ada Perpustakaan Provinsi bikin acara seperti ini, pikir saya. Tapi rupanya ibu Kepala Dinas ini...

Read More →

Berkah Dalem

Selamat merayakan Natal teman-teman, Berkah Dalem. Biasanya kalimat itu yang saya kirimkan ke sahabat dan teman-teman saya melalui WhatsApp untuk memberikan ucapan selamat Natal. Pagi tadi saya menyegarkan kembali ingatan tentang frasa Berkah Dalem, yang menurut beberapa referensi artinya Tuhan memberkati, yang menurut sejarah diambil dari kata Deo Gratia, berkah...

Read More →

44 Years of Practice

Lima tahun lalu saya dapat quote keren banget tentang usia 40, seperti ini: Gambar dari darlingquote.com Lalu tahun-tahun itu berlalu dan saya lupa apa yang jadi resolusi saya di ualng tahun saya ke-40 itu. Saya hanya ingat mengirimkan surat pada 40 orang yang pernah dan masih menggoreskan makna pada hidup...

Read More →

The Class of 94 and Beyond

Ilusi bahwa saya adalah Supergirl, Harley Quin, Black Widow, Queen of Wakanda patah sudah. Tanggal 25 Juni menerima hasil antigen positif. Tidak disarankan PCR sama dokter karena dia melihat riwayat orang rumah yang pada positif, “Save your money, stay at home, have fun, order as many foods as you like,...

Read More →

Domba New Zealand dan Pahlawan Perubahan Iklim

Pada suatu hari di bulan November 2016 bersama teman-teman dari tim Alzheimer Indonesia kami mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi di Wellington, New Zealand. Kok baru ditulis sekarang? Huft.. Seandainya kemalasan ada obatnya, saya antri beli dari sekarang. Ada banyak hal yang membuat orang mudah sekali jatuh hati pada Wellington, udaranya...

Read More →

Perjalanan ‘Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam’ Menemukan Jodohnya

Jodoh, rezeki dan maut ada di tangan Tuhan, katanya. Tapi kalau kita berharap Tuhan turun tangan untuk dua item pertama, nyesel sendiri lho ntar. Antriannya panjang, Sis. Ada tujuh milyar orang di muka bumi ini. Cover Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Maka saya menjemput paksa jodoh tulisan saya pada...

Read More →

Defrag Pikiran dan Keinginan

Ada banyak peristiwa yang terjadi selama tahun 2020 ini, meskipun ada banyak juga yang kita harapkan seharusnya terjadi, tetapi belum kejadian. 2020 adalah tahun yang ajaib. Lulusan tahun ini sempat dibully sebagai lulusan pandemi. Yang keterima sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan tidak segirang tahun sebelumnya, yang wisuda tahun ini apa...

Read More →

Didi Kempot, Sugeng Tindak Ma Lord

Hari ini status itu yang saya pasang di media sosial saya dengan foto Didi Kempot hitam putih dengan tulisan the Godfather of Broken Heart. Patahnya hati saya mungkin nggak sepatah teman-teman sadboys dan sadgirls lainnya. Saya tidak mengenal secara personal mas Didi, hanya pernah papasan di sebuah mal di Solo...

Read More →